Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menteri Kabinet Parlementer Akan Diteruskan Prabowo, Dari Jokowi?

26 Juli 2024   05:31 Diperbarui: 26 Juli 2024   22:28 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemilih yakin dan berkomitmen memenangkan program yang telah mereka pilih.

  • Badan legislatif dan eksekutif berdiri independen: Meski secara konstitusional terpisah, praktiknya sering kali terhubung melalui koalisi. 

  • Peran Oposisi: Oposisi sering dianggap sebagai penghalang atau bahkan "kambing hitam", bukan sebagai elemen penting dalam proses demokrasi. 

  • Praktik Korupsi: Pergeseran peran dari oposisi ke pendukung pemerintah sering dikaitkan dengan korupsi, baik untuk keuntungan pribadi maupun partai.

  • 2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Presidensial 

    • Kelebihan: Stabilitas pemerintahan terjaga karena badan eksekutif tidak tergantung pada parlemen. Masa jabatan presiden jelas dan terbatas. Kepala pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat, lebih demokratis.

    • Kekurangan: Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif, berpotensi menjadi kekuasaan mutlak. Keputusan publik seringkali tidak tegas dan memakan waktu karena tawar-menawar antara legislatif dan eksekutif

    Dalam sistem presidensial, penting untuk memahami bahwa presiden memiliki peran ganda sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Meskipun ada kelemahan, sistem ini tetap menjadi pilihan meski sejak di zaman reformasi. 

    Sistem Pemerintahan Parlementer di Indonesia (1950-1959) vs Sekarang

    Pada periode 1950-1959, Indonesia menerapkan sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini berbeda secara signifikan dari sistem presidensial yang diterapkan di AS. Sebagai contoh sistem parlementer yang berhasil adalah seperti di Inggris, eksekutif dipimpin oleh perdana menteri yang berasal dari partai mayoritas di parlemen. Sistem ini memiliki kelebihan dan tantangan tersendiri. Esensinya adalah Akuntabilitas, sehingga Perdana Menteri harus mempertahankan dukungan mayoritas dari parlemen. Selama periode resmi parlementer, Indonesia mengalami dinamika politik yang intens, dengan perubahan kabinet yang cukup sering akibat mosi tidak percaya atas kesalahan memerintah atau kekurangan lainnya dari pergeseran koalisi dalam parlemen. Sistem parlementer memberikan ruang untuk beragam partai politik untuk berpartisipasi dalam pemerintahan, namun juga menciptakan tantangan dalam mempertahankan stabilitas politik dan koalisi yang kuat. Pertanyaannya, apakah stabilitas yang sering mencederai demokrasi lebih penting daripada pembelaan demokrasi dan kesejahteraan rakyat?.

    Karakteristik Utama dalam sistem parlementer, struktur kekuasaan dibagi secara khusus:

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
    Lihat Vox Pop Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun