Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Usia 50 Tahun Rafting di Sungai Ayung, Siapa Takut!

29 Maret 2017   23:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
relief Ramayana di tebing sungai (atas) dan air terjun (bawah) (koleksi pribadi)

Makin heboh lagi saat perahu saling bertemu.  Kami saling menabrakkan perahu, saling menggoda, saling menyiram air sungai.  Siapa yang bajunya masih kering, sengaja disiram air.

heboh saat perahu bertemu (koleksi pribadi)
heboh saat perahu bertemu (koleksi pribadi)
Kami lupa bahwa sudah berusia lima puluh tahunan. Rafting membuat kami bisa tertawa lepas.  Mungkin anak atau cucu ikut tertawa melihat tingkah laku kami. Kami benar-benar terhibur oleh pemandangan sungai Ayung. Alam dan panorama sekitar sungai yang indah dan menakjubkan membawa pikiran menjadi segar dan lebih baik.

Look deep into nature, and then you will understand everything better.  - Albert Einstein

relief Ramayana di tebing sungai (atas) dan air terjun (bawah) (koleksi pribadi)
relief Ramayana di tebing sungai (atas) dan air terjun (bawah) (koleksi pribadi)
Keindahan alam dan sungai Ayung memang luar biasa.  Sungai Ayung memiliki lebar rata-rata 10 meter dan aliran yang deras.  Budaya masyarakat mampu memelihara alam, hutan dan ekosistem dengan baik, sehingga alamnya masih lestari.  Beberapa air terjun atau air mengalir ke sungai menciptakan komposisi ritme musik air yang unik.  Sementara batuan di sungai dan tebing ikut membentuk lansekap sungai yang harmonis.  Makin indah lagi dengan adanya pahatan di tebing yang menggambarkan kisah Ramayana.

sensasi rafting Ayung (koleksi pribadi)
sensasi rafting Ayung (koleksi pribadi)
Begitu perjalanan rafting berakhir, berbagai cerita keseruan tidak ada habisnya mengalir.  Bahkan saat kami sudah ke kehidupan masing-masing, semua tidak berajak dari cerita rafting.  Kami pun masih berkeinginan untuk kembali rafting, meski usia sudah 50 tahun.  Semangat!!!

Malang, 29 Maret 2017

Penulis menulis buku:  

  1. Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1  
  2. Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  3. Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1  
  4. Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun