Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saudara Kembar Kita di Multiverse, Sama Persis Sedang Baca Ini

27 Juni 2024   23:25 Diperbarui: 28 Juni 2024   03:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: livescience.com

Teori multiverse ini seperti fiksi abstraksi ketika kita melihat ke angkasa di malam yang gelap dari pegunungan yang tinggi, terlihat jauh di angkasa yang indah bertaburkan bintang berkelap kelip mensyahdukan suasana romantis jagat raya. Kitapun bebas mempersepsikan sinar cahaya bintang biar makin syahdu, ada yang semu merah, ada yang semu biru, dllnya, terserah bagaimana kita mau memotret puisi alam raya, bahkan bisa memvisualisasikan surga yang ada di atas sana. Berapa sudah puisi dan lagu tentang bintang bintang ini, seperti bintang kecil, atau bintang dilangit, belum yang dari bahasa bumi lainnya. 

Ada filmnya juga pertama tahun 2001, ada "The One" yang dibintangi oleh Jet Li. Ini bukan film multiverse nomor 1 jika dinilai dari kualitas. Ini bukan film favorit, bahkan kritikus pun enggan mengulas. walaupun patut untuk dipuji pada jamannya. Namun, The One adalah nomor 1 ketika dirilis, yang mengisahkan tentang eksplorasi ide multiverse dalam film aksi berskala besar, dengan itu memiliki anggaran berukuran layak sebesar $ 49 juta (belum disesuaikan dengan inflasi sekarang).

Sony Picture: Jet Li / The One
Sony Picture: Jet Li / The One

Teori ini menyatakan bahwa alam semesta kita, terdiri dari ratusan miliar galaksi, kalau tidak percaya silahkan menghitungnya. Juga bintang-bintang yang juga tak terhitung jumlahnya, yang terbentang waktu puluhan miliar tahun cahaya, bahkan mungkin bukan satu-satunya, masih ada banyak lagi. Ada juga yang dibalik alam semesta kita, mungkin bentuknya ada alam semesta yang sama atau berbeda sekali. Kesemua alam semesta itu masing masing independen memiliki hukum fisikanya sendiri sendiri, juga kumpulan bintang dan galaksinya masing-masing yang tidak mirip (pastinya jika bintang dan galaksi juga ada di alam semesta tersebut), dan segala kemungkinannya, bahkan juga kemungkinan adanya peradaban cerdasnya khasnya sendiri. Bisa jadi alam semesta kita hanyalah salah satu anggota dari alam semesta yang jauh lebih besar dan lebih besar: multiverse. Bukan metaverse seperti facebook.

Input sumber gambar: livescience.com
Input sumber gambar: livescience.com

Menjelajahi Teori Multiverse: Perspektif Terperinci

Alam semesta, sebuah hamparan luas dan misterius, menampung galaksi-galaksi yang tak terhitung jumlahnya jauh melampaui galaksi kita. Namun, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa mungkin ada lebih dari sekedar alam semesta kita. Teori multiverse menyatakan bahwa alam semesta kita hanyalah salah satu dari sekian banyak alam semesta yang secara potensial tak terbatas. Alam semesta ini diyakini muncul tak lama setelah Big Bang, dan kemajuan ilmu pengetahuan kontemporer mungkin semakin mendekati validasi teori menarik ini.

Teori Multiverse

Konsep dan Asal Usul

Teori multiverse berpendapat bahwa alam semesta kita hanyalah salah satu dari banyak alam semesta paralel. Konsep ini telah menarik banyak perhatian, tidak hanya dalam budaya populer, seperti Marvel Cinematic Universe, namun juga dalam komunitas ilmiah. Teori ini mendapat perhatian pada tahun 1980 an dengan munculnya teori inflasi. Inflasi mengacu pada periode singkat ekspansi yang cepat segera setelah Big Bang, yang menjelaskan mengapa alam semesta tampak begitu mulus dan datar. Ekspansi yang cepat ini diperkirakan telah menciptakan banyak alam semesta independen di luar alam semesta kita.

Cakupan dan Implikasi: Teori multiverse menyatakan bahwa alam semesta kita, dengan ratusan miliar galaksi dan bintang-bintang yang hampir tak terhitung jumlahnya, yang membentang puluhan miliar tahun cahaya, mungkin bukan satu-satunya. Sebaliknya, mungkin ada alam semesta yang sama sekali berbeda, terpisah jauh dari alam semesta kita, dan alam semesta lainnya, dan alam semesta lainnya. Memang benar, mungkin terdapat alam semesta yang tak terhingga, semuanya memiliki hukum fisikanya sendiri, kumpulan bintang dan galaksinya masing-masing (jika bintang dan galaksi bisa ada di alam semesta tersebut), dan bahkan mungkin peradaban cerdasnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun