Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bukti di Pengadilan Trump Pakai & Bayar Bintang Porno Stormy Daniel

30 Mei 2024   03:05 Diperbarui: 30 Mei 2024   22:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Newsweek.com

Di dalam salah satu postingan yang berusaha dikesankan sensasional, Trump mengatakan, "Mustahil, Bunda Teresa saja pasti tidak dapat mematahkan tuduhan-tuduhan ini. Tuduhan tuduhan ini sangat jelas adalah fitnah belaka. Pokoknya semuanya fitnah!" Tentunya diposting ulang dari kelompok yang mendukung Trump. Walaupun banyak juga postingan dari kelompok yang anti atau mengkritik kemungkinan divonis bebasnya Trump dari kasus uang diam yang menjeratnya. Dalam postingan lainnya, 

Pengadilan kriminal New York mempunyai perbedaan dengan sistem pengadilan di Indonesia, salah satunya ada kekuasaan hakim untuk  memberikan instruksi juri, dalam hal ini bisa selama satu jam lebih. Hakim juga harus menjelaskan undang-undang yang dipermasalahkan, karena tak satupun juri pernah sekolah fakultas hukum. Hakim  juga harus  mengingatkan para juri untuk mengesampingkan segala bias pribadi, juga ditekankan bahwa para juri tidak perlu berusaha membuktikan kalau Trump bersalah atau tidak, karena beban pembuktian ada pada team jaksa penuntut. Biasanya para juri tidak pernah menerima salinan notulen dari instruksi tersebut, meskipun mereka akan diizinkan untuk meminta agar instruksi tersebut dibaca kembali jika diperlukan. Karena begitu mereka semua menyadari betapa pentingnya dan gentingnya kasus terbesar sepanjang masa ini, banyak juri yang membuat memorial dengan cermat saat Merchan berbicara.

Nantinya, para juri akan melengkapi atau dengan membahas 34 kasus dakwaan, yang diantaranya adalah fraudulent atau pemalsuan catatan bisnis mantan presiden ini dan perusahaannya. Ini semua akan dikaitkan dengan dengan pembayaran uang diam kepada aktor terkenal dalam film dewasa bernama Stormy Daniels menjelang akhir kampanye presiden tahun 2016. 

Trump telah berkali kali dalam setiap kampanyenya atau postingannya berusaha membela diri atau mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut. Bahkan bersikeras mengaku bahwa Trump tidak pernah melakukan hubungan layaknya suami istri seperti yang dituduhkan. Dilain pihak, Stormy dalam kesaksian sebelumnya menceritakan dengan detail persis seperti yang dituangkan dalam bukunya berjudul "Full Disclosure" yang dikarang bersama Kevin O'Leary. diterbitkan tanggal 2/10/2018 oleh penerbit St. Martin's.

Sementara menurut jaksa penuntut yang akan membuat pernyataan penutup hari ini, karena tim pembela Trump sudah lebih dahulu membuat pernyataan penutup mereka hari Selasa 27/5/24 yang dipimpin oleh Todd Blanche. Dalam Closing Argument atau sanggahan penutupnya. dikatakan bahwa semua ini dikarenakan Michael Cohen bukanlah saksi yang legit berhubung dia adalah MVP of Liar atau Jawara Tipu. Selain menyebut Chohen the MVP of Liars juga ada kosa kata baru yang dipaksakan dan berharap menjadi kata viral atau trending dengan menyebut Cohen adalah GLOAT, Greatest Liar Of All Time. Kemudian disimpulkan, jadi bukan Trump yang melakukan tindakan kriminal semua ini, melainkan Michael Cohen, yang juga sekaligus melakukan pemalsuan dokumen, jadi Trump tidak terbukti mempunyai maksud kriminal. 

Walaupun Trump mengakui bahwa dialah yang membayar hutang uang diam yang dibayarkan Cohen tersebut. Semuanya sanggahan ini dikemukakan dengan harapan dapat menangkal dengan jitu tuduhan dan pembuktian jaksa tentang: 1) Semuanya ini terbukti dan ditulis hitam di atas putih sebagai pembukuan akuntansi yang malpraktek, 2) Pemalsuan catatan bisnis ini benar benar dimaksudkan untuk menutupi suatu konspirasi jahat dalam pemilu 2016, 3) Bahwa tertuduh akan dibuktikan terlibat dalam kegiatan kriminal.

Dalam agenda Hakim Merchan kemarin dikatakan bahwa persidangan direncanakan akan berakhir pada pukul 16.30. Lebih jauh hakim mengatakan, jadwal untuk besok dan hari Jumat akan tergantung pada status pertimbangan juri. Semua orang Amerika sangat antusias untuk terlibat dalam pengadilan ini dan dapat disimpulkan bahwa separuh penduduk mendukung Trump untuk dibebaskan saja mengingat dia mantan presiden dan harusnya kebal hukum, apapun caranya termasuk memaksa presiden sekarang Joe Biden untuk memberikan dia grasi tak bersyarat supaya Trump bisa menjadi Capres atau terpilih presiden mengalahkan Biden. 

Separuh pemilih Amerika menjadi tidak setuju. Karena ini preseden buruk demokrasi yang benar benar bebas atau liberalisme yang kebablasan karena tidak mengindahkan hukum yang berlaku. Demikian juga separuh jumlah pemilih di Amerika sudah cukup mengalami agenda kekacauan di masa kepresidenan Trump. Mereka terus mendorong dalam berbagai berita dan opini di TV maupun media online untuk menegakkan keadilan seperti yang diterapkan pada penduduk biasa tanpa pandang bulu dan tanpa dipengaruhi atau bias bahwa Trump adalah mantan presiden dan masih sebagai orang yang paling terkenal sedunia, bahkan banyak daya tariknya yang mampu memukau semua orang. Juga kabut bias yang dipakai Trump sebagai Capres terpilih dari partai Republic, akan seperti apakah pemilu ini kalau Trump dijebloskan dalam sel bersama para kriminal lainnya? Bukankah dia calon presiden terpilih dari partai Republic yang harus dipertimbangkan, karena membawa separuh jumlah pemilih di Amerika. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun