Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Takbir di Lagu Freddie Mercury - Queen 'Mustafa Ibrahim'

16 Juni 2024   08:15 Diperbarui: 20 Juni 2024   04:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: Vecteezy.com

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, Pencipta dan Penguasa segala makhluk. Kami bersyukur kepada-Nya atas rahmat-Nya: atas anugerah kehidupan, kesehatan, keluarga, komunitas, kedamaian, dan kemakmuran yang kami nikmati dan anggap remeh di negara kami, Amerika.

Saudaraku, Hari ini kita merayakan Festival Pengorbanan yang agung. Kami bergabung dengan jutaan umat Islam di seluruh dunia termasuk jutaan peziarah yang merayakan setelah menyelesaikan ibadah haji terpenting. Idul Adha adalah waktu bersyukur dan berdoa; ini adalah waktu untuk mengungkapkan kegembiraan, berbagi berkah, dan merayakan persatuan. Ini juga merupakan saat refleksi ketika kita memperingati pengorbanan besar Nabi Ibrahim (AS). Kita merenungkan pesannya tentang iman, pengorbanan, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Iman Kepada Tuhan: Pilar Perjalanan Nabi Ibrahim. Al-Qur'an menceritakan bahwa Nabi Ibrahim menemukan makna keimanan kepada Tuhan dengan mengamati fenomena alam. Perenungan dan pertanyaan kritisnya membawanya pada kesadaran akan kebenaran penting bahwa Pencipta alam semesta itu Esa, Tak Tertandingi, dan Transenden. Keilahian tidak bisa dipisahkan dengan makhluk ciptaan Allah. Karena ciptaan Allah selalu diperbarui dan tumbuh sesuai dengan DNA yang ditulis Allah, walaupun selalu dalam siklus mati hidup, tetapi Tuhan tetap hidup kekal. 

"Dan dengan demikian, Kami tunjukkan kepada Ibrahim kekuasaan Tuhan atas langit dan bumi, dan dengan demikian dia termasuk orang-orang yang beriman teguh (kepada Tuhan)." (Al-An'am 6:75)

Dia tidak berhenti pada penemuan intelektualnya; sebaliknya, dia menginternalisasikannya dan mengubahnya menjadi sebuah cara hidup. Nabi Muhammad SAW terpanggil untuk menyaksikan visi moral ini:  "Katakanlah, Tuhanku telah memberi petunjuk padaku ke Jalan yang Lurus, jalan yang sempurna, keimanan Ibrahim, orang yang lurus hati, yang tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan. Dan katakanlah, Sesungguhnya ibadahku, pengorbananku, hidupku, dan matiku semuanya untuk Tuhan Penguasa alam semesta." (Al-An'am 6: 161-162)

Tauhid berarti menerima kedaulatan Tuhan dan menolak penyembahan berhala dan dewa-dewa palsu, termasuk keinginan dan khayalan diri sendiri. Menentang Antroposentrisme: Mengikuti Cahaya Penuntun Nabi Ibrahim. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini adalah antroposentrisme, yang menempatkan manusia sebagai pusat alam semesta, bukan Tuhan. Hal ini mengakibatkan relativisme moral, di mana nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung umat manusia sepanjang sejarah telah digantikan oleh tingkah laku dan khayalan manusia yang selalu berubah-ubah. Akibatnya, perbedaan antara baik dan buruk, benar dan salah, moral dan tidak bermoral, kebajikan dan dosa telah terhapuskan. Pandangan dunia yang menyimpang seperti itu kini dipromosikan dengan mengorbankan keyakinan dan praktik keagamaan yang autentik. Umat Islam dan juga mereka yang percaya pada kedaulatan Tuhan harus bersatu menghadapi tantangan ini. Dalam perjuangan ini, marilah kita menjadikan Ibrahim sebagai teladan kita.

Penyerahan Penuh Kepada Allah. Iman Ibrahim mengajarkannya untuk menyerahkan keinginannya pada kehendak Tuhan. Ia rela melakukan apa pun untuk berkorban demi Tuhan. Tuhan memerintahkan dia untuk membawa istrinya Hagar dan putranya Ismail untuk menempatkan mereka di gurun tandus. Dia percaya pada janji Tuhan. Jadi, saat ini, secara ajaib, tempat tandus itu menjadi kota yang berkembang; ini adalah tempat ziarah terbesar di muka bumi yang dikunjungi sepanjang tahun oleh jutaan orang.

Getty Images: Fadel Senna
Getty Images: Fadel Senna

Kota itu adalah Mekkah tempat Nabi Muhammad (damai dan berkah besertanya) dilahirkan; kedatangannya merupakan penggenapan satu lagi janji Allah kepada Nabi Ibrahim. Saat ini kita dipanggil untuk menghidupkan kembali cita-cita iman, pengorbanan, dan kepercayaan kepada Tuhan yang dihargai dan diamalkan oleh Ibrahim, Ismael, dan Hagar. Salah satu pesan yang kita pelajari dari Ibrahim dan Hagar adalah bahwa kita mungkin tidak langsung melihat hasil dari kepercayaan dan perjuangan kita; bahwa imbal hasil mungkin akan menurun; agar kita tidak hidup untuk melihat hari dimana bunga itu mekar namun kita terus hidup sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah selalu.

Iman yang Indah. Dalam perjuangan menjalani kehidupan yang berpusat pada Tuhan, kita tidak boleh melupakan upaya untuk mewujudkan perjuangan yang indah. Hadits Nabi kita adalah: "Allah itu indah dan menyukai keindahan" dan "Kelembutan mempercantik segalanya." Pesan ini relevan saat ini karena dunia semakin bergerak ke arah kekerasan yang tidak masuk akal, kebencian, rasisme, dan penghasutan perang. 

Ibrahim mengajarkan kita untuk berteman dengan orang asing; dia selalu membuka sebagian tendanya untuk menyambut orang asing; dia mengundang mereka untuk mengambil bagian dalam pestanya. Hari ini kita harus membuka hati kita kepada orang lain; kita perlu merangkul persaudaraan manusia. Itulah pesan haji, dan pesan inti Islam: ketika berjuang di jalan Tuhan, maka hal itu dilakukan dengan cita-cita tertinggi yaitu kasih sayang dan belas kasihan.

Agama yang Menghapus Masalah Ras. Malcolm X mempelajari pelajaran ini. Dia pergi ke Makkah sebagai seorang nasionalis kulit hitam dan kembali sebagai orang yang beriman pada persaudaraan universal umat manusia. Dia mengirimkan pesan ini kepada teman-teman Amerika: "Selama tiga puluh sembilan tahun saya berada di dunia ini, Kota Suci Mekkah adalah pertama kalinya saya berdiri di hadapan Sang Pencipta Segala galanya dan merasa seperti manusia seutuhnya." "Amerika perlu memahami Islam, karena ini adalah satu-satunya agama yang menghapus masalah ras dari masyarakatnya."

Malcolm X adalah seorang pria yang merasakan akibat pahit dari rasisme yang masih membuat Amerika terguncang! Begitu banyak darah yang tertumpah karena rasisme dan prasangka, karena penolakan untuk mengakui orang lain sebagai diri sendiri, karena penolakan untuk memahami perjuangan di luar perjuangan kita sendiri. Kefanatikan adalah motivasi di balik pembunuhan berdarah dingin terhadap jamaah masjid di Selandia Baru dan Kota Quebec, dan merenggut nyawa tak berdosa di London, Ontario. Di Palestina, Myanmar, India, Sudan dan banyak tempat lainnya; mereka telah melancarkan kekerasan terhadap Muslim, Kristen, dan kelompok minoritas lainnya. Akar dari hal ini adalah keyakinan akan keunggulan diri sendiri dibandingkan orang lain. Islam memotong akar ideologi ini dengan mengajarkan ikatan suci kemanusiaan bersama. Inilah pesan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam khutbah perpisahannya: "Hai manusia, Tuhan itu Esa, dan ayahmu adalah Esa." "Hidup dan harta bendamu tidak dapat diganggu gugat sampai kamu bertemu Tuhanmu."

Pesan Perdamaian dan Keharmonisan Alam. Pesan utama perdamaian dan ruang suci adalah jiwa haji. Haji juga mengajarkan kita untuk memperlakukan bumi dengan hormat; seorang haji tidak boleh memotong, menyentuh, atau melukai makhluk hidup apapun, bahkan sehelai rumput pun. Kita membutuhkan pesan ini hari ini. Dunia sedang menyaksikan bencana dan tragedi yang belum pernah terjadi sebelumnya karena penjarahan kita yang sembrono terhadap bumi dan sumber dayanya. Al-Qur'an memperingatkan kita bahwa kita akan menuai akibat dari kecerobohan kita ketika kita gagal hidup harmonis dengan lingkungan.

> "Korupsi sudah merajalela di darat dan di lautan karena perbuatan yang dilakukan manusia, agar mereka merasakan sebagian dari perbuatannya, agar mereka kembali lagi." (Surah Rum 30:41)

Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah melepaskan diri dari kecanduan yang menyebabkan terputusnya hubungan dengan alam. Musim panas adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan kembali diri kita dan anak-anak kita pada alam di sekitar kita; memberikan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan; untuk membiarkan kita dan mereka mengembangkan dan mengeksplorasi hubungan spiritual dan emosional kita dengan dunia kehidupan satwa liar, tanaman dan lanskap, serta kosmos.

Bersatu Kembali dengan Ciptaan Tuhan dan Satu Sama Lain. Terapi alam adalah salah satu cara utama untuk menghilangkan kecanduan terhadap perangkat dan dunia online. Kecanduan semacam ini mempunyai dampak paling merusak tidak hanya pada kemampuan kita membaca, mengan

Sekedar selingan ringan, diinspirasi dari pemusik tenar dari band the Queen. Latar Belakang Lagu "Mustapha Ibrahim" dan Hubungannya dengan Tema Hari Qurban. Freddie Mercury, vokalis terkenal dari band legendaris Queen, memiliki cara unik dalam memperingati berbagai momen penting. Salah satunya adalah hari Qurban, yang menginspirasinya untuk menciptakan lagu berjudul "Mustapha". Meski demikian, lagu ini tidak secara langsung menggambarkan tema Qurban seperti yang mungkin diharapkan. Liriknya yang campur aduk dan repetitif, seperti "Ibrahim, Ibrahim, Ibrahim" dan "Mustapha, Mustapha, Mustapha Ibrahim", menunjukkan kesulitan Freddie dalam merangkai puisi dengan tema religi yang tepat. Freddie kan orangnya tidak religius sama sekali, jadi jangan tanya kok minimalis usahanya dalam membuat lirik bertemakan nabi Ibrahim?

Pengaruh dan Kontroversi Lirik "Mustapha" Freddie yang dikenal sebagai penyanyi dengan gaya bebas, menggunakan pengulangan seperti pengalaman remajanya mendengarkan takbir untuk lirik lagu "Mustapha Ibrahim". Lagu ini menjadi populer di tahun 1980-an, tetapi banyak teman rocker dari Arab tidak pernah sama sekali mendengar lagu ini. Hal ini mungkin karena perbedaan generasi, mengingat banyak dari mereka baru berumur 20-an tahun. Ketika ditanya, beberapa teman kerja di Google yang berasal dari Arab menyatakan bahwa mereka menganggap lirik lagu tersebut sebagai seni musik kontemporer yang tidak jelas maksudnya, bahkan menganggapnya sebagai "gibberish". Liriknya memang membingungkan karena tampaknya menggabungkan beberapa bahasa, termasuk Inggris, Arab, dan mungkin bahasa Parsi, mengingat latar belakang Freddie Mercury (nama lahir Farrokh Bulsara) yang berdarah Parsi. Berikut adalah kutipan lirik lagu tersebut:

```

Ibrahim, Ibrahim, Ibrahim,

Allah, Allah, Allah, Allah will pray for you.

Hey!

Mustapha, Mustapha, Mustapha Ibrahim.

...

Mustapha,

Mustapha,

Ist avil ahiln avil ahiln adhim Mustapha,

Salaam Alaikum!

```

Jadi jelas lirik lagu ini sangat membingungkan bukan? Karena, sepertinya ini lirik memaksakan sekali gabung tiga bahasa yang berbeda - atau setidaknya dua bahasa yang sebenarnya, Inggris dan Arab, serta sepertinya sebagai "cara meracu orang Persia", karena Freddie Mercury (nama lahir Farrokh Bulsara) berdarah Parsi, atau keturunan Iran. Penggabungan ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian Freddie dalam hal pluralisme.

Dalam mencari persamaan dari lintas agama besar di dunia, ternyata Ibrahim atau Abraham adalah figur penting dalam agama Kristen, Yahudi, dan Islam. Semua agama ini mengakui Ibrahim sebagai nenek moyang mereka, dengan banyak kisah yang serupa tentang kehidupannya tertulis dalam kitab suci masing-masing. Ibrahim adalah elemen yang mempersatukan semua penganut agama yang berbeda beda ini.Sebagian orang Yahudi, Yesus dan Nabi Muhammad memiliki silsilah garis keturunan patriarki yang mengerucut pada persaudaraan trah Ibrahim ini. Persamaan tersebut, misalnya, perselisihan Ibrahim dengan ayahnya, Terah, dan Haran adiknya sendiri yang menyembah berhala, serta konflik dengan Raja Shinar Namrod atau Nimrod yang berakhir dengan Ibrahim dilemparkan ke dalam api namun diselamatkan oleh Tuhan. Karena Ibrahim seorang nabi, maka Allah menyelamatkan dengan membuat gempa yang memisahkan Ibrahim dengan api yang membakar semua termasuk raja Nimrod. Semua ini memberikan bukti yang cukup bahwa semua agama tersebut ber nabi sama Ibrahim. 

Perbedaan yang Mempersatukan. Perbedaan interpretasi kisah pengorbanan antara Torah, Injil, dan Al-Quran seringkali menjadi sumber perpecahan. Dalam Torah, Allah memerintahkan Abraham untuk mengorbankan putranya, Ishak. Sementara dalam Al-Quran, kisah tersebut melibatkan Ismail. Meskipun demikian, tema pengorbanan ini sebenarnya dapat menjadi titik persatuan, karena semua agama tersebut memperingati momen ini dalam bentuk ritual yang berbeda namun dengan makna yang serupa. Dalam Torah: akedah (binding of Isaac) "Allah disangka memerintahkan Ibrahim  untuk mengorbankan anak laki lakinya sendiri Ismael di pegunungan Moriah yang akhirnya dicegah oleh Malaikat sebelum pengorbanan itu di saat terakhir. 

Lain lagi dalam agama Kristen ini adalah rehearsal atau suatu gladi resik rencana Qurban anak domba Allah, karena Allah akan memberikan cintaNya pada kemanusiaan secara tak terbatas. Kalau dilihat menurut sejarahnya, dikatakan Abraham atau Ibrahim hidup pada tahun 2000-2500 tahun AD atau sebelum Kristus, berarti kalau ini adalah siklus 2500 tahunan korban anak domba Allah atau Agnus Dei, berarti prediksi antara tahun 2024 ini hingga tahun 2500 kemungkinan ada peristiwa Agnus Dei jilid ke 3. Sepertinya semua sudah sama sama menentukan satu ritual bersama yang harusnya mempersatukan, perbedaannya kalau menurut kalender orang Kristen dinamai Paskah yang diperingati pada 31/3/24, untuk orang Yahudi Passover 4/22/24 dan untuk orang Islam Eid al Adha 6/17/24. Semua memperingati tema kurban kambing Agnus yang sama tapi cara perhitungan tanggalnya yang berbeda.

Menurut pandangan orang Kristen sepertinya perintah wahyu Allah untuk melakukan rehearsal atau gladi resik jadi disalah artikan Abraham dengan pengorbanan anak laki laki yang sesungguhnya seperti deja vu mempersembahkan anak domba Allah atau Agnus Dei dan dikatakan dengan mempersembahkan seekor kambing. Allah tidak mungkin memberkati praktek KDRT atau kekerasan pada anak oleh siapapun termasuk bapaknya sendiri. Dalam kitab Torah yang menjadi sumber kitab ke 3 agama besar menyebut nama Iskak. 

