Pelajaran yang bisa diambil dari perang Rusia-Ukraina adalah bahwa dominasi teknologi, bukan jumlah personil, yang menentukan kemenangan. Ukraina berhasil memanfaatkan teknologi seperti drone dan sistem komunikasi canggih untuk melawan kekuatan militer Rusia yang jauh lebih besar. Penggunaan drone, baik untuk pengintaian maupun serangan, terbukti jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan operasi militer besar yang mengandalkan kapal perang tradisional dan tentara dalam jumlah besar.
Indonesia perlu melakukan modernisasi cepat dengan mengadopsi teknologi canggih seperti drone otonom, sistem anti-drone, dan peningkatan kemampuan perang siber. Selain itu, sistem jammers dan hacking harus menjadi bagian integral dari strategi pertahanan untuk melumpuhkan teknologi musuh sebelum mereka dapat menyerang. Hal ini tidak hanya akan mengurangi jumlah personil yang menjadi korban, tetapi juga meningkatkan efektivitas pertahanan Indonesia dalam menghadapi ancaman modern.
Jika Indonesia tidak beradaptasi dengan cepat, ancaman agresi dari luar, terutama di wilayah-wilayah strategis seperti Laut Natuna Utara, bisa semakin mengintensifkan. Model pertahanan yang kuno dan lambat merespon perubahan teknologi akan mengancam kedaulatan maritim dan keselamatan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI