SEBUAH video diperlihatkan Doni Monardo, 55 tahun,  di kanan saya duduk. Kami kebetulan semeja di sebuah resepsi pernikahan putri kawan, Minggu siang, 22 Juli 2018,  kemarin.  Di antara beberapa tokoh dan pejabat di dekat kami, termasuk Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan,  Doni pernah menjabat  Panglima Siliwangi - -  kini sosok  berbintang tiga itu sebagai Sekretaris Jenderal (Sesjen),  Dewan  Ketahanan Nasional (Wantanas). Wajahnya serius membicarakan  pencemaran lingkungan hidup.
Saya menjadi teringat kalimat pendiri  perusahaan air minuman kemasan, Alm., Tirto Utomo. Saya pernah mengutip kalimatnya untuk SWA, "Air adalah kehidupan." Logikanya,  hulu mata air  mengalir ke sungai. Kali tercemar  rusak kehidupan.
Saya terperanjat mendengar kalimat Doni. Saya penggemar ikan Nila.
"Benar. Pencemaran, mulai merkuri dan unsur berbahaya lain sudah sangat  tinggi."
"Mungkin sudah diperlukan polisi lingkungan hidup," kata Doni.
Saya tentu tidak sempat bercerita langkah pernah kami lakukan di kali kecil di kawasan Jl. Abdul Muis, Jakarta Pusat, kepada Sandi Uno.  Di era Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta, kami punya kegiatan Bangun Gotong Royong Jakarta (Bang Rojak). Bangrojak  melakukan kegiatan bersih toilet masjid, membersihkan kali, bahkan pernah menyemai bibit ikan bersama Saefulah, kini Sekda  di DKI Jakarta.  Sungai kecil, atau tepatnya got besar, di belakang perkantoran dari mulai Gedung BI hingga ke arah Hayam Wuruk itu sejatinya bisa dibeningkan airnya. Akan tetapi semua gedung di jejeran  kali itu,  membuang limbahnya tanpa diolah.
Pertemuan memang kadang sulit kita tebak. Tak lama saya  mengingat soal kali Abdul Muis itu,  di hadapan kami muncul Saefulah, kini masih  menjabat Sekda di DKI Jakarta itu. Sayang,  momen untuk bernostalgia ihwal kali di Jl Abdul Muis tak tersedia, karena sebagai undangan, katanya sudah harus menuju  resepsi lain. Dan Sandiga Uno, Wakil Gubernur,  pun demikian, sudah harus beranjak menjadi saksi pernikahan kerabatnya.
Doni pun beringsut menuju meja  lainnya.
Kepada saya melalui What Apps (WA), Doni  mengirim berita ihwal perubahan suhu  di seputaran DAS Citarum.
"
Hari ini?
"Ya hari ini, saat ini."
"Fenomena itu sedang dipelajari oleh Dinas Pertanian Jabar, setelah mendapatkan masukan Satgas Citarum."
Doni lalu mengirimkan 44 foto betapa menggeragasnya daun, bahkan batang  pisang segenap daunnya coklat. Saya perhatikan  foto beberapa lahan tanaman daun bawang, tanahnya kering, pucuk daun mulai terkulai.
DiÂ
Siapa saja pihak yang peduli?
"Belum ada. Kalau tidak kita memberitahu, pasif semua," jawab Doni singkat.
Adakah di antara Anda, Pembaca,  peduli, sebelum kiamat  itu bernar-benar ada dan  terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H