Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Usia 50 Tahun Rafting di Sungai Ayung, Siapa Takut!

29 Maret 2017   23:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wherever you go, no matter what the weather, always bring your own sunshine. - Anthony J. D'Angelo

Olah raga rafting umumnya dilakukan orang-orang yang terlatih, atau anak-anak muda.  Rafting atau arung jeram selalu dihubungkan dengan olahraga ekstrim, mengarungi sungai arus deras, hanyut dan masuk jeram, menabrak batuan, berputar, mungkin juga tenggelam di sungai.

Melihat anak-anak muda yang rafting, hebohnya mereka, betapa gembiranya mereka.  Apa sih serunya? Nikmatnya? Sensasinya?  Ini yang mungkin menjadi pertanyaan orang-orang seusia saya.

Bagi usia 50an, melakukan rafting mungkin menjadi pertanyaan, sekaligus penasaran.  Usia 50a adalah generasi yang mungkin baru mengenal rafting.  Dulu mereka mungkin naik batang pohon pisang di sungai, yang airnya lebih tenang. 

Selain untuk sport, rafting adalah bagian dari industri wisata global yang mulai marak masuk ke pelosok desa dan hulu.  Wisata rafting didisain aman dan nyaman, dipandu manajemen yang profesional.

Naik mobil (atas) dan trekking (bawah) menuju start rafting (koleksi pribadi)
Naik mobil (atas) dan trekking (bawah) menuju start rafting (koleksi pribadi)
Saya bersama teman-teman ex kuliah mencoba wisata rafting di sungai Ayung, di Gianyar Bali, dalam rangkaian kegiatan reuni.  Mendengar kata rafting, di antara kami langsung ada respon kaget, bertanya atau menolak.  Yang setuju pun diam sambil penasaran.  Respon kaget umumnya disebabkan karena fisik kami sudah berumur bahkan sudah punya cucu, badan melar, kurang olah raga, atau punya cidera.

peta lokasi (googlemap)
peta lokasi (googlemap)
Jelasnya kami 35 orang akhirnya manut panitia dan operator rafting.  Kami diangkut naik mobil bak terbuka menuju posisi start rafting. Turun dari mobil, kami berjalan menuruni jalan terjal sejauh sekitar 750m.  Ini ternyata cukup menguras tenaga.  Kaki-kaki gemetaran menahan beban tubuh saat menuruni tangga tanah.

Setelah brifing, kami turun ke perahu karet. Setiap perahu memuat lima atau enam orang termasuk pemandu. Sensasi rafting pun dimulai, yang panjangnya sekitar 10 km atau memakan waktu sekitar 2 jam.

Perahu pun hanyut di sungai.  Pemandu duduk di belakang mengendalikan arah perahu dan memberi aba-aba dan perintah.  Perintahnya sederhana yakni mendayung maju, mundur dan stop.  Aba-aba maju diberikan saat perahu lambat, air tenang atau menuju jeram.  Begitu masuk jeram kami harus stop, dan sepenuhnya dikendalikan pemandu.

perahu bergoyang dan heboh (koleksi pribadi)
perahu bergoyang dan heboh (koleksi pribadi)
Mana sensasinya? Sensasinya ada di berbagai momen, di saat mendayung, saat air sungai masuk perahu atau saat duduk berubah posisi.  Itu ketika masuk jeram, ada arus deras, ada batu-batu yang menghadang.  Pada momen itu, perahu pasti meluncur, bergoyang, berputar, atau bisa terbalik.  Belum lagi ada perahu yang macet berhenti di batu atau di pusaran arus.

Di antara kami ada yang ketakutan, pucat, kaget, atau terlempar dari posisi duduk.  Tapi, ternyata itu hanya sekejap atau di saat awal saja.  Saat ada momen yang kedua, ketiga atau seterusnya, kita sudah sudah menguasai kondisi, bisa tertawa dan menikmati aliran deras sungai.    Beberapa teman bahkan tangannya sudah terus menyentuh sungai seakan siap berenang.

Makin heboh lagi saat perahu saling bertemu.  Kami saling menabrakkan perahu, saling menggoda, saling menyiram air sungai.  Siapa yang bajunya masih kering, sengaja disiram air.

heboh saat perahu bertemu (koleksi pribadi)
heboh saat perahu bertemu (koleksi pribadi)
Kami lupa bahwa sudah berusia lima puluh tahunan. Rafting membuat kami bisa tertawa lepas.  Mungkin anak atau cucu ikut tertawa melihat tingkah laku kami. Kami benar-benar terhibur oleh pemandangan sungai Ayung. Alam dan panorama sekitar sungai yang indah dan menakjubkan membawa pikiran menjadi segar dan lebih baik.

Look deep into nature, and then you will understand everything better.  - Albert Einstein

relief Ramayana di tebing sungai (atas) dan air terjun (bawah) (koleksi pribadi)
relief Ramayana di tebing sungai (atas) dan air terjun (bawah) (koleksi pribadi)
Keindahan alam dan sungai Ayung memang luar biasa.  Sungai Ayung memiliki lebar rata-rata 10 meter dan aliran yang deras.  Budaya masyarakat mampu memelihara alam, hutan dan ekosistem dengan baik, sehingga alamnya masih lestari.  Beberapa air terjun atau air mengalir ke sungai menciptakan komposisi ritme musik air yang unik.  Sementara batuan di sungai dan tebing ikut membentuk lansekap sungai yang harmonis.  Makin indah lagi dengan adanya pahatan di tebing yang menggambarkan kisah Ramayana.

sensasi rafting Ayung (koleksi pribadi)
sensasi rafting Ayung (koleksi pribadi)
Begitu perjalanan rafting berakhir, berbagai cerita keseruan tidak ada habisnya mengalir.  Bahkan saat kami sudah ke kehidupan masing-masing, semua tidak berajak dari cerita rafting.  Kami pun masih berkeinginan untuk kembali rafting, meski usia sudah 50 tahun.  Semangat!!!

Malang, 29 Maret 2017

Penulis menulis buku:  

  1. Iwan Nugroho. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 978-602-9033-31-1  
  2. Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Cetakan Ulang. Diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta. ISBN 979-3330-90-2 
  3. Iwan Nugroho dan Purnawan D Negara. 2015. Pengembangan Desa Melalui Ekowisata, diterbitkan oleh Era Adicitra Intermedia, Solo. 281 halaman. ISBN 978-602-1680-13-1  
  4. Iwan Nugroho. 2016. Kepemimpinan: Perpaduan Iman, Ilmu dan Akhlak. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 362p. ISBN 9786022296386

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun