Pendapat para ilmuwan lainnya, yang juga sangat mengkhawatirkan nano plastik, mikroplastik kecil yang berukuran kurang dari setengah PM2.5, suatu bentuk polusi udara yang terbukti menyebabkan masalah paru-paru, penyakit jantung, dan kematian dini. Sampai saat ini, potongan nano plastik tersebut tidak terlihat bahkan dengan peralatan ilmiah paling canggih sekalipun. Namun kini, para ilmuwan telah mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasinya, yang dapat menambah pengetahuan kita tentang jumlah partikel yang dihirup atau dikonsumsi oleh manusia. Sebuah penelitian baru-baru ini juga menemukan jumlah potongan nano plastik dalam botol air 100 hingga 1.000 kali lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara ini, hanya ada sedikit upaya pencegahan atau perlindungan terhadap mikroplastik atau nano plastik. Meskipun banyak negara berupaya untuk menandatangani perjanjian global untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan, mereka belum mencapai kesepakatan, walaupun peringatan akan bahaya sudah digaungkan. Dan para ilmuwan khawatir bahwa mikroplastik akan menyusup ke dalam tubuh kita dengan dampak yang tidak dapat diperkirakan. Sampai sekarang pun belum ada undang-undang atau peraturan di Amerika yang mengatur mikroplastik dan nano plastik diudara atau yang terkandung didalam makanan. Bagai Wild West saja layaknya.
Para ahli mengatakan individu dapat menghindari beberapa mikroplastik dengan menghindari gelas dan botol plastik sekali pakai dan menghindari wadah plastik untuk dibawa pulang. Namun tindakan tersebut tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah plastik yang ditambahkan ke lingkungan setiap tahunnya.
Dan menunggu kepastian dampak mikroplastik terhadap kesehatan bisa jadi nentinya lebih berbahaya. “Saat kita mendapatkan jawaban lengkapnya, kita sudah mengalami dampak pada kesehatan manusia. Usaha penelitian ini adalah urgen karena penelitian yang sudah ada selama ini masih sangat sedikit, jangan sampai kita semua sudah terlambat. Mengingat jumlah partikel nano tersebut sudah tidak bisa dibendung tanpa aturan hukum yang mengatur industri plastik atau pajak yang dikenakan untuk mengurangi biaya kesehatan atau untuk mendanai riset anti penyakit yang akan ditimbulkan oleh plastik.
Kesimpulannya, kita harus mulai dari sekarang mengurangi atau memilih barang dan perabotan yang alamiah, bukan membeli barang perabotan plastik. Karena pembelian barang plastik ini termasuk sekalian membeli toxik yang dikandungnya yang lambat laun makin meracuni kita melalui berbagai media yang terbukti sudah memasuki tubuh kita dari udara dari pernapasan, air dari minuman botol, makanan dari kemasan, bahkan alat kedokteran untuk membedah kita. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H