Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emosi dan Ambisi Mengalahkan Rasional Bisnis Elon Musk

7 September 2024   00:29 Diperbarui: 7 September 2024   00:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, pola pikir Elon Musk yang cenderung mendukung agenda radikal kanan tampaknya didorong oleh kombinasi perilaku impulsif, kebutuhan untuk validasi, dan keinginan untuk meruntuhkan norma-norma sosial. Namun, jika Musk mampu belajar dari kritik dan mengambil tanggung jawab lebih besar atas dampak pernyataannya, dia memiliki potensi untuk berkontribusi pada percakapan sosial yang lebih konstruktif.

Alasan Elon Musk lebih condong mendukung ideologi radikal kanan bisa dilihat dari beberapa faktor, termasuk kekecewaan pribadi dan bisnis. Ada dua kemungkinan besar yang mempengaruhi pilihannya:

  1. Kurangnya Pengakuan dari Presiden Biden dan Partai Demokrat
    Musk beberapa kali menyuarakan kekecewaannya terhadap Presiden Biden dan Partai Demokrat, terutama karena merasa perannya sebagai inovator teknologi, terutama dalam bidang mobil listrik dan eksplorasi luar angkasa, tidak cukup diakui. Biden sering kali memuji perusahaan-perusahaan lain seperti GM dan Ford dalam industri kendaraan listrik, sementara Tesla---perusahaan pionir yang dipimpin Musk---sering kali tidak disebutkan secara eksplisit dalam pidato resmi. Rasa frustasi ini mungkin menjadi salah satu pemicu Musk untuk beralih ke radikal kanan, karena ia merasa lebih dihargai oleh kelompok yang memandangnya sebagai tokoh anti-establishment.

  2. Alasan Bisnis dan Kebijakan Subsidi
    Musk juga mungkin terdorong oleh alasan bisnis, khususnya terkait dengan kebijakan subsidi pemerintah di bawah administrasi Biden. Meskipun Tesla telah mendapatkan keuntungan dari subsidi energi bersih di masa lalu, kebijakan-kebijakan baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden mungkin belum memberikan dampak yang signifikan bagi Musk atau perusahaannya. Selain itu, partai Demokrat memiliki kecenderungan lebih kuat untuk mengatur perusahaan teknologi besar, terutama yang memiliki pengaruh besar terhadap data dan platform sosial seperti X (sebelumnya Twitter). Sikap pemerintahan Biden yang lebih mendukung regulasi ketat terhadap perusahaan-perusahaan teknologi ini mungkin dianggap sebagai ancaman bagi kebebasan bisnis Musk.

Pergeseran Ideologi sebagai Bentuk Reaksi
Musk, yang sering mendukung kebebasan individu dan menghindari intervensi pemerintah, mungkin merasa lebih cocok dengan pandangan radikal kanan yang cenderung menentang regulasi pemerintah dan mendukung kebebasan pasar yang lebih luas. Dengan mendukung kelompok ini, Musk mungkin merasa lebih leluasa untuk menjalankan bisnisnya tanpa batasan regulasi yang ketat dan mendapatkan dukungan politik dari kelompok yang lebih simpati terhadap pandangan anti-pemerintah dan pro-bisnis.

Secara keseluruhan, perpindahan Musk ke radikal kanan bisa dipahami sebagai reaksi terhadap kurangnya pengakuan dari pemerintahan Demokrat, serta kepentingan bisnisnya yang merasa terancam oleh kebijakan regulasi dan subsidi yang tidak sesuai harapan.

Sikap Elon Musk yang tampaknya mendukung agenda radikal kanan memang menciptakan kontradiksi yang signifikan, terutama mengingat perannya sebagai pendiri Tesla, perusahaan yang berfokus pada kendaraan listrik dan solusi energi bersih. Sementara Musk sering berbicara tentang pentingnya mengurangi emisi karbon dan memerangi perubahan iklim, dukungannya terhadap kelompok radikal kanan yang cenderung mengabaikan atau bahkan menolak perubahan iklim menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi dan ketulusan niatnya.

  1. Kontradiksi Ideologis
    Platform radikal kanan, khususnya di AS, sering mendukung industri bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara, serta mempromosikan kebijakan yang melonggarkan regulasi lingkungan. Frasa seperti "drill baby drill" mencerminkan ketidakpedulian terhadap dampak lingkungan dari eksploitasi sumber daya alam. Kelompok ini juga sering menolak konsensus ilmiah tentang pemanasan global dan perubahan iklim, bahkan menyebutnya sebagai "hoax" atau "agenda politik."

Musk, sebagai seorang pengusaha yang produknya (seperti kendaraan listrik Tesla dan panel surya) sangat bergantung pada tren global menuju energi bersih dan pengurangan emisi, tampaknya berseberangan dengan kelompok ini dalam isu lingkungan. Ini menciptakan kesan bahwa dukungannya terhadap sayap kanan lebih didorong oleh kepentingan pribadi (seperti kebebasan berpendapat, kurangnya regulasi, atau kemarahan pada pemerintahan Biden) ketimbang kepedulian terhadap isu lingkungan yang ia klaim peduli.

  1. Picik atau Strategis?
    Mungkin bukan sepenuhnya soal Musk tidak menyadari platform radikal kanan yang bertentangan dengan pandangan lingkungannya, melainkan Musk memilih memprioritaskan isu-isu yang saat ini lebih relevan dengan kepentingan pribadinya. Kebebasan berpendapat, penghindaran regulasi, dan dominasi pasar teknologi adalah hal-hal yang tampaknya lebih menarik baginya, bahkan jika itu berarti mendukung kelompok dengan pandangan yang bertolak belakang dengan solusi perubahan iklim.

Beberapa analis berpendapat bahwa Musk menggunakan pendekatan "pragmatic opportunism", di mana dia bersikap strategis dengan menyesuaikan afiliasi politik dan dukungan berdasarkan apa yang memberi keuntungan terbesar bagi bisnis dan citranya saat itu. Jadi, meskipun platform radikal kanan secara ideologis bertentangan dengan solusi teknologi bersih yang didorong Tesla dan SpaceX, Musk tampaknya bersedia untuk menyingkirkan perbedaan tersebut selama dia mendapat keuntungan di bidang lain yang dianggap lebih penting, seperti kebebasan berpendapat di platform media sosial X.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun