Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Laporan Sensitif Intelijen AS: Presiden Al Sisi Menyuap Trump $100 Juta

4 Agustus 2024   06:44 Diperbarui: 6 Agustus 2024   22:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
REUTERS / Kevin Lamarque: AlSisi dan Trump

Apa sumbangan hasil jerih payah Al Sisi dalam menginvestasikan uang $10 Juta di kampanye Trump, yaitu pada tahun 2018 dalam kunjungannya ke Washington, Mesir berhasil mendapatkan bantuan dana dari Washington sebesar $195 juta, atau berlipat hampir 20 kali. Walaupun banyak keluhan dari pejabat AS, bahwa pemerintahan Al Sisi banyak melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Bahkan Al Sisi mempunyai panggilan kesayangan dari trump “My Favorite Dictator”. Dalam kesempatan tahun berikutnya Mesir malah mendapat dana bantuan atau foreign assistance sebesar USD 1.2 Miliar, hanya dengan sekali invest saja. Dalam penyaluran dana bantuan militer ini banyak pejabat bahkan anggota kabinetnya yang menolak bantuan yang jumlahnya fantastis milyar dollar, karena mereka semua mempunyai catatan pelanggaran hak asasi manusia dari rezim Al Sisi, bahkan Menteri Rex Tillerson minta Trump untuk membatalkan saja. Rupanya penolakan dan pembangkangan ini tidak menjadikan Trump mau mempertimbangkan pelanggaran hak asasi ini, melainkan langsung Trump memecat Tillerson.

Implikasi dan Refleksi

Pemaparan ini menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih, transparan, dan pengejaran keadilan yang tak kenal lelah, bahkan di tengah campur tangan politik. Kompleksitas dalam menangani korupsi, intelijen sensitif, dan penyuapan internasional menunjukkan keseimbangan yang rapuh antara keamanan nasional, integritas politik, dan supremasi hukum.

Dalam masyarakat terbuka atau transparan, sistem checks and balances dalam menjaga pemerintahan yang bersih sangat penting, atau pengadilan atas penyimpangannya perlu ditegakkan. Kasus penarikan tunai $10 juta dan penyelidikan yang terhenti berikutnya menjadi pengingat akan perlunya ketidakberpihakan dan keberanian dalam menegakkan keadilan. Ini menyoroti tantangan yang dihadapi penyelidik ketika kepentingan politik mengesampingkan proses hukum, dan perlunya mekanisme kuat untuk melindungi integritas institusi demokratis. Kasus ini menggambarkan keseimbangan yang rumit antara keamanan nasional, integritas politik, dan supremasi hukum. Dalam masyarakat terbuka, pengawasan dan keseimbangan yang kuat sangat penting untuk menegakkan keadilan. Investigasi yang dihentikan terhadap penarikan tunai senilai $ 10 juta berfungsi sebagai pengingat akan perlunya ketidakberpihakan dan perlindungan integritas lembaga demokrasi. Atau demokrasi modern harus bisa bisa membatasi kekuasaan presiden secara ketat oleh undang undang dan peraturan yang dipisah atau tidak bisa diganggu oleh kepentingan kekuasaan sama sekali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun