"Kita akan bertemu lagi kan?" aku bertanya sekali lagi
"pasti dong kak, tidak usah khawatir.. Hahaha cemburu nih yeehh"
Yaelah siapa yang cemburu, khawatir tau sama kamu" balasku.
Hari itu cerita kita diakhiri dengan sederhana. Tanpa ada kata perpisahan.
------
Sampai pada akhirnya pandemi itu menghilangkan segalanya. Jiwanya dan juga hidupnya.
Aku hanya menerima kabar bahwa dia telah meninggal, karena terjangkit virus dan penyakit komplikasi.
Aku syok dan terpukul, Â terus mempertanyakan kenapa dan bagaimana.
Semua kenangan tentangmu terurai. Tentang awal kita bertemu, cerita panjang kita, malam malam yang kita lalui bersama, mimpi mimpi kita, dan idealisme hidup yang selalu kita pertanyakan.
Hidup memang tidak bisa ketebak. Rindu pun hanya bisa dipendam.
----