Poin-Poin Utama:
1. Turunnya Peringkat Israel: Israel tidak lagi berada dalam daftar 10 negara teratas yang menarik migrasi para jutawan. Ini pertama kalinya dalam beberapa dekade negara ini kehilangan posisinya menurut laporan private-wealth dari Henley & Partners.
2. Dampak Konflik: Perusahaan Henley & Partners menunjukkan bahwa konflik dapat secara signifikan mempengaruhi daya tarik suatu negara bagi investor kaya. Pada tahun 2023, Israel mengalami arus keluar bersih sekitar 200 jutawan, berlawanan dengan tren arus masuk pada tahun-tahun sebelumnya.
3. Ekspektasi Pemulihan: Meskipun situasi saat ini, beberapa pakar investasi di Israel berilusi bahwa negara ini akan bangkit kembali dan menjadi tujuan utama investasi.
4. Reformasi dan Ketidakstabilan: Ketidakpastian yang disebabkan oleh reformasi peradilan kontroversial dan kerusuhan sipil semakin memperburuk situasi, mengakibatkan arus keluar investasi dan meningkatnya kekhawatiran di kalangan investor.
5. Strategi Investasi Israel: Sebelum konflik, Israel pernah menarik investor dengan insentif pajak yang menarik dan statusnya sebagai satu-satunya negara Yahudi di dunia. Namun, ketegangan yang meningkat dan diskriminasi agama menghambat daya tarik bagi investor dari berbagai latar belakang.
6. Kekhawatiran Internasional: Konflik yang berkelanjutan juga mengakibatkan ketegangan internasional dan kekhawatiran bahwa perang bisa meluas, terutama dengan kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon.
Dalam menghadapi tantangan ini, Israel perlu menstabilkan situasi politik dan keamanan, serta membangun kembali citra positifnya untuk menarik kembali para investor. Selain itu, memperbaiki kebijakan internal yang mendukung demokrasi dan hak asasi manusia dapat membantu mengembalikan kepercayaan investor global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H