Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rusia Bom Kota Vovchansk Targetkan Penduduk Sipil

4 Oktober 2024   00:18 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target Sipil Bukan Militer/lapost.com

Meskipun belum dapat dipastikan jenis bom thermobaric apa tepatnya yang digunakan, kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini mengingatkan dunia akan brutalnya serangan Rusia terhadap kota-kota Ukraina, Chechnya dan Suriah. Bom-bom presisi yang dapat diluncurkan dari jarak yang lebih aman, seperti FAB-1500, memberikan keuntungan strategis bagi Rusia, terutama karena Ukraina harus memprioritaskan alokasi pertahanan udara mereka. Atau penggunaan unit alat pertahanan kombinasi radar yang paling sensitif dan reaktif, seperti rudal patriot. Masalahnya ongkos senjata thermobaric dan senjata penangkalnya memerlukan biaya yang sangat mahal, hanya untuk membunuh penduduk sipil atau menembak bom pembunuh massal di udara sebelum sampai pada target penduduk sipil..

Serangan udara Rusia yang semakin intens ini bertujuan untuk melemahkan atau meruntuhkan keteguhan warga Ukraina supaya menyerah karena ketakutan dan mau dengan sukarela dijajah Rusia, disamping juga menghancurkan jaringan energi Ukraina serta menghabiskan persediaan sistem senjata intersepsi patriot sebelum musim dingin tiba. Ukraina kini berjuang untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara mereka dan semakin mendesak penggunaan senjata-senjata Barat guna melawan serangan-serangan dari Rusia yang kian mematikan. Usaha diplomatik oleh Zelenski terus diupayakan untuk supaya diijinkan oleh AS melakukan preemptive strike atau melumatkan semua pangkalan pesawat pengebom Rusia dan menghancurkan gudang senjata dan bom di semua wilayah Rusia, sebelum diluncurkan mengenai kota kota berpenduduk sipil Ukraina. Tetapi Putin telah mengancam Barat yang sangat konservatif dan memilih de eskalasi perang nuklir ketimbang membolehkan Ukraina menghancurkan semua senjata Rusia di wilayah Rusia, sepertinya Rusia bagaikan dilindungi atau dibantu NATO supaya boleh bertindak barbar karena mempunyai persenjataan Nuklir. Bagaikan anak super nakal dan manja yang selalu dilindungi oleh orang tuanya. Demikian juga pada saat Rusia selalu mengganggu perpolitikan negara NATO atau usaha pembunuhan pejabat NATO sepertinya tidak pernah dianggap bersalah atau dibalas. Semua negara NATO menganggap Rusia seperti anaknya yang sakit sakitan dan sering kumat sakit jiwanya dan harus terus dilindungi.sekarang sudah makin banyak penduduk NATO yang mengkritik pemerintah negaranya yang impotent dan membiarkan terus kebrutalan Rusia di Ukraina, Suriah dan Afrika, juga di Amerika Latin.

Tragedi di Vovchansk ini menjadi simbol penderitaan warga sipil yang tak bersalah, terjebak dalam peperangan atau invasi besar besaran di Ukraina, sekaligus memperlihatkan bagaimana tentara penyerang yang membabi buta dapat ikut menjadi korban yang sekaligus menghancurkan kehidupan dan warisan sejarah yang berharga negara yang akan dijajah. Memang perang ini tidak masuk akal dan sangat bodoh tanpa memiliki rasa kemanusiaan apalagi kedamaian, hanya demi mimpi 'kehebatan' Putin seorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun