Bukti Teoritis Multiverse. Teori Inflasi. Konsep multiverse muncul dalam beberapa bidang fisika dan filsafat, namun contoh paling menonjol berasal dari teori inflasi. Teori inflasi menggambarkan peristiwa hipotesis yang terjadi ketika alam semesta kita masih sangat muda, kurang dari satu detik. Dalam waktu yang sangat singkat, alam semesta mengalami periode perluasan yang cepat, "mengembang" hingga menjadi beberapa kali lipat lebih besar dari ukuran sebelumnya.
Heling Deng, kosmolog dari Arizona State University, menjelaskan bahwa meskipun inflasi di alam semesta kita kemungkinan sepertinya telah berakhir, namun inflasi cepat mungkin akan terus berlanjut di wilayah lain. Alam semesta individual dapat "menjepit" alam semesta yang lebih besar yang mengembang dan mengembang, sehingga menciptakan lautan inflasi abadi yang tak terhingga yang dipenuhi dengan banyak alam semesta individual.
Dalam skenario inflasi abadi ini, setiap alam semesta akan muncul dengan hukum fisikanya sendiri, kumpulan partikelnya sendiri, susunan gayanya sendiri, dan nilai konstanta fundamentalnya sendiri. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa alam semesta kita memiliki sifat-sifat yang dimilikinya, khususnya sifat-sifat yang sulit dijelaskan dengan fisika fundamental, seperti materi gelap atau konstanta kosmologis.
Kehidupan sebagai Bukti. Salah satu bukti teoritis yang menarik tentang multiverse adalah keberadaan kehidupan, khususnya kehidupan berakal yang mampu melakukan pengamatan kosmologis. Aspek-aspek tertentu di alam semesta kita tampaknya sangat cocok untuk mendukung kehidupan, seperti umur panjang bintang, kelimpahan karbon, ketersediaan cahaya untuk fotosintesis, dan stabilitas inti kompleks. Multiverse menawarkan satu penjelasan mengapa fitur-fitur ini menguntungkan di alam semesta kita: yang juga di alam semesta lain juga ada, namun kita mengamati alam semesta ini karena alam ini  mampu mendukung kehidupan yang kompleks.
Bukti Fisik Multiverse. Â Cosmic Microwave Background dan Cosmic Microwave Background Radiation (CMB atau CMBR) atau Radiasi Gelombang Mikro Kosmik adalah sisa-sisa yang menarik dari alam semesta awal. Bayangkan ini: ketika alam semesta baru berusia sekitar 400.000 tahun, ia mengalami ekspansi dan pendinginan yang cepat setelah Big Bang. Selama proses ini, alam semesta menjadi transparan terhadap photons untuk pertama kalinya. Akibatnya, cahaya samar radiasi gelombang mikro menembus semua ruang. Radiasi ini memberikan data penting tentang alam semesta primordial dan berfungsi sebagai bukti penting yang mendukung teori Big Bang. Â Para ilmuwan memeriksa latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB), sisa-sisa Big Bang, untuk mencari bukti adanya banyak alam semesta. Para peneliti percaya bahwa interaksi dengan alam semesta lain dapat meninggalkan jejak yang dapat dideteksi di CMB. Pada tahun 2011, para ilmuwan mengidentifikasi empat bidang di langit yang mungkin mengungkap jejak penting ini, yang berpotensi mendukung teori multiverse.
Lubang Hitam dan Terowongan Kuantum. Pentorongan kuantum dan lubang hitam terkait dengan cara berurutan berikut:
1) Agar partikel dapat lolos dari lubang hitam, fluktuasi kuantum harus terjadi di dekat tepi lubang hitam. Ketika ini terjadi, kadang-kadang satu partikel akan menerobos keluar torong sebelum terjadi penghancuran. Pasangannya segera dibuat seperti "spaghetti" oleh lubang hitam memanjang saat jatuh terjun ke pusatnya. Tunneling atau pentorongan karena berbentuk seperti torong untuk mengisi air atau minyak kedalam botol.
2) Pentorongan kuantum dari lubang hitam ke dalam lubang putih menjadi suatu model untuk suatu siklus penuh lubang hitam. Lubang putih bertindak sebagai sisa sisa yang berumur panjang, yang memecahkan paradoks informasi lubang hitam ini.
3) Pentorongan harus menjadi bagian dari penggabungan cakrawala dalam penggabungan lubang hitam, seperti dalam peristiwa LIGO. Sebaiknya, ada tingkat energi yang sama di lubang hitam yang mendekat, dan jika mekanik kuantum bertahan, akan ada pentorongan selama pendekatan untuk bergabung. The Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) adalah eksperimen fisika skala besar dan observatorium yang dirancang untuk mendeteksi gelombang gravitasi kosmik dan untuk mengembangkan pengamatan gelombang gravitasi sebagai suatu perlengkapan alat astronomi.
Heling Deng sekarang sedang mencari bukti adanya multiverse dengan mencari jenis lubang hitam khusus yang mungkin merupakan artefak dari potongan-potongan alam semesta kita yang terpisah ke dalam alam semestanya sendiri melalui proses yang disebut penerowongan kuantum. Jika beberapa wilayah di alam semesta kita terpisah dengan cara ini, mereka akan meninggalkan "gelembung" di alam semesta kita yang akan berubah menjadi lubang hitam unik, yang mungkin masih ada hingga saat ini.