Sekarang ini, persentase pelajar Amerika yang menggunakan voucher masih kecil, sekitar satu dari setiap 50 anak atau 2%. Namun hal ini menambah tantangan lain bagi sekolah negeri tradisional. Secara nasional, terdapat penurunan angka partisipasi pendidikan karena rendahnya angka kelahiran dan banyaknya pilihan lain. Kini undang-undang baru ini dapat mengubah pilihan sekolah swasta menjadi model saingan sekolah negeri. Ini diperkirakan dapat menjadi daya tarik model bisnis baru yaitu sekolah swasta swadaya. Hal ini, yang jelas sudah membuka banyak lapangan kerja atau bahkan mencetak pengusaha baru bisnis sekolah model toko kelontong. Kalau memang hasilnya memuaskan dan kompetitif, atau dapat membawa lulusannya ketingkat yang lebih berpendidikan ketimbang sekolah publik, mengapa tidak? Inilah anak hasil kombinasi keputusan pendidikan dan politik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya bakal menjadi trend baru, dimulai dari Amerika, dan nantinya pasti menjalar kesemua penjuru dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H