Kemampuan cepat beradaptasi mencerminkan pemahaman terhadap realita. Â Realita itu menjadi bahan pembelajaran, sekaligus memperkaya pengalaman dan kemampuan analisis sintesis. Â Dalam jangka panjang ini dapat menciptakan produktivitas dan keberhasilan.
Percaya diri. Â Seseorang harus percaya diri keluar dari kegagalan. Â Kriteria gagal di masa lalu, belum tentu sama dengan kriteria sekarang atau akan datang. Â Karena itu, seseorang jangan mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Â Misalnya ada orang mengatakan menulis itu sulit, maka argumen itu harus dilawan dan dihadapi. Â Semua orang akan bisa menulis kalau ia banyak membaca dan terus berlatih menulis.
Masa depan ada di dalam diri seseorang, bukan dari orang lain. Â PD aja.. hehe. Â Dalam banyak hal, pendapat atau ketakutan orang lain; dapat mematikan hasrat dan semangat, dan pada gilirannya mengganggu produktivitas. Â Hal ini justru dibalik, kalau orang lain bisa, maka saya pun harus bisa.
Cara berpikir atau memandang baru. Â Merubah perspektif perlu dilakukan. Â Ini membutuhkan cara berpikir yang positif. Â Pepatah mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Â Ini adalah contoh merubah cara pandang tentang kegagalan.
Ada juga pepatah we are actually the bigger than we think we are. Â Seringkali, seseorang takut melangkah karena ketakutan yang dipikir sendiri. Â Perspektif ini harus dirubah dan dibalik. Â Jika seseorang berpikir negatif maka kegagalannya dihubungkan dengan ketidak mampuan atau takdir. Â Namun seorang yang berpikir positif, maka kekagagalannya bermakna sebagai pembelajaran, atau satu langkah lebih dekat untuk sukses. Â
Jangan melanggar hukum. Â Kegagalan akan senantiasa dihadapi seseorang. Â Ini proses seleksi atau hukum alam. Â Seseorang bisa tidak lolos seleksi, tidak naik jabatan, atau tidak masuk nominasi. Â Ini proses alamiah, bahkan bisa menjadi pembelajaran untuk meraih keberhasilan. Â Siapa yang mau belajar, berubah, memberi manfaat, Â atau sungguh-sungguh meningkatkan mutu hidup, pasti akan menggapai keberhasilan.Â
Semua orang punya peluang yang sama untuk berhasil. Â Hindari perilaku curang, moral hazard, atau terpengaruh godaan pencari rente. Â Kalau ingin berhasil harus mematuhi prosedur dan ketentuan berlaku. Â Proses itu harus dilalui dalam rambu-rambu etika, tidak merugikan pihak lain, atau tidak melanggar hukum.
Malang, 24 Februari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H