Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berwisata ke TN Baluran, Banyuwangi

24 Februari 2014   00:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32 2485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="535" caption="Satwa kera di pantai Bama (Koleksi pribadi)"]

[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="587" caption="Matahari terbit, di pantai Bama (koleksi pribadi)"]

[/caption] Layanan dan fasilitas wisata pantai Bama sangat beragam.Pantai berpasir putih sepanjang 300 m memberikan pemandangan yang indah.Pantai ini merupakan perairan selat Bali, dan tepat menghadap ke arah timur, sehingga dapat menikmati matahari terbit.Sayangnya pagi itu (9 Feb 2014), langit berawan sehingga matahari seperti enggan menunjukkan sinarnya.Aktivitas pagi hari itu, kami dan rombongan mengisi kegiatan dengan menyusuri pantai, dengan mengamati tanaman bakau, dan diakhiri senam bersama.

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Vegetasi mangrove Pantai Bama (koleksi Pupung)"]

[/caption] Aktivitas wisata bahari yang kami nikmati hari itu adalah kano, susur atau jelajah mangrove, keliling pesisir, dan snorkling.Setiap orang harus memastikan diri dalam posisi sehat dan save, dengan menggunakan pelampung.Bermain kano sangat mudah.Kano dari bahan serat fiber sepanjang 2 m itu sangat ringan.Siapapun dapat langsung menaiki, menggunakan dayung dan siap meluncur ke tengah laut. Tapi tentu saja tidak semudah itu, ada beberapa kawan yang mungkin karena panik, sehingga tidak mampu menjaga keseimbangan sehingga kano oleng dan terjatuh.Tapi umumnya yang bisa berenang akan mampu menguasai keadaan.

Susur mangrove adalah menikmati tepian pantai sepanjang mangrove.Ini dilakukan sambil berkano, atau langsung masuk nyebur di laut.Benar! Kita langsung nyebur ke laut dan berjalan kaki menginjak tanah di dasar pantai dengan kedalaman hingga 80 cm.Susur magrove dilakukan sepanjang kira-kira 400 m, didampingi pemandu petugas TN Baluran.Awal nyebur laut, memang ada kekuatiran dan ketakutan tertentu.Suhu dingin air laut tidak akan membuat tubuh menggigil, karena tubuh bergerak terus. Kini mangrove benar-benar ada dihadapan mata, dapat disentuh dan dirasakan.Disinilah tampak kerapatan hutan mangrove, habitat bagi sumber kehidupan perairan.Terkadang ditemui benih-benih ikan tongkol seukuran 5 cm bergerombol.Penulis mengakhiri susur mangrove selama kurang lebih 1 jam itu di suatu dermaga buatan.Dari sini kemudian penulis naik dan berjalan kaki menikmati hutan mangrove dari darat kembali ke pantai asal.Saking rapatnya, vegetasi magrove ini membentuk kanopi tinggi sehingga membentuk tutupan dari sinar matahari pagi.Kami seperti berjalan di dalam ruangan hutan magrove. Kabarnya mangrove di TN Baluran termasuk masih alami, dan ada pohon yang memiliki berdiameter ukuran 2 m.

[caption id="" align="aligncenter" width="573" caption="Berkano dan snorkling, Pantai Bama (koleksi Pupung)"]

[/caption] Kegiatan berikutnya adalah keliling pesisir dan snorkling.Hal ini sempat tertunda karena menunggu pasang air laut dan untuk kenyamanan berperahu.Kami diantar dengan perahu boat berkapasitas 40 PK yang memuat 10 orang.Boat berwarna putih ini sepertinya masih baru.Yang menarik, dilantai boat ini dipasang kaca untuk melihat pemandangan bawah laut.Pak Bambang, pengemudi boat mengarahkan ke tempat tujuan yang benar-benar eksotik.Sungguh luar biasa, kekaguman kami semakin dalam, menambah rasa syukur akan kebesaran Allah dalam menciptakan makhluk dan bumi ini.Di dekat garis pantai, di kedalaman sekitar 60 cm, vegetasi bawah laut didominasi oleh lamun, atau disebut padang lamun, sejenis tumbuhah rumput berdaun panjang.Padang lamun disini tidak setebal di sekitar perairan Wakatobi.Semakin menjauhi pantai, hingga kedalaman tidak lebih 3 m, dapat terlihat jelas beraneka warna hamparan bumi dengan terumbu karang, ikan dan hewan air.Pada kedalaman lebih dari 10 m, yang nampak adalah pemandangan kosong dengan warna gelap.

[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="Melihat pemandangan bawah laut dari kaca di perahu (Koleksi Pupung)"]

[/caption] Di beberapa tempat yang hamparannya dangkal dan jelas, bermacam pemandangan muncul.Ada yang berwarna abu-abu, hijau, biru, dan merah; dengan bentuk-bentuk kubah bulat, tumbuhan bercabang, rumput permadani.Ikan-ikan kecil berukuran hingga 15 cm yang lalu lalang diantara karang, menambah keindahan hamparan dasar pantai ini.Di beberapa titik lokasi, ditemukan besi berbentuk persegi panjang seukuran sekitar 2 x 4 m persegi.Kata pak Bambang, ini adalah upaya penanaman terumbu karang yang dilakukan taman nasional.Tidak lama kemudian, boat menghentikan lajunya.Kiranya kami dipersilakan bersiap diri untuk snorkling.Kami memakai kacamata, pipa pernafasan, dan sepatu katak.Ini adalah ketiga kalinya penulis menikmati pemandangan bawah laut sesudah di Poncomoyo (TN Meru Betiri) dan Waha (TN Wakatobi).

