Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setiap Zaman Ada Bencana, Tidak Perlu Panik

28 Juni 2020   18:22 Diperbarui: 30 Juni 2020   07:53 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak bencana lain, seperti banjir tahunan di Jakarta, longsor di beberapa daerah; yang menciptakan perasaan takut, cemas dan beban pikiran masyarakat.  

Belum lagi gangguan keamanan lokal, mungkin karena demo, kelompok bersenjata, atau ulah preman.  Itu semua mengganggu kenyamanan kehidupan, menciptakan ketakutan, membuat kehidupan tidak pasti, mungkin ekonomi juga terganggu.

Menghadapi pandemi COVID-19 in, seyogyanya menggunakan pikiran yang jernih dan reaksi yang wajar, lebih tepatnya sebaiknya ditanggapi secara efisien. Apa yang telah disampaikan pemerintah, melalui berbagai regulasi dan protokol kesehatan, sebaiknya dipatuhi.

Kita ambil sisi positif dari aturan menjaga jarak, keluar rumah seperlunya, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga kesehatan.

Sudah lebih dua bulan ini pandemi berjalan, kiranya perasaan panik atau cemas, harusnya sudah berganti dengan nikmat.

Maksudnya, mulai menikmati keadaan ini. Mengambil hal-hal positif dari tinggal di rumah, nikmatnya bekerja di rumah, atau lebih banyak belajar di rumah, menikmati kehidupan keluarga.

Saya pahami bahwa pandemi COVID-19 telah banyak merubah irama kehidupan, bahkan mulai memberi dampak penurunan aktivitas ekonomi pada sektor-sektor tertentu. Gejala penurunan pertumbuhan ekonomi dan indikator makro lain telah banyak dikemukakan.  

Mungkin usaha bisnis tertentu menurun omsetnya, bahkan tutup dan memberhentikan karyawannya.  Ini menjadi tanggungjawab berat para manajer atau leader organisasi bisnis tertentu.

Tapi saya yakin, para manajer itu pasti menemukan jalan keluar.  Manajer atau leader yang baik pasti mampu memaknai pandemi ini secara lahir atau bathin.

Ini semua adalah bagian dari bencana, kesulitan dan cobaan yang harus dihadapi. Karakter kepemimpinan sedang diuji. Ini akan menjadi amal jariah para pemimpin yang amanah, sabar dan senantiasa berorientasi kepada manfaat orang banyak.  

Sebaliknya pemimpin yang reaktif, panik atau kemrungsung (tidak tenang) justru memperburuk kinerja organisasinya. Panik menciptakan keputusan keliru, keluar biaya banyak dan tidak manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun