Hasilnya adalah perebutan untuk mempekerjakan dari kelompok pekerja yang terbatas. Segera ada dua pekerjaan yang tersedia untuk setiap pekerja yang tersedia. Itu memberi pekerja pengaruh yang luar biasa. Terutama di sektor jasa, mereka berpindah-pindah pekerjaan untuk mencari gaji dan kondisi kerja yang lebih baik. Upah melonjak, dengan pekerja dengan bayaran terendah memenangkan kenaikan tercepat --- pembalikan dari tren lama ketidaksetaraan yang meningkat.
Seiring waktu, penawaran dan permintaan menjadi lebih seimbang. Lebih banyak orang Amerika kembali bekerja, bergabung dengan masuknya imigran. Lowongan pekerjaan sekarang kembali kira-kira seperti sebelum pandemi. Pertumbuhan upah dan perputaran pekerjaan keduanya melambat.
Kesamaan Harga Pekerja dan Pemilik Saham:
Itulah ceritanya: kembali ke normal yang menandakan pentingnya menahan pemecatan.
Tetapi data pekerjaan yang dirilis pada hari Jumat menawarkan peringatan: tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen --- masih cukup rendah, tetapi tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun. PHK belum meningkat, tetapi pekerja yang kehilangan pekerjaan mengalami kesulitan menemukan pekerjaan baru. Risiko tersebut menjadi salah satu alasan para pejabat Fed kemungkinan akan segera mulai memangkas suku bunga. (Dalam sebuah cerita yang diterbitkan The Times pagi ini, saya menimbang kemungkinan resesi.)
Pasar tenaga kerja sebelum pandemi adalah yang terbaik setidaknya dalam satu generasi, dengan pengangguran rendah, pertumbuhan pendapatan yang kuat, dan ketidaksetaraan upah yang menurun. Kita masih bisa kembali ke sana. Tetapi angka pekerjaan terbaru menunjukkan sekarang ada sedikit, jika ada, ruang bagi pasar tenaga kerja untuk mendingin lebih lanjut tanpa menyebabkan rasa sakit bagi pekerja.
Kesimpulan
Cerita ini menggambarkan betapa kompleks dan saling terkaitnya berbagai faktor yang mempengaruhi pasar saham global. Penurunan yang dimulai di Tokyo menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, menunjukkan betapa rentannya ekonomi global terhadap guncangan di satu bagian dunia. Perusahaan-perusahaan, terutama di sektor teknologi, perlu lebih berhati-hati dalam merespons penurunan pendapatan dan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka terhadap pasar saham dan ekonomi secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H