Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

MK Amerika & Patty Hearst Menderita Stockholm Syndrome

12 Juli 2024   05:37 Diperbarui: 12 Juli 2024   05:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.agconnect.nl/partner/pqr-rustmakers-in-it/het-stockholmsyndroom-bij-ict-outsourcing

Supreme Court dan Patty Hearst menderita Sindrom Stockholm

Putusan Mahkamah Konstitusi atau Mahkamah Agung di AS baru-baru ini, yang memberikan kewenangan luas kepada lembaga pemerintah eksekutif di bawah presiden, telah menarik perbandingan dengan sindrom Stockholm, seperti yang terlihat dalam kasus Patty Hearst. Keputusan ini memungkinkan presiden untuk mengizinkan tindakan ekstrim, seperti mengirimkan Tim Navy SEAL 6 untuk membunuh para pemimpin oposisi atau bahkan hakim MK atau MA sendiri, dengan kedok tugas resmi kenegaraan. 

Kewenangan eksekutif yang baru saja diberikan, apabila tidak terkendali atau jatuh ketangan seorang presiden yang cenderung kriminal dan koruptif akan mengancam prinsip-prinsip demokrasi dan melemahkan model kekuasaan seimbang yang dikenal sebagai trias politica. 

Dengan mengkonsolidasikan kendali atas MK atau MA, dan lembaga-lembaga hukum lainnya akan segera membatasi dan menghabisi kritik apabila pilihan presidennya jatuh ketangan individu yang koruptif dan kriminal seperti Donald Trump, atau dari partai republik sayang radikal lainnya yang mau menikmati kekuasaan diktator a la Putin, yang baru saja mengeksekusi oposisinya Navalny. 

Sejak putusan ini diketok, maka MK atau MA telah mengikis sistem checks and balances dengan sendirinya, sehingga mengorbankan pemisahan kekuasaan yang merupakan hal mendasar bagi demokrasi yang sehat. Tren yang meresahkan ini menyoroti pentingnya menjaga independensi peradilan dan memastikan bahwa tidak ada satupun dari elemen Trias Politika atau dalam hal ini pemerintahan yang mempunyai kekuasaan yang tidak terkendali.

Kesamaan keputusan tersebut dengan sindrom Stockholm, seperti yang terlihat dalam kasus Patty Hearst, menggarisbawahi perlunya kewaspadaan dalam menjaga norma-norma demokrasi. Keputusan MK atau MA yang memberikan kewenangan untuk memberikan kekuasaan seperti raja kepada presiden menimbulkan kekhawatiran serius mengenai potensi terkikisnya prinsip-prinsip demokrasi. Alasan di balik semua tindakan yang sejalan dengan Trump adalah, 

1) Setelah berkali-kali Trump dan sayap kanan menyerang pengadilan hari demi hari setiap kali dia berurusan dengan pengadilan, karena tindak koruptif atau kriminalnya. Bullying terhadap semua yang terlibat dalam kasus pengadilannya ini rupanya membuat MK atau MA ketakutan untuk membuat putusan yang merugikan Trump. 

2) Apalagi ketika Leonard Leo sang Federalis menginstruksikan anggota MK atau MA dari faksi Federalis mereka untuk mengikuti arah sayap kanan agar tetap bertahan pada Trump sebagian besar waktu.

 3) Keberhasilan faksi Federalis menguasai kursi MA atau MK dengan perbandingan 5:3 sudah pasti menang dalam semua keputusan yang melawan rasa norma dan etika masyarakat demi membela agenda aneh partai Republik.  

4) Mereka terus diingatkan bahwa mereka dipilih sebagai Scotus karena Trump atau kewajiban untuk membalas budi. Ini direncanakan oleh Leonard Leo dan Mitch McConnel untuk memperkuat kekuasaan Partai Republik yang dapat mewujudkan putusan anti hak hak atas tubuh wanita yang nyata dan bertentangan dengan kaum wanita liberalis, yang meminta hak privasi atas tubuh mereka. 

5) Memperkuat Trump dan partainya dalam rancangan besar proyek 2025 untuk menghapuskan badan badan pemerintah yang bertentangan dengan kepentingan anti global warming, ataupun anti pencemaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun