Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris dan Pekerja Kreatif Televiisi

Lahir di Malang - Hobi Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengenang Arry Syaff, Vokalis Cockpit Band

12 Desember 2020   21:45 Diperbarui: 12 Desember 2020   21:56 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wafatnya sahabat saya Arry Syafriady (Arry Syaff) pada Sabtu dini hari (12 November 2020/27 Rabiulakhir 1442 H) di rumah sakit sungguh mengagetkan. 

Arry adalah teman yang terakhir bertemu tahun 2015 sepertinya tidak punya penyakit rawan dan membahayakan. Dia tetap ceria dan serius dengan pekerjaan dan profesinya sebagai vokalis utama Cockpit, yang sering memainkan lagu-lagu lawas dari Grup progressive rock dari Inggris, Genesis dan juga menjadi pengacara (lawyer) untuk urusan hak cipta.

Pertama kenal Arry tahun 1996, saat kita bergabung dengan sebuah PH , PT CMP Entertainment, yang memproduksi beberapa acara non drama/light entertainment seperti kuis dan disana saya produser dan dia asisten produser, juga bergabung teman-teman lain di PT ini yang punya latar belakang televisi. 

Arry yang pernah bekerja di televisi TPI (skrg MNC TV) punya latar belakang bermusik yang kental, sehingga dia banyak terlibat dalam pembuatan jingle OBB (Opening Billboard) sebagai opening tune sebuah acara sebagai latar belakang animasi atau graphic design dari acara tersebut. Arry ada di belakang pembuatan musik kuis Cocok, Berburu Emas, Sapu Bersih dan Tantangan 1 Milyar, beberapa produksi dari CMP saat itu.

Selepas tahun 98 dan masuk ke krisis moneter, banyak perusahaan gulung tikar,seperti PH kami itu juga, namun saya dan Arry terus berkomunikasi dan sempat mengajukan beberapa proposal acara ke televisi dan radio saat itu. Jaman  akhir 90an, ternyata lagi booming musik-musik lawas termasuk repertoire dari Genesis, dan disitulah Arry muncul bersama Cockpit band. 

Senang rasanya bisa melihat dia latihan dengan rekan-rekannya dari Cockpit band di studionya di jalan Panglima Polim, seperti Bang Yaya Muktio (penabuh drum Gong 2000, almarhum Bang Odink Nasution, Bang Raidy Noor, Bang Ronny Harahap dan saat itu masih sekolah, anaknya Bang Yaya, Rama Muktio sebagai tandem ayahnya sebagai penggebuk drum Cockpit.

Seru menghadiri tour of concert dari grup ini, dan Arry semangat sekali menyanyikan lagu-lagu Genesis yang sulit seperti Supper’s Ready, In the Cage, Firth of Fifth dan lain-lain. 

Tempat konsernya pun karena banyak cafe dulu , pernah di Bengkel cafe, Fashion cafe, Gondola cafe, Warung Kemang, Champions Cafe dan lain-lain. Kebetulan saat itu masih ada radio M97 FM yang jadi salah satu radio milik Prambors yang sering memutar lagu-lagu rock klasik , sehingga iklan konser promo band itu sejalan dengan misi radio yang sudah almarhum ini, jadi sering diputar.  

Keseharian Arry juga sederhana, saya sering ke rumahnya di Utan Kayu, bahkan kalau kemalaman jadi tidur di rumahnya, sekadar nunggu waktu subuh.  

Lucunya memang Arry saat itu memang kuat sekali begadangnya, sehingga target dia sebelum hari mulai terang, dia akan tidur, makanya dia nunggu waktu subuh, sholat dan baru tidur. Sehingga saat itu tertidur hingga siang, dan saya harus pulang saya pamit dengan keluarganya, terutama ibunya, sedangkan ayahnya sdh pergi kerja. 

Arry sejak kecil sudah jadi anak yatim namun dia santun dengan ibu sambungnya dan keluarganya yang lain. Saking dekatnya kita dulu pernah sama-sama ke Sumedang, kota kampung ayahnya.

Pengalaman kocak dengan Arry adalah dialah yang membuat saya jadi doyan pecel lele dan daun kemangi, dan kalau makan hidangan itu, Arry sangat lahap ditambah pelepas dahaganya jeruk panas, dan hembusan rokoknya, sedap, puas banget dia sepertinya!  

Di lain waktu ada kesempatan ketemu dengan teman juga, Yovie Widianto, leadernya Kahitna, sebelum ngobrol yang serius, ternyata terjadi adu nostalgia olah raga antara Arry dan Yovie, dari bintang olah raga masa lalu seperti Lodewik Akwan, Waskito, Panus Korwa, Adolf Kabo, Emma Tahapary, Junaidi Abdillah keluar semua jadi bahan guyonan hahaha. 

Saya juga heran, kok mereka pemusik peduli olahraga? Remaja jaman orba nggak ada matinya memang. By the way, Arry juga pengamat tinju juga dan pernah diundang di sebuah talkshow tentang tinju di Indosiar. Multitalenta juga hobinya ternyata.   

Peran Arry yang lain dalam profesinya sebagai asisten produser ada di acara musik tahun 2006, Selebriti Jam,produksi bersama ANTV dan Becker Entertainment

Dia kerja keras dan pontang-panting untuk mencari lagu-lagu yang bisa dipanggungkan di acara live setiap Rabu di ANTV itu. Dia aktif mengawasi latihan para penyanyi dan selebritis yang berduet di studio musik Vicky Sianipar di Manggarai. Dia sangat kreatif dan energetik sekali saat itu. Sayang kita hanya memproduksi 14 episode itu dan setelah itu kita berpisah dengan kegiatan kita masing-masing.

Terakhir Arry masih mengupload foto-foto promo konser para alumni Universitas Trisaksi (dia kuliah disana) , foto ultah anaknya dan komen kepada postingan saya di medsos. 

Semoga husnul khotimah Arry Safriady. Sedih memang tahun 2020 ini, kita sudah kehilangan Didi Kempot, Glen Fredly, Erwin Prakarsa (Dewa 19), dan sekarang Arry Syaff.  Namun dunia internasional juga kehilangan Eddy Van Halen, dua bulan yang lalu. Tahun yang menyedihkan memang.

“That’s nothing here I can’t understand and none cares I am a lonely man......” (cuplikan dari Lagu Genesis , Alone Tonight) diiringi dengan suara jangkrik-krik krik krik dan hujan rintik-rintik-tik tik tik......Selamat jalan Arry menuju keabadian. You’re will be missed. IP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun