Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Karya Jurnasitik di Era Polarisasi, Ikut Penguasa V Demokrasi?

10 Juni 2024   01:33 Diperbarui: 13 Juni 2024   12:15 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih jauh diberitakan, IDF dalam serangannya yang ditujukan hanya untuk membebaskan 4 sandera dilakukan pada jam 10 Sabtu pagi waktu setempat 6/8/24, dimulai dengan serangan disebelah lokasi pembebasan yang membom ratakan gedung al Nisa yang menewaskan 1 orang polisi Israel, 270 orang Palestina dan melukai 700 orang korban luka luka. Itu harga yang dibayar mahal 1 orang polisi oleh Israel. Dan harga yang sangat mahal bagi penduduk Gaza gara gara membiarkan Hamas berkuasa dan menyandera 4 orang Israel. Membiarkan berkuasa dalam arti dalam pemilu mayoritas penduduk Gaza memilih Hamas untuk memerintah mereka dan konsekuensinya termasuk dalam melakukan berbagai serangan ke Israel. Kenekatan Hamas yang tidak pernah memperhitungkan bahaya menggunakan penduduk Gaza sebagai pendukungnya untuk tameng, terbukti membahayakan para penduduk pendukung Hamas. Mungkin nasib mereka akan sama dengan penduduk Palestina di tepi barat yang memilih PLO untuk memerintah daerah Tepi Barat. Pemerintahan 

Lebih jauh diberitakan, IDF dalam serangannya yang ditujukan hanya untuk membebaskan 4 sandera dilakukan pada jam 10 Sabtu pagi waktu setempat 6/8/24, dimulai dengan serangan di kamp pengungsian Nirat disebelah blok lokasi pembebasan yang membom ratakan gedung al Nisa yang menewaskan 1 orang polisi Israel, 270 orang Palestina dan melukai 700 orang korban luka luka. Itu harga yang dibayar mahal 1 orang polisi oleh Israel. Dan harga yang sangat mahal bagi penduduk Gaza gara gara membiarkan Hamas berkuasa dan menyandera 4 orang Israel. Dalam Serangan 7 Oktober Hamas mengetahui semua target dari pekerja sipil Gaza di beberapa desa seperti Be’eri, Kfar Aza, Nir Oz, Netiv Haasara, and Alumim. 

Setelah mereka menculik warga beberapa desa dan penonton konser Musik, sebagian hasil culikan itu disekap di apartemen para penduduk yang juga diurus oleh penduduk sipil Gaza. Noah  Argamani disekap oleh penduduk sipil Gaza yang jaraknya satu blok dengan apartemen orang sipil Gaza yang juga mengurus penyekapan 3 orang lainnya. Apakah penduduk Gaza membantu Hamas dan rela menjadi tameng Hamas lapisan yang pertama? Sedangkan penyanderaan semua korban penculikan adalah tameng kedua Hamas? Benar benar taktik pertahanan perang perkotaan. Penduduk Gaza mendukung Hamas berkuasa sesuai dengan hasil pemilu atau mayoritas penduduk Gaza memilih Hamas untuk memerintah mereka dan konsekuensinya membantu Hamas dalam melakukan berbagai serangan ke Israel. Kenekatan Hamas yang tidak pernah memperhitungkan bahaya menggunakan penduduk Gaza sebagai pendukungnya untuk tameng, terbukti membahayakan para penduduk pendukung Hamas. Mungkin nasib mereka akan sama dengan penduduk Palestina di tepi barat kalau memilih PLO untuk memerintah daerah Tepi Barat. 

Setelah IDF dan Shin Bet meledakkan gedung al Nisa untuk mengalihkan perhatian, separo dari gabungan IDF dan Shin Bet  menyerbu apartment penduduk yang menyekap Noah, suasana pembebasan ini sangat kacau karena apartment itu berada ditengah ratusan keluarga Palestina yang semuanya mengeroyok dan menembaki pasukan pembebasan Noah. Untungnya Noah berhasil dibebaskan dan separo lagi gabungan pasukan pembebasan itu juga menuju ke apartment penduduk yang menyekap 3 orang pria Israel. Mereka berhasil dengan cepat membebaskan 3 orang sandera itu. Tetapi Hamas cepat datang dan mulai menembaki dengan senapan dan juga RPG kesemua arah dan ke semua penduduk Gaza yang ada di jalan yang dilewati pasukan pembebasan. Makanya semakin banyak menambah jumlah kematian penduduk sipil Gaza. Termasuk tembakan gencar dari segala arah mengenai salah satu polisi Israel yang menjadi kurban dan menghambat penyelamatan sandera ini. Dan kurban Israel dapat ditekan menjadi 1 orang polisi saja.

PLO lebih moderat dalam melakukan perlawanan kepada Israel, seringkali memilih menggunakan cara perdamaian dan kekerasan yang terukur dalam menghadapi Israel, dan bahkan selalu melindungi dan mewakili warga Palestina dalam konflik dengan Israel. Sejarah kemenangan tipis Hamas, Pada Januari 2006 wilayah Palestina mengadakan apa yang ternyata menjadi pemilihan parlemen terakhir mereka. Hamas memenangkan sejumlah suara (44 persen berbanding 41 persen partai Fatah yang lebih moderat) tetapi, mengingat sistem pemilihan, mayoritas kursi yang kuat (74 hingga 45). Tidak ada pihak yang tertarik untuk berbagi kekuasaan. Pertempuran pecah di antara keduanya. Ketika pemerintah persatuan akhirnya dibentuk pada Juni 2007, Hamas melanggar kesepakatan, mulai membunuh anggota Fatah, dan, pada akhirnya, mengambil kendali penuh atas Jalur Gaza. Mereka yang tidak terbunuh melarikan diri ke Tepi Barat, dan wilayah-wilayah itu tetap terpecah sejak saat itu. Dengan kata lain, pemerintahan absolut Hamas di Gaza bukanlah apa yang dipilih Palestina pada tahun 2006. Faktanya, karena usia rata-rata warga Gaza adalah 18 tahun, setengah dari subyek Hamas bahkan tidak lahir ketika pemilihan berlangsung. 

Dalam kelompok Partai Radikal Israel yang dipimpin Bibi Netanyahu, mirip sama brutal dan kerasnya dengan Hamas, yang tidak segan segan lama membiarkan warganya disandera Hamas tanpa segera mengupayakan pembebasan, kerana semakin lama penyanderaan ini diulur ulur sampai pemilu maka semakin menang dalam voting, karena penduduk Israel juga sama dengan penduduk Gaza yang telah salah memilih pemimpin pemerintahan, yang ternyata radikal dan suka kekerasan. Buktinya Netanyahu selalu terpilih sampai berkali kali.  

Kontroversi Liputan Media: CNN dikritik karena segmennya yang menyatakan bahwa para sandera "telah dibebaskan," sebuah ungkapan yang dibantah oleh banyak orang yang menekankan bahwa para sandera diselamatkan melalui operasi militer Israel, bukan dibebaskan oleh Hamas. Kritikus berpendapat bahwa pilihan bahasa dalam laporan berita secara implisit dapat mendukung narasi tertentu, sehingga menyoroti dilema dalam menjaga netralitas.

Penggerebekan dan Akibat-akibatnya: Selama misi penyelamatan kompleks di Gaza Tengah, komandan Israel Arnon Zamora secara tragis kehilangan nyawanya. Para sandera---Noah Argamani, 25, Almog Meir Jan, 21, Andrey Kozlov, 27, dan Shlomi Ziv, 40---termasuk di antara mereka yang diculik oleh Hamas selama festival musik Nova pada 7 Oktober.

Sisi Kemanusiaan dalam Penyelamatan: Orang-orang yang diselamatkan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka dan dipindahkan ke Pusat Medis Sheba Tel-HaShomer dekat Tel Aviv, di mana mereka dilaporkan dalam keadaan sehat. Adegan emosional terjadi di seluruh Israel, dengan perayaan publik dan reuni yang menyentuh hati, menekankan elemen kemanusiaan di luar narasi politik dan militer.

Dampak Politik: Operasi penyelamatan juga mempunyai konsekuensi politik, meningkatkan tekanan pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa. Forum Sandera dan Keluarga Hilang memuji operasi tersebut namun menyerukan upaya berkelanjutan untuk membawa kembali semua tawanan yang ditahan oleh Hamas.

Kesimpulan: Situasi ini menggarisbawahi kompleksitas yang dihadapi jaringan berita dalam memilih bahasa yang mengedepankan netralitas sekaligus memberikan pemberitaan yang akurat dan berdampak. Hal ini merupakan pengingat akan perlunya jurnalisme yang hati-hati dan tidak memihak di dunia di mana kata-kata mempunyai pengaruh yang signifikan. Ini didapat dari kesimpulan jurnalistik era rikiplik kapan saja dapat kita tangkap pesan ini. Padahal kita tahu, bahwa pilihan netral dan moderat itu adalah pilihan yang jelas berat sebelah, atau berpihak pada kelompok moderat dan kiri yang serba sensitif kalau melihat perlakuan buruk pada wanita dan anak anak atau kaum minoritas. Dan rupanya para pengiklan adalah orang biasa yang juga berpikir sensitif terhadap ketidak sewenangan dan yang anti demokrasi dan kebebasan berekspresi. Jadi yang benar memang misi wartawan dan media harus ada ditengah bersama dengan era yang benar saat ini. Sudah saatnya berhenti melihat kaca spion era yang lalu, karena semua pengiklan akan selalu memihak pada era yang baru, mereka mau eksis di era ini. Selamat tinggal kekerasan, selamat tinggal anti demokrasi dan selamat tinggal propaganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun