Kinzinger meneriakkan esensi dari demokrasi dan etika politiknya tentang pilihan utama dan mendasar pada patriotisme membela negara dan demokrasi ketimbang memilih partai yang penuh dengan segala kejahatan dan error. Jadi dia tidak berkhianat pada partai dan kelompok konservatifnya melainkan sedang membela negara demokratis yang ideal seperti dikatakan persis dalam konstitusi AS. Apa bedanya dengan konstitusi Indonesia yang juga menekankan demokrasi yang setara atau sehebat demokrasi di AS?Â
Rupanya tema kekerasan dan intimidasi atau bullying dalam kampanye Trump dari partai Republik telah berhasil mengusir para petinggi partai dan anggotanya yang santun. Ditarik garis lurus bisa saja diutak atik gathuk dengan intimidasi mundur atau bargaining posisi dan dukungan dari kasus KPK misalnya. Untungnya tenda kemah Harris sudah siap untuk menampung limpahan keprihatinan mereka, apa adanya, dengan tangan terbuka dan tidak pernah memaksa atau mengisyaratkan mereka untuk mendaftar jadi anggota partai demokrat, bahkan diberikan platform untuk berpidato di slot prima mengawali sebelum pidato Kamala Harris, sebagai mewakili partai republik untuk Kamala.Â
Mirip sekali dengan permintaan Megawati untuk mencalonkan Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI harus mendaftar dulu menjadi anggota penuh partai PDIP, maklum Megawati sudah pernah "tertipu" habis habisan dan sudah belajar dari ketidak mujuran selam 5 tahun lalu.Â
Nominasi Kamala Harris sebagai calon presiden dimulai dengan ucapan selamat ulang tahun pernikahan kepada suaminya, Dougie, karena hari itu bertepatan dengan peringatan hari pernikahan mereka. Dalam pidatonya, Kamala mengingatkan partainya untuk tidak hanya mengeluh, tetapi untuk bertindak dan melakukan sesuatu guna mengatasi masalah yang ada. Bahkan, ibunya selalu mengingatkannya untuk tidak pernah melakukan sesuatu dengan setengah hati.Â
Kamala kemudian mengampanyekan pentingnya patriotisme---menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan partai dan pribadi, memegang teguh prinsip negara hukum, pemilu yang adil, serta proses pengalihan kekuasaan yang damai dan tanpa manipulasi atau agitasi.Â
Dia mengungkapkan bahwa Trump tidak serius menjalankan mandat rakyat maupun menghormati konstitusi negara. Lebih lanjut, dia menyoroti berbagai pelanggaran yang dilakukan Trump selama menjabat, termasuk kebijakan yang kacau, penipuan terhadap rakyat, tindakan yang dianggap pengkhianatan (pro Rusia dan pro China), serta tindakan kriminal dan kriminalisasi yang dilakukan. Â Sebagai orang Indonesia, kita mungkin bertanya-tanya: Apakah pemerintah sekarang sangat pro China karena banyaknya investor dari China ada yang mengeksploitasi nikel kita, dan banyak proyek lainnya seperti kereta cepat?Â
Bagaimana Trump menanggapi konvensi yang berlangsung selama 4 hari dengan total 8 jam setiap harinya? Pertama-tama, kita bisa melihat dari semua komentar di akun Twitter-X-nya yang hanya berisi pandangan negatif, seperti melabeli mereka sebagai komunis hanya karena membela orang biasa atau kelas menengah---sesuatu yang, menurut MAGA, hanya dianggap komunis kecuali jika membela orang kaya. Namun, menjadi kaya tidak selalu berarti seseorang adalah kapitalis, karena dalam negara bangsa kapitalis yang sebenarnya, semua warga memiliki kapital seperti rumah atau saham. Hingga setiap penduduk memiliki hal tersebut, kapitalisme bukanlah ciri khas bangsa ini, melainkan hanya utopia atau cita-cita kesejahteraan nasional yang belum tercapai.Â
Ejekan dan hinaan mulai membanjiri akun Trump, tetapi semua itu hanyalah tuduhan yang tidak terbukti, terasa dibuat-buat, dan terlihat jelas sebagai hasil dari upaya manufaktur 'fakta' yang dipaksakan. Akibatnya, ini sangat merugikan Trump sendiri, membuatnya menjadi bahan tertawaan dan cemoohan publik, yang kemudian diangkat dalam berbagai acara di stasiun TV dan media sosial.
Kesimpulan: Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) 2024 menampilkan kekuatan dan keberagaman dalam kepemimpinan, dengan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Kamala Harris, Hillary Clinton, dan Michelle Obama, serta pemimpin muda potensial seperti Alexandria Ocasio-Cortez. Konvensi ini juga mencerminkan perbedaan besar antara Partai Demokrat dan Partai Republik dalam hal inklusivitas dan etika politik. Kamala Harris dalam pidatonya menekankan pentingnya patriotisme dan kepentingan negara di atas kepentingan partai, serta mengkritik kepemimpinan Trump yang dianggap tidak serius menjalankan mandat rakyat.Â
Sementara itu, Trump menanggapi konvensi ini dengan komentar negatif yang justru merugikan dirinya sendiri dan menjadi bahan olok-olok publik. Konvensi ini tidak hanya berhasil mengumpulkan dana kampanye besar, tetapi juga menarik beberapa petinggi Partai Republik yang kecewa dengan arah partai mereka, mencerminkan pergeseran signifikan dalam lanskap politik Amerika.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H