Rusia Bom Kota Vovchansk, Targetkan Penduduk Sipil dan Hancurkan Warisan Sejarah
Pada pagi hari Selasa, 1 Oktober 2024, dunia dikejutkan oleh beredarnya rekaman video yang memperlihatkan kekejaman serangan Rusia di kota Vovchansk, Kharkiv Oblast, Ukraina. Dalam rekaman tersebut, terlihat sebuah bom dijatuhkan di kota yang telah porak-poranda akibat perang. Bom yang disebut sebagai bom termobarik atau "vacuum bomb" itu, menurut laporan media pro-Kremlin, adalah ODAB-9000, salah satu bom non-nuklir paling kuat yang dimiliki Rusia.
Kehancuran Kota Bersejarah
Vovchansk, sebuah kota yang sarat dengan sejarah dan kenangan, kini menjadi saksi bisu kehancuran yang brutal. Penduduk sipil yang tak bersalah menjadi korban dalam serangan ini. Meskipun tidak termasuk dalam target militer, mereka harus merasakan teror dari senjata mematikan yang diklaim mampu menyedot oksigen dan menciptakan ledakan dengan suhu sangat tinggi. Penggunaan senjata semacam ini di wilayah berpenduduk, menurut Hukum Humanitarian Internasional yang dikeluarkan oleh Komite Palang Merah Internasional, dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang berat.
Kontroversi Penggunaan ODAB-9000
Media Ukraina juga menyoroti video yang sama, namun mereka menyanggah klaim tentang penggunaan ODAB-9000. Sebuah saluran Telegram pro-Ukraina menyatakan bahwa bom yang digunakan adalah ODAB-3000, bom thermobaric yang lebih kecil, sesuai dengan radiasi dan diameter cekungan lobang tanah akibat dibom. Mereka menuduh pihak Rusia menyebarkan propaganda tentang penggunaan senjata yang lebih kuat untuk menakut-nakuti pasukan Ukraina dan warga sipil. Atau propaganda ini berbalik, karena kehebatan ODAB-9000 ternyata sekecil kaliber ODAB-3000. Seperti biasanya semua peralatan tempur Rusia serba dibawah standar dan berkualitas buruk, karena lebih banyak materialnya yang dikorupsi habis habisan.
Pejabat militer Ukraina juga meragukan kebenaran klaim tersebut. Juru bicara unit operasional dan taktis Kharkiv, Vitaliy Sarantsev, menyebutkan bahwa penggunaan ODAB-9000 membutuhkan pesawat pembawa yang sesuai, seperti pembom strategis Tu-160. Namun, pergerakan pesawat tersebut tidak terdeteksi. Sarantsev menegaskan bahwa bom dengan daya ledak lebih kecil digunakan dalam serangan ini, sementara propaganda Rusia memanfaatkan ledakan besar tersebut untuk menciptakan "gambar spektakuler" yang menyesatkan.
Balas Dendam Rusia
Serangan brutal ini tampaknya merupakan bentuk balas dendam Rusia setelah pasukan mereka diusir dari pabrik kimia Volchansky oleh pasukan Ukraina beberapa hari sebelumnya. Wilayah ini, menurut Sarantsev, telah menjadi sasaran berbagai jenis senjata Rusia dalam upaya untuk pamer kekuatan atau menunjukkan kekuatan militer mereka, yang kenyataannya kualitas materialnya sangat substandard.
Dr. Sidharth Kaushal dari Royal United Services Institute juga memberikan pandangannya. Ia menjelaskan bahwa meskipun tidak jelas apakah senjata yang digunakan adalah ODAB-9000 atau jenis bom lain seperti FAB-9000, penggunaan bom termobarik oleh Rusia bukanlah hal baru. Rusia setiap kali selalu saja menggunakan peluncur roket TOS-1 dan TOS-2 yang mampu menembakkan hulu ledak thermobaric pertama kali sejak dari kota Mariupol sampai habisnya bom pelumat penduduk sipil, sepanjang invasi ini. Disamping penggunaan bom serupa juga diledakkan untuk rakyatnya sendiri yang ingin memisahkan diri seperti di ibu kota Chechnya, Grozny yang menghancurkan seluruh penduduk sipil yang beretnis minoritas Muslim. Di luar negeri gom ini juga dipakai untuk menghancurkan kota Aleppo di Suriah beserta penduduk sipilnya. Â Selain itu, bom presisi semacam FAB-1500 sering digunakan untuk menyerang wilayah timur Ukraina sejak awal konflik.
Dampak yang Berkepanjangan