Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsekuensi Tanggung Jawab Media Sosial pada Korban

12 September 2024   21:52 Diperbarui: 13 September 2024   20:37 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
best sos med platform/trotons.com 

Kesimpulan

Facebook, di bawah kepemimpinan Mark Zuckerberg, memiliki tanggung jawab besar dalam menangani dampak dari penyebaran informasi yang salah dan perundungan online yang terjadi di platformnya.

  1. Penanganan Informasi Palsu: Facebook harus memperkuat kebijakan moderasi konten untuk mencegah penyebaran informasi yang salah yang dapat merugikan komunitas minoritas dan memperkuat stereotip berbahaya. Hal ini melibatkan penguatan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menangani informasi yang salah serta mempromosikan sumber informasi yang kredibel.

  2. Dukungan Psikologis untuk Korban Perundungan: Facebook harus bertanggung jawab atas dampak psikologis dari perundungan online dengan menyediakan dukungan psikologis untuk anak-anak dan remaja yang menjadi korban. Ini termasuk pendanaan untuk program bantuan psikologis dan sistem pelaporan yang lebih efektif.

  3. Respons Terhadap Koordinasi dengan Cambridge Analytica: Facebook harus mengatasi dampak dari kolaborasi dengan Cambridge Analytica yang telah merusak integritas demokrasi. Ini termasuk mengakui peran mereka dalam manipulasi pemilih dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah manipulasi di masa depan, seperti memperbaiki kebijakan perlindungan data dan transparansi iklan politik.

Secara keseluruhan, Zuckerberg dan Facebook harus mengakui tanggung jawab mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang telah dilakukan. Ini termasuk melakukan reformasi menyeluruh pada kebijakan platform dan berinvestasi dalam inisiatif yang mendukung keadilan sosial dan integritas demokrasi. Tanpa tindakan tersebut, Facebook berisiko terus berperan sebagai alat penyebar kebencian dan perpecahan, alih-alih memfasilitasi dialog yang konstruktif dan informasi yang akurat.

Mitigasi dalam Bantuan Psikologis untuk Anak-anak Korban Perundungan di Umpan Facebook

Mark Zuckerberg dan Facebook memikul tanggung jawab atas dampak psikologis yang ditimbulkan oleh platform mereka, termasuk pada anak-anak yang telah menjadi korban perundungan melalui konten di umpan Facebook. Meskipun Facebook awalnya dirancang untuk menghubungkan orang, seiring waktu platform ini juga menjadi tempat di mana perundungan, pelecehan, dan perilaku berbahaya dapat dengan mudah terjadi, terutama di kalangan pengguna muda dan rentan.

Perundungan siber melalui umpan Facebook dan platform media sosial lainnya memiliki dampak psikologis yang mendalam pada anak-anak dan remaja. Penelitian menunjukkan bahwa pelecehan daring dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Sebagai CEO Facebook (sekarang Meta), Zuckerberg bertanggung jawab tidak hanya untuk pengembangan teknologi platform, tetapi juga memastikan bahwa platform ini tetap menjadi lingkungan yang aman bagi semua pengguna, terutama anak-anak di bawah umur.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Zuckerberg dan Facebook harus bertanggung jawab dalam memberikan bantuan psikologis dan dukungan kepada anak-anak korban perundungan:

  1. Desain Platform dan Amplifikasi AlgoritmaAlgoritma Facebook dirancang untuk meningkatkan keterlibatan, sering kali memprioritaskan konten kontroversial atau emosional karena menghasilkan lebih banyak reaksi dan dibagikan lebih luas. Sayangnya, ini juga berarti bahwa posting yang menyakitkan atau mengandung unsur perundungan dapat mendapatkan perhatian lebih, memperburuk trauma yang dialami oleh korban. Dengan merancang sistem yang memperbesar konten berbahaya, Facebook berperan dalam kerusakan psikologis yang diderita oleh pengguna muda.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun