Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyaksikan Indahnya Tari Calon Arang di Bali

25 Maret 2017   22:36 Diperbarui: 28 Maret 2017   01:00 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tarian Calon Arang (koleki pribadi)

Adegan layon tari Calon Arang (koleksi pribadi)
Adegan layon tari Calon Arang (koleksi pribadi)
Bagian lain menutup tarian Calon Arang adalah adegan manusia meninggal atau layon.  Acara seperti ini harusnya dilakukan makam.  Pada malam itu, ada sekitar duapuluh orang laki atau perempuan, tiba-tiba meninggal dengan tubuh terbujur kaku, diletakkan berjajar.  Mereka meninggal selama sekitar 20 menit sebelum dibangunkan oleh tokoh adat. 

Kami para tamu diminta membuktikan mayat-mayat itu, termasuk foto bersama.   Tubuh mayat itu memang dingin dan kaku.  Beberapa orang harus mengusir semut yang mulai mendekat karena bau mayat-mayat itu.  Begitu mayat itu hidup kembali, mereka kemudian menerima siraman air suci dari tokoh adat setempat.   Acara berakhir sekitar jam 23.00.

Semua pemeran menerima air suci (koleksi pribadi)
Semua pemeran menerima air suci (koleksi pribadi)
Pesan moral cerita atau tarian Calon Arang adalah bahwa kebaikan selalu berdampingan dengan kejahatan.  Keduanya akan ada sepanjang masa, mempengaruhi kehidupan manusia.  Kejahatan tidak mudah dikalahkan oleh kebaikan.  Kejahatan bahkan sering nampak kuat dan dominan, dan bisa mengelabuhi kebaikan.  Upaya melawan kejahatan memerlukan pengorbanan dan kesabaran, dan tidak boleh berhenti sepanjang masa.

Sajian tarian sakral Calon Arang, adalah bagian kegiatan sosial budaya Yayasan Mandala Suci, pimpinan Jro Bawati Prabu Mandala.  Ia tidak lain adalah teman kami kuliah dulu, yakni I Nengah Atmaja.  Gelar insinyur pertanian ia persembahkan untuk mengabdi ke masyarakat.  Ia menjadi orang yang dituakan oleh masyarakat.  Yayasan juga memberikan pelayanan pengobatan dan pencerahan kepada masyarakat.

Malang, 25 Maret 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun