Kepribadian Perfeksionis:
Perfeksionis memiliki ciri-ciri seperti:
Standar yang sangat tinggi.
Sulit menerima kritik.
Selalu membutuhkan pengakuan.
Memahami deviasi standar dapat membantu mereka melihat bahwa tidak semua hasil harus mencapai tingkat kesempurnaan yang tidak realistis.
Jadi, memahami deviasi standar dapat membantu seorang yang perfeksionis mengurangi tekanan dan kepanikan supaya tidak perlu lagi menggunakan poster "Keep Calm" ataupun mengikuti perintah Ratu Inggris lainnya. Melainkan secara matematis dapat menghitung sendiri. Berapapun angka standar deviasi yang dipatok untuk memuaskan derajat perfeksionis mereka bisa di set semau maunya, terserah saja asalkan bisa menenangkan hati atau memuaskan sifatnya, dan tidak perlu lagi merasa trauma atau panik lagi.Â
Menemukan derajat ketenangan dan mengatur atau mensetting derajat kepanikan yang bisa ditoleransi sesuka maunya sendiri, jadi berapapun derajat penyimpangannya terserah misalnya margin errornya yang ditolerir adalah 0.2% atau bahkan 0.5% terserah saja asalkan bisa menenangkan hati atau memuaskan hasrat untuk menjadi sempurna dan terukur atau measure of perfection.
Kita juga sering mendengar orang yang mengaku selain sebagai perfeksionis tetapi juga seorang penderita ADHD. Â Bagaimana cara mengatasi perfeksionisme yang berlebihan karena dikombinasikan dengan ADHD? Â Apakah semua perfeksionis memiliki masalah kesejahteraan mental? Â Apa perbedaan antara sehat dan tidak sehat dalam mencari kesempurnaan? Â ADHD merupakan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Gangguan ini mempengaruhi fungsi otak dan sistem saraf. Orang dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, menahan impuls, serta mengatur tingkat aktivitas. Gejala-gejala ADHD pada anak-anak meliputi kesulitan dalam memperhatikan detail, gelisah atau panik, kesulitan mengikuti arahan, dan hiperaktif. Pada orang dewasa, gejala ADHD mungkin lebih sulit dikenali karena mirip dengan gejala stres atau kelelahan, termasuk kesulitan mempertahankan fokus, gelisah, kesulitan mengatur waktu, dan mudah teralihkan perhatiannya. Â Meskipun mungkin terlihat tidak mungkin pada pandangan pertama, perfectionist (orang yang memiliki kecenderungan untuk mencari kesempurnaan) juga erat kaitannya dengan gangguan hiperaktivitas dan perhatian (ADHD). Mari kita eksplorasi hubungan ini lebih lanjut: