Seseorang perlu menguasai perihal pengetahuan ekosistem, ekonomi, manajemen, sosiologi dan globalisasi. Â Ilmu itu dapat mengasah kepekaan untuk melihat fenomena yang sedang terjadi, dan mengambil sikap yang tepat
Tiga, kompetensi teknologi informasi dan komunikasi. Â Seseorang perlu menguasai TIK, agar hidupnya menjadi mudah dan efisien. Â Seseorang perlu menguasai dunia website, excel, video dan audio dan cara bekerjanya untuk membantu manajemen, komunikasi dan pengambilan keputusan. Â Gadget perlu dikuasai untuk mendukung kinerja dan bekerja. Â Rasanya sangat tidak nyaman mempunyai teman yang masih gaptek, seolah masih hidup di dunia lain.
Empat, kompetensi bahasa asing. Â Bahasa Inggris, Arab, Cina, Spanyol atau bahasa asing lain perlu dikuasai agar dapat mengenal dunia luar sana. Â Rasanya senang mendengar anak-anak muda sekarang, yang mau maju, inginnya sekolah atau merantau di negeri orang. Â Penguasaan bahasa asing bukan saja menjadi kompetensi tersendiri, tetapi membantu mengakses kompetensi iptek secara cepat, selain kompetensi penguasaan budaya (cross culture competence).
Lima, kompetensi akhlak dan kesalehan sosial. Â Mengembangkan akhlak adalah level kompetensi tertinggi. Â Ini adalah level dimana seseorang memberi manfaat kepada lingkungannya. Â Persoalan pada dirinya sudah selesai, yang ada adalah untuk kemanfaatan orang lain. Â Ini merupakan kematangan seseorang, Â hasil dari fungsi otak kanan yang terlatih dan optimal. Â Kompetensi akhlak dan kesalehan sosial ini dimiliki oleh para pemimpin yang arif, yang amanah dan senantiasa memberi solusi.
Penguasaan multi kompetensi adalah solusi kehidupan.  Seseorang tidak boleh berpuas dengan kompetensi yang saat ini dimiliki.  Ia harus belajar, merubah cara berpikirnya, untuk menambah kompetensi lainnya.  Mengeluh atau menyalahkan adalah pertanda  tidak mampu.  Seseorang perlu dan wajib belajar dan banyak membaca perihal agama, ekonomi, ekosistem, globalisasi, TIK, menguasai bahasa asing, dan melatih otak kanan.Â
Penguasaan multi kompetensi perlu diwariskan. Â Kompetensi perlu dituliskan agar dapat dibaca, diwariskan atau dipelajari generasi muda. Â Anak-anak muda perlu didorong untuk masuk ke suasana belajar, berkompetisi, dan beraktivitas (serba bisa) apa saja. Â Mereka perlu diberi kesempatan dan tantangan untuk maju dan berkembang. Â Â
Malang, 26 September 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H