4. Peningkatan Kesiapan dan Keamanan: Dengan sistem ini, Eropa dapat meningkatkan kesiapan dan keamanan nasionalnya. Sistem ini memastikan bahwa setiap negara anggota memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan menetralkan ancaman secara cepat dan efektif.
Implementasi dan Tantangan
Mengimplementasikan Iron Dome Eropa adalah sebuah tantangan besar. Ini membutuhkan koordinasi dan kerjasama yang erat antara berbagai negara anggota, serta investasi yang signifikan dalam teknologi dan infrastruktur. Selain itu, ada tantangan politik dan strategis, termasuk memastikan bahwa sistem ini tidak menggantikan tetapi melengkapi peran NATO dalam pertahanan Eropa.
Namun, jika berhasil, Iron Dome Eropa akan menjadi tonggak penting dalam sejarah pertahanan benua ini. Ini akan memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap ancaman udara, meningkatkan solidaritas antar negara anggota, dan memastikan bahwa Eropa siap menghadapi ancaman di masa depan.
Pertahanan Terpusat dan Peralihan dari NATO
Proposal von der Leyen menandai perubahan signifikan dalam kebijakan pertahanan Eropa. Alih-alih mengandalkan NATO, dia membayangkan kekuatan pertahanan Eropa yang bersatu di bawah komandonya. Struktur baru ini akan memusatkan pengadaan militer, memungkinkan UE untuk melewati sekutu tradisional seperti Inggris dan AS. Negara anggota akan diharuskan membeli sistem yang diproduksi UE, seperti Samp/T buatan Perancis-Italia. Kuncinya Ursula menginginkan kemandirian UE seperti ASEAN yang ingin kelihatan mandiri tetapi kelihatan didikte oleh China.
Atau pilihan lainnya adalah teknologi Jerman yang telah mengembangkan sistem pertahanan udara sendiri, menggunakan kombinasi teknologi Amerika, Israel, dan domestik, dengan partisipasi dari Inggris. Hal ini menimbulkan tantangan bagi visi von der Leyen, karena menunjukkan kompleksitas dalam menyatukan berbagai sistem pertahanan nasional, walaupun kurang murni ketimbang hasil UE yang dibuat UE sendiri atau Perancis-Italia sendiri.
Tantangan Transisi
Beralih dari infrastruktur pertahanan NATO yang sudah mapan ke sistem baru yang berpusat pada UE penuh dengan tantangan. Kemampuan pertahanan udara terintegrasi NATO, khususnya sistem rudal Patriot buatan AS, telah diuji dan terbukti, terutama di Ukraina. NATO baru-baru ini memesan 1.000 rudal Patriot baru untuk memperkuat pertahanannya, sebuah upaya bersama antara AS dan Jerman.
Rencana von der Leyen untuk menggantinya dengan model Eropa disambut dengan skeptisisme. Para kritikus berpendapat bahwa sistem baru mungkin kurang dapat diandalkan dan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang pengecualian kontraktor Amerika dan potensi melemahnya strategi pertahanan kohesif NATO. Isu kampanye pertahanan UE yang mandiri terakhir ini dari kekhawatiran akan ketergantungan pada AS kalau seandainya di bawah komando  Donald Trump, yang mereka semua coba hindari, jadi kemandirian adalah tujuannya.