Berapa lama mereka dapat bertahan tergantung pada berbagai faktor politik, sosial, dan budaya. Namun, tren menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih inklusif menjadi tidak hanya diinginkan tetapi juga diperlukan di Amerika yang sedang berubah.
Perubahan menuju Amerika yang lebih inklusif dan beragam sudah relevan saat ini, meskipun masih dalam proses mendapatkan momentum penuh.Â
Generasi muda, terutama Millennial dan Gen Z, mendorong perubahan ini karena mereka mewakili bagian yang semakin besar dari pemilih.Â
Fokus mereka pada isu-isu seperti kesetaraan ras, inklusivitas gender, dan hak-hak imigran bertentangan dengan nilai-nilai yang lebih tua dan lebih tradisional.
Meskipun demografi yang lebih muda ini berdampak, transisi penuh menuju relevansi budaya yang lebih luas mungkin masih memerlukan waktu. Seiring generasi ini terus tumbuh dalam pengaruh, pergeseran menuju inklusivitas kemungkinan akan semakin cepat.
Orang-orang muda, terutama Millennial dan Gen Z, sangat mempengaruhi pergeseran sosial yang lebih luas menuju inklusivitas dan keberagaman, terutama melalui media sosial.Â
Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube telah menjadi pusat aktivisme, pembentukan komunitas, dan memperkuat suara yang terpinggirkan. Mereka menggunakan ruang ini untuk menantang narasi tradisional, mempromosikan kesetaraan, dan menyerukan perubahan sistemik.
Kesimpulan tentang Politik Populis Sejati yang Bisa Dipetik Indonesia
Politik populis sejati di Indonesia dapat memetik pelajaran dari pendekatan yang digunakan oleh Kamala Harris dan Tim Walz dalam membentuk narasi patriotisme progresif.Â
Kunci dari pendekatan ini adalah memadukan nilai-nilai universal yang diterima secara luas dengan perhatian terhadap kebutuhan dan kekhawatiran rakyat biasa. Ini berarti:
1. Menyeimbangkan Patriotisme dengan Kesejahteraan: Menerapkan patriotisme tidak hanya dalam simbol, tetapi juga dalam kebijakan yang nyata yang meningkatkan kesejahteraan rakyat.Â