[caption id="" align="aligncenter" width="645" caption="bersnorkling (koleksi Pupung)"]

[/caption]

Tujuh orang akhirnya turun ke laut, yakni penulis, Sui, Tri Wardhani, Sabar, Dedi, Frida, dan Firman, didampingi pemandu pak Bambang.Purnawan DN (Walhi Jatim), atau Pupung, tetap tinggal di boat untuk menunaikan tugas pengambilan gambar.  Beberapa kawan agak kesulitan menyesuaikan snorkle karena baru pertama kali, meski mahir berenang.Namun beberapa saat berikutnya sudah berenang mengamati hamparan bawah laut.Suasana makin ramai, karena tiga kawan yang berkano ikut bergabung menikmati kegembiraan ini.Berbeda dengan penglihatan melalui kaca di boat, dengan snorkling tubuh kita seolah menyatu dan berkomunikasi dengan kehidupan bawah laut.Tangan bisa meraih ikan-ikan di antara terumbu karang yang beraneka ragam bentuk.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Anemon laut (www.gadis.co.id)"]

[/caption]

Pak Bambang memanggil kami, mengajak ke suatu arah untuk melihat anemon laut.Penulis segera ikuti, dan menyaksikan anemon itu berlama-lama. Rasanya tidak ingin beranjak dari situ.Anemon laut bukanlah dari jenis tumbuhan, tetapi merupakan jenis hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan (Wikipedia). Anemon berwarna ungu kebiruan itu bergerak-gerak seolah memanggil ikan berwarna merah di sekitarnya.Dua makhluk itu seolah menari dan berdansa memamerkan paduan warna yang serasi dan indah.Subhanallah!Penulis menjulurkan tangan meraih ikan merah itu tetapi tidak mampu menjangkaunya.Kawan-kawan lain juga ikut menikmati keindahan ini.

Kami menikmati snorkling cukup lama.Bila capai, kami berdiri berpijak dihamparan pasir yang dangkal.Disini kami juga mengatur membetulkan letak snorkle.Kami juga membantu teman yang tidak bisa berenang, membesarkan hati, untuk terjun ke laut.Pak Bambang memandu dan membimbing kami dengan sabar.Disinilah suasana makin ramai karena saling mencoba menenangkan dari kepanikan atau ketakutan.Suatu bentuk solidaritas yang nyata, menyatunya kehidupan antar manusia dengan alam. Perasaan ingin bersama-sama merenungkan dan mensyukuri ciptaan Allah (Tafakkaru fi khalqillah).Kegiatan snorkling diulang kembali untuk kawan yang belum berkesempatan karena terbatasnya kapasitas boat (hanya 10 orang).Penulis kembali ikut kloter kedua ini untuk mengajak dan membesarkan hati agar semua orang dapat merenungkan, menikmati dan mensyukuri ciptaan Allah.Belakangan setelah kembali ke Malang, seorang kawan menunjukkan penyesalannya karena tidak ikut berenang.

Pemandangan bawah laut antara pantai Bama dengan Poncomoyo (TN Meru Betiri) dan Waha (TN Wakatobi) memang tidak dapat dibandingkan.Pantai Bama kondisinya lebih alami karena masuk dalam kawasan konservasi yang terjaga secara ketat dan relatif terpisah dari kegiatan ekonomi masyarakat.Sementara di dua tempat tersebut, aktivitas ekonomi perikanan masyarakat dan kehidupan nelayan berjalan bersama-sama dengan kegiatan konservasi.Nuansa manfaat konservasi dan pendidikan ekologi pantai Bama lebih kuat.Sementara di Poncomoyo (TN Meru Betiri) dan Waha (TN Wakatobi) ada misi menghasilkan kesejahteraan bagi penduduk di sekitarnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Keindahan pantai Bama dan gunung Baluran (koleksi Pupung)"]

[/caption] Dengan berperahu itu, kami juga menyaksikan panorama daratan yang sangat indah.Pantai Bama dengan pasir putihnya, barisan hutan bakau yang hijau, dan latar belakang gunung Baluran yang terpaku, menjadi lansekap yang luar biasa.Air laut juga demikian bersih dan bening.Ada perasaan takjub dan bangga, bahwa TN Baluran ini dapat menjalankan amanah mengkonservasi wilayah ini dengan baik.Ini sudah barang tentu harus didukung khususnya oleh pelaku wisata dan wisatawan dengan cara mematuhi aturan-aturan berwisata yang benar.Ada semacam tanggungjawab moral bahwa keindahan alam ciptaan Allah ini harus dapat dinikmati oleh siapa saja, terutama untuk anak-anak cucu generasi mendatang.

Malang, 23 Februari 2014.

Baca tulisan sebelumnya

  1. Pulau Merah, Banyuwangi, Wisata Pantai yang Bersih
  2. Menikmati Kuliner Halal Thailand
  3. Spiritual dan Ilmu, Kunci Kehidupan
  4. Mencegah Korupsi: Mendefinisikan Kecukupan dan Kepedulian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun