Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Modi Menang Pemilu, Demokrasi India Terancam

7 Juni 2024   03:53 Diperbarui: 9 Juni 2024   01:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto/Reuters via sindonews.com

Semakin hari semakin kelihatan mencolok bahwa pendekatan ini semakin dalam telah mengikis norma-norma demokrasi yang dibangun oleh Nehru. Bahkan, badan peradilan, komisi pemilu, dan kepolisian dianggap semakin selaras dengan agenda Modi. Ini semua menantang checks and balances yang menjadi salah satu syarat utama bagi demokrasi.

Masa jabatan ketiga Narendra Modi sebagai Perdana Menteri menjanjikan interaksi yang kompleks antara ketangkasan politik elit dalam memanfaatkan ketidaktahuan rakyat, reformasi ekonomi, dan narasi sosial. 

Dengan mitra koalisinya yang memegang kekuasaan lebih besar dibandingkan sebelumnya, Modi harus menghadapi lanskap politik yang lebih rumit. Apakah hal ini akan mendorong memoderasi gaya pemerintahannya atau malah mengarah pada cengkeraman kekuasaan yang lebih kuat, seperti yang selama ini selalu terbukti dilakukan. India berada di persimpangan jalan. 

Apakah arah masa depan India akan bergantung pada kebijakan dan kompromi dari para pemimpinnya, terutama Modi? Kemungkinan besar tidak bisa disimpulkan demikian simpel seperti itu. 

Pola pola seperti yang sudah banyak terjadi pada semua  negara baik yang sangat maju seperti Amerika dan Inggris, sampai ke negara terbelakang  seperti Niger, Kamerun dan Ethiopia yang dilanda pengkristalan dan perpecahan kubu yang hampir 50-50, menceritakan kekuatan rakyat yang mencetak kemakmurannya sendiri tanpa mengandalkan janji janji bohong pemimpinnya. 

Sayangnya rakyat di semua negara tersebut 50% penduduknya sangat percaya pada pemimpin pilihannya, yang mendorong mereka yang anti demokrasi tersebut maju terus menabrak segala hukum kemanusiaan dan bisa sukses di pemilu.Berarti ada kesenjangan antara rakyat yang berusaha sekuat tenaga memakmurkan negaranya melawan sebagian rakyat yang hanya senang mendengar buaian cinta palsu para pemimpin anti demokrasi.

Dalam posisi hasil pemilu yang tidak jauh dari 50 - 50 berarti tinggal menunggu apakah para pejuang demokrasi akan terus memperjuangkan ide ide demokrasi dari isu kemanusiaan sampai perlindungan kaum minoritas. 

Untungnya mereka yang mau menjadi pahlawan demokrasi tidak pernah mati, karena ide utopia tentang keadilan  tidak mungkin bisa dibungkam seterusnya dengan janji Bansos kampanye Modi. Segala macam cara membungkam mulut demokrasi ini, tidak hanya dengan Bansos, bisa juga menggunakan tipu tipu bahkan ancaman pembunuhan. 

Siapa takut, kata Alexei Navalny yang sudah dibunuh 3 kali, dan terakhir sudah tidak mungkin bisa dibawa ke Jerman dan dihidupkan lagi. Indonesia juga tidak kurang banyak dengan berbagai macam pejuang demokrasi yang disuap jabatan, diculik, disiksa berdarah darah dan dibunuh sekalipun. 

Ada yang percaya bahwa Demokrasi yang dibungkam di India adalah demokrasi yang hanya ditunda dengan mengklik tombol "Pause". Tinggal kita menunggu ada yang mau nge-klik play lagi diantara kita, atau orang di New Delhi, Myanmar atau di California. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun