Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rusia Bom Kota Vovchansk Targetkan Penduduk Sipil

4 Oktober 2024   00:18 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:19 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target Sipil Bukan Militer/lapost.com

Rusia Bom Kota Vovchansk, Targetkan Penduduk Sipil dan Hancurkan Warisan Sejarah

Pada pagi hari Selasa, 1 Oktober 2024, dunia dikejutkan oleh beredarnya rekaman video yang memperlihatkan kekejaman serangan Rusia di kota Vovchansk, Kharkiv Oblast, Ukraina. Dalam rekaman tersebut, terlihat sebuah bom dijatuhkan di kota yang telah porak-poranda akibat perang. Bom yang disebut sebagai bom termobarik atau "vacuum bomb" itu, menurut laporan media pro-Kremlin, adalah ODAB-9000, salah satu bom non-nuklir paling kuat yang dimiliki Rusia.

Kehancuran Kota Bersejarah

Vovchansk, sebuah kota yang sarat dengan sejarah dan kenangan, kini menjadi saksi bisu kehancuran yang brutal. Penduduk sipil yang tak bersalah menjadi korban dalam serangan ini. Meskipun tidak termasuk dalam target militer, mereka harus merasakan teror dari senjata mematikan yang diklaim mampu menyedot oksigen dan menciptakan ledakan dengan suhu sangat tinggi. Penggunaan senjata semacam ini di wilayah berpenduduk, menurut Hukum Humanitarian Internasional yang dikeluarkan oleh Komite Palang Merah Internasional, dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang berat.

Kontroversi Penggunaan ODAB-9000

Media Ukraina juga menyoroti video yang sama, namun mereka menyanggah klaim tentang penggunaan ODAB-9000. Sebuah saluran Telegram pro-Ukraina menyatakan bahwa bom yang digunakan adalah ODAB-3000, bom thermobaric yang lebih kecil, sesuai dengan radiasi dan diameter cekungan lobang tanah akibat dibom. Mereka menuduh pihak Rusia menyebarkan propaganda tentang penggunaan senjata yang lebih kuat untuk menakut-nakuti pasukan Ukraina dan warga sipil. Atau propaganda ini berbalik, karena kehebatan ODAB-9000 ternyata sekecil kaliber ODAB-3000. Seperti biasanya semua peralatan tempur Rusia serba dibawah standar dan berkualitas buruk, karena lebih banyak materialnya yang dikorupsi habis habisan.

Pejabat militer Ukraina juga meragukan kebenaran klaim tersebut. Juru bicara unit operasional dan taktis Kharkiv, Vitaliy Sarantsev, menyebutkan bahwa penggunaan ODAB-9000 membutuhkan pesawat pembawa yang sesuai, seperti pembom strategis Tu-160. Namun, pergerakan pesawat tersebut tidak terdeteksi. Sarantsev menegaskan bahwa bom dengan daya ledak lebih kecil digunakan dalam serangan ini, sementara propaganda Rusia memanfaatkan ledakan besar tersebut untuk menciptakan "gambar spektakuler" yang menyesatkan.

Balas Dendam Rusia

Serangan brutal ini tampaknya merupakan bentuk balas dendam Rusia setelah pasukan mereka diusir dari pabrik kimia Volchansky oleh pasukan Ukraina beberapa hari sebelumnya. Wilayah ini, menurut Sarantsev, telah menjadi sasaran berbagai jenis senjata Rusia dalam upaya untuk pamer kekuatan atau menunjukkan kekuatan militer mereka, yang kenyataannya kualitas materialnya sangat substandard.

Dr. Sidharth Kaushal dari Royal United Services Institute juga memberikan pandangannya. Ia menjelaskan bahwa meskipun tidak jelas apakah senjata yang digunakan adalah ODAB-9000 atau jenis bom lain seperti FAB-9000, penggunaan bom termobarik oleh Rusia bukanlah hal baru. Rusia setiap kali selalu saja menggunakan peluncur roket TOS-1 dan TOS-2 yang mampu menembakkan hulu ledak thermobaric pertama kali sejak dari kota Mariupol sampai habisnya bom pelumat penduduk sipil, sepanjang invasi ini. Disamping penggunaan bom serupa juga diledakkan untuk rakyatnya sendiri yang ingin memisahkan diri seperti di ibu kota Chechnya, Grozny yang menghancurkan seluruh penduduk sipil yang beretnis minoritas Muslim. Di luar negeri gom ini juga dipakai untuk menghancurkan kota Aleppo di Suriah beserta penduduk sipilnya.  Selain itu, bom presisi semacam FAB-1500 sering digunakan untuk menyerang wilayah timur Ukraina sejak awal konflik.

Dampak yang Berkepanjangan

Meskipun belum dapat dipastikan jenis bom thermobaric apa tepatnya yang digunakan, kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini mengingatkan dunia akan brutalnya serangan Rusia terhadap kota-kota Ukraina, Chechnya dan Suriah. Bom-bom presisi yang dapat diluncurkan dari jarak yang lebih aman, seperti FAB-1500, memberikan keuntungan strategis bagi Rusia, terutama karena Ukraina harus memprioritaskan alokasi pertahanan udara mereka. Atau penggunaan unit alat pertahanan kombinasi radar yang paling sensitif dan reaktif, seperti rudal patriot. Masalahnya ongkos senjata thermobaric dan senjata penangkalnya memerlukan biaya yang sangat mahal, hanya untuk membunuh penduduk sipil atau menembak bom pembunuh massal di udara sebelum sampai pada target penduduk sipil..

Serangan udara Rusia yang semakin intens ini bertujuan untuk melemahkan atau meruntuhkan keteguhan warga Ukraina supaya menyerah karena ketakutan dan mau dengan sukarela dijajah Rusia, disamping juga menghancurkan jaringan energi Ukraina serta menghabiskan persediaan sistem senjata intersepsi patriot sebelum musim dingin tiba. Ukraina kini berjuang untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara mereka dan semakin mendesak penggunaan senjata-senjata Barat guna melawan serangan-serangan dari Rusia yang kian mematikan. Usaha diplomatik oleh Zelenski terus diupayakan untuk supaya diijinkan oleh AS melakukan preemptive strike atau melumatkan semua pangkalan pesawat pengebom Rusia dan menghancurkan gudang senjata dan bom di semua wilayah Rusia, sebelum diluncurkan mengenai kota kota berpenduduk sipil Ukraina. Tetapi Putin telah mengancam Barat yang sangat konservatif dan memilih de eskalasi perang nuklir ketimbang membolehkan Ukraina menghancurkan semua senjata Rusia di wilayah Rusia, sepertinya Rusia bagaikan dilindungi atau dibantu NATO supaya boleh bertindak barbar karena mempunyai persenjataan Nuklir. Bagaikan anak super nakal dan manja yang selalu dilindungi oleh orang tuanya. Demikian juga pada saat Rusia selalu mengganggu perpolitikan negara NATO atau usaha pembunuhan pejabat NATO sepertinya tidak pernah dianggap bersalah atau dibalas. Semua negara NATO menganggap Rusia seperti anaknya yang sakit sakitan dan sering kumat sakit jiwanya dan harus terus dilindungi.sekarang sudah makin banyak penduduk NATO yang mengkritik pemerintah negaranya yang impotent dan membiarkan terus kebrutalan Rusia di Ukraina, Suriah dan Afrika, juga di Amerika Latin.

Tragedi di Vovchansk ini menjadi simbol penderitaan warga sipil yang tak bersalah, terjebak dalam peperangan atau invasi besar besaran di Ukraina, sekaligus memperlihatkan bagaimana tentara penyerang yang membabi buta dapat ikut menjadi korban yang sekaligus menghancurkan kehidupan dan warisan sejarah yang berharga negara yang akan dijajah. Memang perang ini tidak masuk akal dan sangat bodoh tanpa memiliki rasa kemanusiaan apalagi kedamaian, hanya demi mimpi 'kehebatan' Putin seorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun