Kremlin membantah menyebarkan disinformasi dan menuduh Barat terlibat dalam "terorisme informasi." Menurut The Associated Press, para pejabat Polandia melaporkan bahwa Polandia juga menjadi sasaran sabotase dan tindakan mengganggu lainnya yang dilakukan oleh dinas rahasia Rusia.Â
Polandia, yang merupakan anggota NATO, telah menjadi pusat pasokan senjata Barat ke Ukraina dan surga bagi banyak pengungsi Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. James Rubin, diplomat senior AS yang bertanggung jawab melawan disinformasi, dan Tomasz Cho, diplomat Polandia dengan amanah yang sama, mengikuti upacara peresmian UCG. Kelompok tersebut, yang mulai bekerja pada hari Selasa, beranggotakan perwakilan dari 12 negara, termasuk Kanada, Perancis, Jerman, Finlandia, Italia, beberapa anggota NATO lainnya, dan Ukraina. Mereka akan beroperasi di ruang yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Polandia, yang bertujuan untuk mendeteksi dan menghilangkan prasangka kampanye disinformasi Rusia yang bertujuan melemahkan dukungan global terhadap Ukraina.
"Tantangan dalam perang informasi bukan hanya mengetahui apa yang dilakukan Rusia tetapi juga mencari cara terbaik untuk memeranginya," kata Rubin kepada wartawan di Kedutaan Besar AS di Warsawa, Senin. Ia mengatakan inisiatif ini berasal dari AS namun disambut dengan antusias oleh Polandia, yang sangat prihatin dengan dampak disinformasi yang dapat ditimbulkan pada negara-negara demokrasi. Mengingat lokasinya yang strategis dan banyaknya pejabat yang melakukan perjalanan melalui Warsawa ke dan dari Ukraina, kota ini dipilih sebagai kota tersebut UCG basis. GEC sudah cukup sukses dalam membantah kampanye disinformasi Rusia yang menyasar Amerika Latin dan Afrika sebelum mencapai dampak yang diinginkan.
Para pejabat Polandia semakin sering melaporkan bahwa Polandia menjadi sasaran sabotase Rusia dan tindakan-tindakan mengganggu lainnya. Pemerintah Polandia menyatakan, "Kelompok ini akan menghadapi narasi yang menipu mengenai agresi Rusia terhadap Ukraina dan berupaya untuk mewakili kenyataan secara jujur dalam lingkungan informasi global. Ini adalah sinyal kuat dari tekad kita bersama untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia."
Kesimpulan tulisan ini adalah berbagai poin berikut:Â
Propaganda di Rusia:
Rusia dikenal menggunakan propaganda untuk memperkuat loyalitas rakyat terhadap pemerintah dan pemimpinnya. Ini termasuk mengandalkan media negara dan teknologi online, serta menggunakan metode "active measures" ala Soviet dalam perang politik modern.
Salah satu proyek besar adalah pendirian Russia Today (RT), saluran berita berbahasa Inggris yang mendapat dana sebesar $30 juta dari anggaran publik. RT sering dikritik karena mirip dengan propaganda Soviet.
Selain itu, Rusia juga memanfaatkan media sosial, termasuk akun troll dan kampanye hashtag palsu.
Propaganda dan Bias:
Propaganda seringkali memanfaatkan bias kita sebagai manusia. Misinformasi dan disinformasi dapat mempengaruhi pandangan kita dan mencuci otak kita.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!