Dalam keseharian nama Ishak atau Ismail yang tidak pernah kita pakai dalam ritual religi, malah dijadikan bahan perselisihan, rasanya tidak begitu penting. Tapi faktanya nama Iskak vs Ismail malah menjadi salah satu bahan perbedaan yang menjauhkan persaudaraan ketiga agama itu plus satu perpecahan lagi, Zoroaster yang juga percaya Ibrahim atau versi Persia kuno bernama Zoroaster atau nabi tidak bisa dibakar oleh raja Namrud. Apakah Ibrahim, Iskak atau Ismail pernah berprasangka akan dijadikan perbedaan sampai kini? Tentunya mereka tidak peduli, bahkan tidak pernah mengontak khusus untuk mendamaikan pertengkaran keturunannya. Seperti bapak pada umumnya yang yang tidak senang melihat anaknya bertengkar. Nama yang dipertentangkan Ismail ini dapat dibaca pada  AlQuran (37:103), yang khususnya menyebut nama Ishmael, keturunan Ibrahim dan nenek moyang bangsa Arab.

Juga aspek yang sangat kompleks mengenai interelasi antara Yahudi, Kristen dan Islam ditunjukan oleh cara penulisan kitab yang memuat nabi Ibrahim yang berbeda style. Kita lihat dalam kitab Torah dan injil yang diperbaharui tertulis, Perjanjian antara Allah dan Abraham, seperti yang dijelaskan dalam Kejadian 15, disertai dengan upacara aneh membelah daging burung menjadi 2 potongan.  Ayat 11 menceritakan, "Dan burung-burung pemangsa turun ke atas potongan tubuh burung, dan Abraham mengusir mereka." Juga perjanjian Abraham dengan Allah, Dalam  Genesis 15, upacara pemotongan daging kurban hewan menjadi beberapa potong. Ayat 11 Dan burung pemangsa bangkai mendarat pada potongan daging, dan Ibrahim mengusir dan burung terbang pergi.

Padahal menurut kitab Torah kuno orthodox (tidak dipakai lagi, tanpa alasan) yang rupanya juga sama dengan apa yang ditulis dalam Al Quran (2:260) Abraham bertanya "Tuhan bagaimana cara menghidupkan kematian''. Jawab Tuhan  "Kenapa imanmu sangat tipis, kamu belum percaya juga ya, sabarlah dan kuatkan dulu hatimu. Kalau begitu ambil dan kumpulkan daging empat ekor burung yang didekatmu dan letakkan sebagian di setiap gunung; setelah itu, panggilah mereka, maka mereka akan terbang cepat kepadamu; dan ketahuilah bahwa Allah itu maha perkasa dan bijaksana"

Jelas sudah bahwa ketiga agama besar sebenarnya kalau mau bisa membuka diri. Mereka ternyata telah dipersatukan kembali oleh klaim yang sama "Abraham, nenek moyang kami." Dan rumitnya hubungan antara agama-agama ini, termasuk konflik, harus selalu menemukan titik-titik kesepakatan, seperti ini. Secara harmoni, mungkin dengan mengulas secara positif melalui pemeriksaan interpretasi masing-masing tentang kehidupan Abraham dan banyak nabi lain yang sama sama dimiliki selama ini.

Kesimpulan Meskipun terdapat perbedaan dalam detail kisah, tiga agama besar sebenarnya memiliki banyak kesamaan yang bisa menjadi dasar untuk persatuan. Penghormatan terhadap Ibrahim sebagai nenek moyang bersama dan interpretasi bersama tentang kisah hidupnya menunjukkan bahwa ada benang merah yang menghubungkan mereka. Dengan membuka diri terhadap perspektif lain, diharapkan hubungan antaragama dapat semakin harmonis. Dengan demikian, meskipun lirik lagu "Mustapha" oleh Freddie Mercury tampak tidak jelas, semangat pengulangan nama "Ibrahim" mungkin mencerminkan keinginan untuk mengingat dan menghormati tokoh yang memiliki peran penting dalam menyatukan penganut berbagai agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun