Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Hal Baru

Salah satu cara untuk survive adalah dengan belajar hal baru terus menerus

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Penggajian Syariah Untuk Perusahaan

25 Maret 2010   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sistem penggajian syariah? sepertinya agak baru ditelinga kita. Yang sering kita dengar adalah sistem perbankan syariah atau ekonomi syariah, namun disini saya akan membahas mengenai penggajian syariah. Walaupun kadang-kadang perbankan syariah saja tidak menggunakan sistem syariah untuk penggajian karyawan di perusahaanya, namun saya sangat yakin sistem penggajian syariah adalah sistem yang paling adil bagi pengusaha maupun karyawan.

Sistem ini sekarang sudah mulai dilirik untuk menyelamatkan perusahaan dari hantaman krisis. Ada yang terang-terangan, ada yang sambil malu-malu menyebut kata syariah dan ada yang hanya mengambil esensinya tanpa membawa kata syariahnya, alias diganti nama. Semua itu bagi saya tidak begitu penting. Yang penting adalah bahwa sistem Illahiyah ini terbukti mampu bertahan dalam berbagai situasi.

Sebenarnya prinsip dari penggajian syariah simpel sekali, yakni memberikan gaji kepada karyawan benar-benar sesuai dengan prestasi dan kontribusinya terhadap pendapatan perusahaan. Gaji karyawan bisa naik dan turun sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko ini, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Karyawan sebagai pekerja beruntung karena seluruh upayanya dalam memajukan perusahaan dihargai dengan fair. Prestasi sekecil apapun akan mendapatkan apresiasi dalam bentuk materi. Hal ini merupakan implementasi dari sebuah ayat Al Qur’an bahwa amal walaupun sebesar biji zahra, akan mendapatkan pahala yang setimpal.

Bagi Perusahaan, penggajian syariah juga menguntungkan, karena dengan sistem ini mampu merubah status biaya gaji dari fix cost menjadi variable cost. Dengan begitu biaya gaji bisa dibuat menjadi unlimited, karena semakin besar gaji yang diberikan, berarti pendapatan perusahaan juga semakin besar. Perusahaan tidak pernah terbebani dengan biaya gaji, meskipun pendapatan perusahaan sedang turun tajam.

Bukan hanya itu, dengan sistem penggajian syariah, memungkinkan menggali potensi karyawan secara lebih dalam ketimbang dengan sistem penggajian konvensional. Karena dengan sistem ini, karyawan tidak perlu khawatir bahwa upaya, ide dan prestasinya akan tidak dihargai oleh perusahaan. Kadang karyawan memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari apa yang mereka tunjukkan ketika perusahaan menggunakan sistem konvensional. Namun mereka merasa tidak ada gunanya mengeluarkan ide untuk membesarkan perusahaan, toh tidak akan berpengaruh apa-apa bagi dirinya. Alih-alih mendapatkan promosi naik jabatan, kadang kala malah justru mendapatkan perlawanan dari teman-temanya sendiri yang tidak ingin berubah.

Penggajian syariah juga akan menurunkan tingkat PHK pada perusahaan. PHK terjadi biasanya karena perusahaan tidak mampu lagi membayar gaji karyawan disatu sisi dan disisi lain karyawan tidak pernah mau diturunkan gajinya. Karyawan selalu ingin dinaikkan gajinya dari waktu ke waktu, tak peduli perusahaan sedang untung maupun rugi. Sekali menaikkan gaji, jangan harap bisa menurunkanya, maka banyak perusahaan yang lebih memilih karyawan kontrak daripada harus merekrut karyawan tetap, yang makin lama akan menjadi beban perusahaan. Sedangkan dengan sistem penggajian syariah, setiap bulan gaji bisa naik dan turun sesuai dengan laba perusahaan. Realisitis sekali kan?

Lalu bagiamana implementasi pengajian syariah ini pada perusahaan?

Pada prinsipnya, setelah melakukan pembukuan secara rinci selama satu bulan, kita akan mendapatkan data total pendapatan yang diterima. Lalu total pendapatan ini dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan pada bulan tersebut, dengan demikian kita akan mendapatkan laba bersih perusahaan. Kemudian laba bersih itulah yang akan dibagi antara perusahaan dengan karyawan. Misalnya saja 40% dari laba bersih tersebut yang akan diberikan kepada karyawan sebagai gaji dan 60% nya untuk pengembangan usaha dan sebagianya merupakan keuntungan pemilik perusahaan.

Menghitung seperti diatas sangatlah mudah, biasanya yang sulit adalah mendirstribusikan 40% jatah gaji karyawan kepada masing-masing orang agar sesuai dengan prestasi dan kontribusinya.

Salah satu solusi adalah dengan menerapkan sistem poin. Kita bisa membagi menjadi dua kelompok, yaitu poin pokok dan poin prestasi. Poin Pokok adalah poin tetap yang diberikan perusahaan dengan mempertimbangkan jabatan, masa kerja, loyalitas dan integritas selama karyawan tersebut bekerja.

Sedangkan Poin Prestasi adalah Poin yang diberikan atas prestasi yang telah ia gapai, misalnya berdasarkan omzet penjualan yang berhasil ia lakukan, jika ia seorang marketing. Jika seorang teknisi bisa diambil dari jumlah service yang telah berhasil ia lakukan dengan benar. Bisa juga berdasarkan jumlah sepatu yang berhasil ia jahit dengan baik bagi karyawan pabrik, atau berapa karung yang telah ia pindahkan dari gudang ke mobil, jika ia seorang kuli angkut gudang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun