Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kesekolah a la Sekolah Marketplace

18 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   03:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar ceoworld.com

caikeystone.org
caikeystone.org

Sekarang ini, persentase pelajar Amerika yang menggunakan voucher masih kecil, sekitar satu dari setiap 50 anak atau 2%. Namun hal ini menambah tantangan lain bagi sekolah negeri tradisional. Secara nasional, terdapat penurunan angka partisipasi pendidikan karena rendahnya angka kelahiran dan banyaknya pilihan lain. Kini undang-undang baru ini dapat mengubah pilihan sekolah swasta menjadi model saingan sekolah negeri. Ini diperkirakan dapat menjadi daya tarik model bisnis baru yaitu sekolah swasta swadaya. Hal ini, yang jelas sudah membuka banyak lapangan kerja atau bahkan mencetak pengusaha baru bisnis sekolah model toko kelontong. Kalau memang hasilnya memuaskan dan kompetitif, atau dapat membawa lulusannya ketingkat yang lebih berpendidikan ketimbang sekolah publik, mengapa tidak? Inilah anak hasil kombinasi keputusan pendidikan dan politik yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya bakal menjadi trend baru, dimulai dari Amerika, dan nantinya pasti menjalar kesemua penjuru dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun