Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tim Cook Bertaruh Apple Akan Sukses meski Meta Gagal

18 Agustus 2024   23:07 Diperbarui: 19 Agustus 2024   00:18 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dreamstime/stock photo 132509882

Tim Cook mengambil langkah berani ke ranah dimana Mark Zuckerberg dari Meta gagal---perangkat rumah pintar dengan fitur interaktif. Dengan laporan yang menyebutkan Apple sedang mengembangkan tabletop robot yang dilengkapi layar besar dan lengan robotik, Cook bertaruh bahwa keahlian Apple dalam desain perangkat keras dan integrasi akan memberikan keunggulan di mana pesaing lain gagal. Namun, skeptisisme industri masih ada. Analis membandingkan usaha ini dengan kegagalan Meta Portal dan Amazon Echo, yang menunjukkan bahwa teknologi rumah pintar sering kali sulit menghasilkan keuntungan besar bagi raksasa teknologi.

Tabletop robot Apple, yang dikendalikan oleh Siri, dikabarkan memiliki fitur seperti kemampuan untuk memiringkan dan fokus pada seseorang secara spesifik, memungkinkan interaksi yang lebih dinamis. Perangkat yang didorong oleh AI ini diperkirakan akan diluncurkan sekitar tahun 2026 atau 2027 dengan harga sekitar $1.000, sejalan dengan ambisi AI Apple yang lebih luas, terutama dengan "Apple Intelligence" yang akan segera debut.

Meskipun demikian, banyak orang dalam industri memperingatkan bahwa perangkat rumah pintar secara historis tidak menguntungkan, dan Apple mungkin menghadapi tantangan serupa. Para ahli seperti Gene Munster percaya bahwa investasi AI jangka panjang Apple pada akhirnya bisa berhasil, tetapi yang lain, seperti Jacob Bourne, berpendapat bahwa Apple seharusnya memprioritaskan inovasi di bidang mobile dan perangkat lunak daripada petualangan perangkat keras yang berisiko ini.

Keberhasilan Cook akan sangat bergantung pada kemampuan Apple untuk membedakan dirinya melalui integrasi yang mulus, desain yang menjadi tren, dan AI canggih, yang dapat memberi perusahaan keunggulan unik. Namun, apakah ini akan menjadi sukses besar seperti iPhone atau hanya eksperimen teknologi lainnya masih belum dapat dipastikan.

Apple saat ini sedang mengembangkan robot tabletop yang dikontrol oleh Siri, yang memiliki layar besar dan lengan robot yang dapat bergerak 360 derajat. Robot ini akan mampu menyesuaikan fokus pada orang tertentu, memberikan interaksi yang lebih dinamis di rumah. Proyek ini didukung oleh para eksekutif Apple, termasuk CEO Tim Cook, dan diharapkan akan diluncurkan sekitar tahun 2026 atau 2027. Namun, ada skeptisisme di kalangan analis, yang membandingkannya dengan kegagalan produk serupa seperti Meta Portal dan Amazon Echo, yang belum menghasilkan keuntungan signifikan bagi perusahaan besar.

Tabletop smart robots, seperti yang dikembangkan oleh Apple, dirancang untuk beroperasi di atas meja dengan fokus pada interaksi di ruang terbatas, seperti rumah atau kantor. Meskipun perangkat ini didesain untuk ditempatkan di atas meja, fungsionalitasnya tidak terbatas hanya pada lokasi tersebut. Dengan kemampuan bergerak 360 derajat dan kontrol berbasis Siri, robot ini dapat mengarahkan dirinya untuk berinteraksi dengan pengguna di sekitarnya. Namun, sejauh ini, penggunaan utamanya lebih difokuskan pada area stasioner, seperti permukaan meja, daripada mobilitas yang lebih luas.

Riset awal menunjukkan bahwa meskipun dukungan dari pimpinan Apple menjanjikan, pasar teknologi rumah pintar secara historis belum memberikan hasil yang kuat. Beberapa analisis berpikir bahwa Apple lebih baik fokus pada inovasi perangkat lunak dan mobile, yang telah terbukti lebih menguntungkan bagi perusahaan. Namun, Apple juga dikenal karena menciptakan tren dan permintaan baru, sehingga masih ada potensi produk ini bisa berhasil dengan integrasi AI dan desain inovatif khas Apple. 

Kompetisi dalam pengembangan tabletop robot dan floor robot terus berkembang, terutama di antara perusahaan teknologi besar. Selain Apple yang sedang mengembangkan table top robot dengan kontrol Siri, perusahaan seperti Amazon dan Google juga telah mengembangkan produk serupa, seperti Amazon Echo Show dan Google Nest Hub, yang fokus pada interaksi cerdas di dalam rumah.

Untuk floor robot, kompetisi juga ketat, dengan perusahaan seperti iRobot (pembuat Roomba) memimpin pasar robot pembersih lantai. Perusahaan-perusahaan lain, seperti Xiaomi dan Samsung, juga berlomba dalam pengembangan robot lantai dengan berbagai fitur pintar.

Pasar ini menunjukkan bahwa inovasi dalam robotika rumah tidak hanya terbatas pada satu kategori, tetapi mencakup berbagai produk yang dirancang untuk mempermudah kehidupan sehari-hari di berbagai lingkungan.

Kesuksesan Apple dalam proyek ini akan sangat tergantung pada kemampuannya untuk membedakan produknya dari kompetitor melalui keunggulan teknologi dan pengalaman pengguna yang superior.

Interkoneksi antara smart devices sering mengalami kendala, seperti sinkronisasi yang tidak sempurna atau kebutuhan akan intervensi manual. Apple telah berusaha untuk mengatasi masalah ini dengan mengintegrasikan ekosistem perangkat melalui iPhone dan perangkat lunak Apple lainnya, tetapi tantangan utama adalah memastikan kompatibilitas yang mulus di seluruh perangkat dan aplikasi pihak ketiga.

Jika Apple berhasil menciptakan integrasi otomatis yang konsisten antara iPhone dan smart devices, di mana perubahan yang dibuat di satu perangkat langsung diterima oleh perangkat lain, ini akan menjadi langkah besar dalam meningkatkan pengalaman pengguna dan mewujudkan arti sebenarnya dari teknologi "smart" yang seharusnya minimal memerlukan campur tangan manusia.

Market adoption untuk produk-produk smart seperti smart home devices dan tabletop robots masih relatif lambat dan cenderung menarik perhatian hanya dari penggiat teknologi atau mereka yang penasaran mencoba hal baru. Fenomena ini serupa dengan kasus ponsel Nokia di masa lalu, di mana hanya pengguna tertentu yang mengadopsinya sebelum iPhone hadir dan mendominasi pasar dengan inovasi yang revolusioner.

Untuk produk seperti tabletop robot dari Apple, kesuksesannya sebagai pionir di kategori ini bisa saja menghadapi tantangan yang sama. Tanpa melalui fase "Nokia," sangat sulit bagi produk baru untuk langsung mencapai status ikonik seperti iPhone tanpa melewati periode uji coba dan adopsi bertahap. Kesuksesan ini sangat tergantung pada kemampuan Apple untuk membuat perangkat ini relevan dan mudah digunakan oleh konsumen umum, bukan hanya kalangan teknologi.

Jika Apple berhasil menawarkan fitur yang menarik dan terintegrasi dengan ekosistem lainnya, termasuk AI yang canggih, ada kemungkinan tabletop robot bisa menjadi produk besar berikutnya. Namun, perjalanan menuju adopsi pasar yang luas kemungkinan besar akan membutuhkan waktu dan inovasi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun