Mohon tunggu...
Literas indonesia
Literas indonesia Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negeri Tanpa Suara

19 Januari 2020   15:42 Diperbarui: 19 Januari 2020   15:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Iyan Arnova Reza Penulis Asal Kepulauan Meranti )

Ketika negara ini menjadi bungkam oleh kekuasan yang tak begitu netral, tak seperti diera kepemimpinan Presiden pertama RI yaitu Soekarno Hatta atau bung karno.

Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) sebagai negara yang kuat dalam berbagai bidang,memikiki banyak suku bangsa dan budaya,mempunyai berbagai bahasa daerah diseluruh indonesia.

Sebenarnya negara ini, bukanlah mati akan kehausan, tetapi mati karena kekuasaan.hukum hanya sebatas tajam keatas lalu tumpul kebawa. Bagaimana akan ada pondasi yang akan kokoh jika tumpul ya kebawah.

Sebagai putra bangsa yang ingin memiliki keadaan yang begitu layak dinegara sendiri, pastinya didalam era revolusi baru ini, pemuda dan mahasiswa yang berjuang menyuarakan rakyat harus dihargai bukan dihalangi dan dibentengi oleh para aparat.

Sebenarnya negeri ini milik siapa? Milik orang asing apa milik kita semua sebagai pribumi, kita lahir ditanah indonesia laku dibesarkan diindonesia, lantas kenapa putra bangsa seperti dianak tirikan yang bukan putra bangsa di anak kandungkan.

Mau jadi apa negeri ini?

Negeri yang kami junjung tinggi dengan peraturan hukum, negeri yang kami jaga agar tak satupun yang merobohkannya, lalu kenapa ketika kami ingin menyuarakan hati kecil ini,meninta keadilan.

dimana yang katanya " Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia " 

Ketika hati ini ingin sekali menjerit, tapi tak bisa untuk menjerit, ketika hati ini ingin menanggis namun tak mampu.

Kesedigan terus saja mengundang, melihat nasib negaraku yang begitu bungkam.

Kami rakyat yang hanya menuruti tapi kenapa ketika kami meminta permintasn tak dituruti.

Dimana para pejabat, dimana mereka semya yang katanya " Saya akan mewakili kalian sebagai menjemput amanah dan hak kita bersama " .

Itu semua omong kosong.......

Andai saja negeri ini dipimpin oleh para pejabat yang tak gila karena harta, pastu negeri ini akan lebih cepat untuk maju, bersaing dengan negara lainnya.

Memang tidak semua pejabat yang tidak jujur, tetapi dari 100% Para pejabat ditanah air ini hanya 0.1% Saja yang jujur selebihnya, ya fikirin saja dengan hati kita masing" .

Sudahlah.

Negeriku kini begitu tampa suara, ketika mahasiswa melakukan aksi kebenaran diusir,mahasiswa yang menuntut keadilan di usir, ketika para koruptor datang disambut dengan segala hormat.

Alangkah begitu indahnya negeriku ini,maling dihargai yang bukan maling tak ditanggapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun