Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tantangan Debat Capres: Model Bebas di AS

11 Juli 2024   03:46 Diperbarui: 11 Juli 2024   05:45 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang presiden yang tidak pernah menghadapi pembantunya yang mendebat atau menjungkirbalikkan keberhasilan Biden. Seperti yang diklaim Trump dalam debat bahwa semua itu adalah keberhasilan Trump dan Biden hanya meneruskan saja. Klaim ini buat Biden bagaikan berada di alam mimpi  yang membuat Biden terperangah seketika. 

Mau mulai dari mana mendebatnya, karena semuanya menjadi jungkir balik? Biden menjadi kehilangan pijakan, mau mengatakan yang sebenarnya juga tidak mudah, karena 50% orang Amerika pengikut Trump setia yang percaya saja apa yang keluar dari mulut Trump..

Sistem Politik yang Pro Status Quo

Ada masalah dalam sistem politik yang pro status quo ini, di mana banyak yang berpikir bahwa Biden tidak akan ditantang, dipertanyakan atau didebat.  Sebagai presiden yang selalu disanjung karena rentetan keberhasilannya, bahkan banyak yang mengatakan lebih berhasil ketimbang semua presiden sebelumnya dalam mengelola pemerintahan. 

Betapa pengertian ini menina bobokkan presiden dalam memandang penantangnya dan bahkan meremehkan penantang debatnya yang terkenal hanya bohong dan menipu apalagi sudah terkenal terlibat berbagai tindak kriminal segala. Padahal itu adalah keahlian atau profesi utama sebagai tukang bohong. 

Bukti keahlian sebagai tukang bohong adalah 50% orang Amerika sudah tertipu semuanya dengan berbagai trik dan gerakan merongrong pemerintah. Rasa pemenang, dan bahkan sebelum berdebat adalah candu yang menina bobokkan dan melenakan semua bentuk tak tik berpikir yang berbeda ataupun argumen pertahanan berargumentasi yang menggunakan teknik pemenangan. 

Ini semua dialami Biden selama memimpin negara secara serius dan berhasil, namun tidak disertai dengan politik dan diplomasi bumbu keberhasilannya.

NYT.com: 'Preferensi Polling' milih yang Bohong
NYT.com: 'Preferensi Polling' milih yang Bohong

Pentingnya Debat dan Kompetisi Pendapat 

Perlunya perdebatan yang ekstrim dan sengit, bahkan sesengit apapun akan sangat penting dalam mempersiapkan proses pemilihan presiden. Setiap calon presiden (capres) memiliki gaya dan teknik debat yang berbeda-beda, mulai dari yang halus, menusuk, pedas di telinga, beringas dan tajam hingga yang agresif, licik, menyudutkan dan memancing kemarahan. 

Bahkan ada yang hanya propaganda asal-asalan, ngawur, menipu dengan misinformasi, dan membual dengan disinformasi, yang saat ini terbukti berhasil diterima masyarakat sebagai kewajaran baru. Semua ini akan menantang dan menguji pendapat setiap peserta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun