Mohon tunggu...
Iyad Salaf
Iyad Salaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya orang pendiam, dan cita-cita saya ingin menjadi penulis hebat serta mampu membanggakan orang tua saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istiqomah! Perubahan Zaman Yes, Modifikasi Niat, Always Yes

29 Maret 2024   04:09 Diperbarui: 29 Maret 2024   04:40 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa hal menarik yang ingin dituliskan.

Isinya, cenderung sedikit merenungkan muatan isi kepala lalu mencoba mencurahkan kedalam tulisa media.

Dalam proses melaksanakan syari'at, kompas moral kita tertuju pada Baginda Rasulullah Saw dan para sahabat serta Tabiu't-Tabi'in.

Orang-orang modern dibingungkan dengan roda perputaran kehidupan terlebih dalam kebudayaan.

Dalam hal ini, agama islam padahal sangat memberikan kemudahan terhadap konsep perubahan zaman.

Agama samawi menjadi sesuatu yang dianggap "kolot/kuno". Padahal, jika dikaji lebih dalam kolot/kuno itu sendiri bukan berarti sesuatu yang sudah tidak layak dipergunakan. Namun, hal seperti itu adalah sebuah mutiara berharga yang harus terus dijaga dan dipertahankan(selagi tidak melanggar syari'at).

Pernah berpikir bahwa tradisi sedekah bumi adalah hal yang syirik?

Pernah berpikir bahwa sekolah modern adalah hal yang bid'ah?

Pernah berpikir bahwa tahlilan itu tidak berguna?

Atau terpikirkan beberapa hal lainnya, puasa adalah kebiasaan hindu,menyambut tamu dengan baik adalah tradisi yahudi??

Jika kita kaji kembali, hal-hal demikian adalah fungsi bagaimana otak/akal manusia itu terus berpikir. Tetapi, bukan berarti pikiran tersebut harus menolak terhadap perubahan atau beranggapan terhadap sesuatu yang dilebih-lebihkan sehingga jauh dari nilai kemaslahatan umat. Hal tersebut adakalanya bisa kita sebut kedalam sebuah akulturasi. Akulturasi tentang bagaimana Islam bisa menyebar dan menjadi agama mayoritas dan eksis hingga hari ini.

Ulama-ulama terdahulu tidak hanya menjadikan agama sebagai sumber kehidupan namun mengelola bagaimana cara menghidupkan agama.

-Sedekah bumi adalah bentuk ekspresi bertasyakur kepada Allah. Namun, jika beranggapan bahwa yang memberikan panen atau keberkahan hidup adalah adanya zat selain Allah maka itu sangat boleh dikategorisasikan sebagai hal yang syirik. Jangan dikaitkan dengan Islam, gantilah menjadi tradisi kepercayaan atau ritual lain saja.

-Sekolah Modern adalah bentuk Transformasi Pendidikan. Mengapa orang-orang selalu beranggapan kata modern sebagai implementasi bentuk hamba-hamba yang jauh dari tuhan. Padahal, tinggal kita modifikasi saja. Jika ada kesempatan selipkan beberapa pengajar atau merubah beberapa kurikulumnya, sistem sekolahnya dengan diisi muatan keislaman. 

-Tahlilan adalah bentuk budaya. Sebelum adanya Islam, Tradisi kumpul-kumpul manakala ada kematian seseorang pun sudah ada. Kita hanya perlu melihat celah saja, jika biasanya Tradisi/budaya ini jauh dari keridhoan tuhan, maka tinggal kita selipkan nilai-nilai Islam. Seperti, menambahkan bacaan-bacaan do'a atau mengaji yang Islami.

 Dan banyak hal yang lainnya yang mesti kita kaji kembali. Tergantung bagaimana orang-orang Islam melihat celah dalam perubahan zaman agar tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin pesat.

Cara-cara lainnya bisa kita tempuh dalam 3 konsep :

1. Tagyir(merubahnya)

2. Tahmil(mengadopsinya)

3. Tahrim(mengharamkannya)

Jangan hanya menggaungkan tentang hal-hal yang haram saja sehingga menyempitkan bahwa Islam itu agama yang tidak ramah dengan Tradisi/Budaya. Tetapi, kajilah/amatilah serta carilah celah sedalam mungkin tentang bagaimana Islam begitu Istimewa. Selipkan nilai-nilai Islam dalam setiap kehidupan.

Jika ada tambahan, tinggal cantumkan dikolom komentar. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun