Sikap oknum pemimpin dan pengasuh pesantren yang membela anaknya yang diduga melakukan tindakan asusila , juga oknum guru, motivator dan dosen yang juga merasa tidak bersalah dengan kelakuan minusnya itu membuktikan mereka yang dianggap patron dan pagar pelindung malah memakan sendiri mereka yang seharusnya dilindungi. Kita perlu bertanya apakah kita kurang contoh dan figur yang bisa dipercaya sehingga aib ini terjadi, jangan-jangan ini baru awal dari puncak gunung es?
Sejalan dengan yang diutarakan penceramah KH Hasbullah yang menjadi khotib sholat Idul Adha di Masjid Al Furqon di Bulevar Hijau, Bekasi, bahwa hewan kurban yang disembelih tidak akan sampai kepada Allah SWT namun ketakwaan yang akan mendapatkan keridhoanNya.
Ada tiga pesan moral dari perayaan Idul Adha yaitu semangat totalitas patuh kepada Allah SWT seperti dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS bahwa anak hanya titipan seperti halnya dengan lainnya yaitu harta benda dan jabatan .
Pesan berikutnya memuliakan manusia dengan tidak memandang remeh manusia lain karena kekayaan, jabatan dan kekuasaannya sehingga dengan mudah melecehkan dan menyakiti perasaan manusia yang pada dasarnya bersaudara.
Dan pesan terakhir sedekah kurban hanya simbol saja dari semangat berbagi sehingga bisa mengikis sikap ego dengan keserakahan menumpuk harta benda dan lainnya secara tidak semestinya. Penyembelihan hewan kurban adalah simbol memotong sifat keserakahan dan nafsu yang seharusnya hanya dimiliki hewan yang diciptakanNya.
Menurut laporan ketua panitia ,Sukandar, ada 17 sapi dan 17 kambing menjadi hewan korban di masjid ini dan dibagikan ke lebih dari 5000 penerima yang berhak. Disamping itu Ketua DKM masjid, Zulkarnaen Jalal, juga menghimbau bantuan dan kerelaan umat untuk berpartisipasi dalam perluasan pembangunan Masjdi Al Furqon yang sudah diselesaikan sebesar 25 persen setelah pembangunan kurang lebih dua bulan.
“God is the best doctor and Prayer is the best medicine” (Tuhan itu dokter yang terbaik dan berdoa adalah obat yang terbaik).
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H