Mohon tunggu...
Iwan Murtiono
Iwan Murtiono Mohon Tunggu... Lainnya - Google-YouTube project contractor

Pembela hak asasi dan demokrasi dengan bias sebagai orang Indonesia dalam memakai kacamata untuk melihat dunia, termasuk dalam memupuk demokrasi yang agak membingungkan antara demokrasi murni atau demokrasi a la Indonesia. Bahwa kita sering melihatnya dalam perspektif yang berbeda, karena demokrasi itu juga adalah sebuah karya kreatif dalam pembentukannya yang tidak pernah rampung, termasuk yang anti demokrasi juga tidak pernah lelah berusaha terus menguasai demi kepentingan sebagian kecil atau oligarki

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menciptakan Superman dari Anak ADHD dan Perfeksionis

25 Mei 2024   01:54 Diperbarui: 25 Mei 2024   07:04 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Comic Book Review & News

Kita tahu bahwa berusaha untuk menjadi lebih baik tidak selalu sama dengan menjadi seorang perfeksionis. Terkadang, fleksibilitas dan penerimaan terhadap ketidaksempurnaan juga penting dalam mencapai kesuksesan dan kesejahteraan mental

Pemberian advis kepada seseorang yang mengaku perfeksionis supaya mau menggunakan ilmu komputer yang ditekuninya untuk melakukan terapi mandiri. Tidaklah mudah diterima, mengingat traits karakter perfeksionis adalah sangat defensif seperti dalam point ke 7. Mungkin harus melalui beberapa sela pembicaraan untuk bisa kembali pada topik kepercayaan diri dan ketenangan diri atau orang Inggris bilang "Keep Calm". Lucunya mungkin orang Inggris itu maunya panik sampai dibuat poster ini segala. Poster "Keep Calm and Carry On" sebenarnya adalah salah satu dari tiga poster yang berasal dari tahun 1939. Banyak sekali poster official negara yang  diproduksi oleh Kementerian Informasi Inggris untuk memotivasi dan meningkatkan semangat ketika Inggris bersiap menghadapi Perang Dunia II dan ancaman serangan udara terhadap kota-kota besar. Poster ini bertujuan untuk mengumpulkan perhatian masyarakat Inggris yang menghadapi ancaman serangan udara massal yang diprediksi akan terjadi. Berarti bahwa pernah ada fakta kepanikan semua orang se-Inggris dan seluruh koloninya.

Mempelajari teori derivasi sampai redundancy, sebaiknya dimulai dengan mengumpulkan semua data yang menjadi variabel untuk menghasilkan rumus  standar deviasi terhadap kekhawatiran ketidak sempurnaan hasil para perfeksionis. Juga seberapa jauh variasi yang bisa dihitung sehingga mereka mengerti kemungkinan derajat kesempurnaan atau perfeksionis mereka. Akhirnya para perfeksionis dapat  menerapkan formula reliability and redundancy. Teori redundancy atau solusi yang berlebihan untuk menjamin kalau karyanya tidak berhasil atau yang biasa secara sederhana kita formulakan dengan formula A dan formula B. Kalau rencana A gagal maka rencana B akan mulai bekerja baik secara manual atau diprogram secara otomatis. 

Mengerti tentang deviasi standar dapat memiliki efek menenangkan pada seorang perfeksionis. Mari kita jelajahi lebih lanjut:

  1. Pengertian Deviasi Standar:

    • Deviasi standar adalah ukuran statistik yang mengukur seberapa jauh nilai-nilai dalam suatu dataset tersebar dari nilai rata-ratanya.

    • Semakin besar deviasi standar, semakin besar variabilitas atau dispersi data tersebut, dan sebaliknya.

  2. Bagaimana Deviasi Standar Bisa Membantu Perfeksionis:

    • Mengukur Variabilitas Data: Deviasi standar membantu Anda memahami seberapa bervariasinya data Anda.

    • Jika Anda seorang perfeksionis, memahami variabilitas ini dapat membantu Anda mengenali bahwa tidak semua situasi harus sempurna.

    • Ketika Anda memahami bahwa variasi adalah bagian alami dari data dan kehidupan, Anda mungkin merasa lebih tenang dan fleksibel dalam menghadapi ketidaksempurnaan.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun