Kalau kamu sering nonton film-film hollywood, pasti sudah tau dengan Grand Canyon. Yaa, apalagi kalau bukan terdapat sungai yang diapit dua tebing tinggi di bagian kanan dan kirinya. Kalau kita di Indonesia, keknya bakalan nguras kocek yang tidak sedikit ya buat ke objek wisata yang berada di Colorado, Amerika Serikat ini.
Tetapi kamu pernah bayangin nggak, ternyata tempat seindah Grand Canyon ternyata juga dimiliki oleh Indonesia dengan cita rasa kehijauan khas Nusantara gitu loh!
Tiada padang pasir ataupun bukit berbatu gersang yang akan kamu lihat. Melainkan hanyalah bentangan sawah hijau terhampar luas di sepanjang cakrawala, lengkap dengan para petani yang sedang merawatnya dengan suka cita. Selain itu
Pasar Aman, Halal, dan Sehat di Malam Minggu!
Oh iya sebagai pengingat, di artikel sebelumnya kita udah berkunjung ke kota Bukittinggi lengkap dengan nasi kapau dan kerupuk opak kuah Padangnya. Nah di sore harinya, ternyata saya berkesempatan lagi berkunjung ke kota Payakumbuh yang letaknya masih berdekatan dengan Bukittinggi.
Saat tiba di Payakumbuh, waktu sudah mulai memasuki malam hari. Sedangkan, stok kenyang dari nasi kapau tadi siang sudah mulai menipis banget. Walhasil, terpaksa lah yaa kita harus memperbarui amunisi ini.
Kebetulan malam itu malam minggu. Riuh dan gemerlapnya malam minggu ternyata terasa juga di kota Payakumbuh. Orang-orang banyak keluar dari rumahnya masing-masing demi mencari hiburan. Salah satu titik pusat keramaian ialah Pasar Kota Payakumbuh.
Satu per satu orang-orang melangkah perlahan di trotoar. Riuh dan gemerlapnya cahaya lampu yang saling berlomba-lomba menunjukkan sinarnya, tetapi tetap bisa hidup berdampingan tanpa menghalangi satu sama lain. Tidak ada yang bisa mengalahkan sinarnya kecuali suara-suara merdu dari para pengamen yang mulai mendatangi setiap pengunjung. Sinarnya seolah-olah sedang men-highlight kehadiran dari para pengamen tersebut.
Tentunya, gemerlap dan keriuhan tersebut hanya bisa kita dapatkan di area Zona Khas Kuliner Halal Aman Sehat di Pasar Kota Payakumbuh. Bisa dibilang, kita tidak perlu khawatir lagi tentang kualitas dan rasa makanan yang ada di sini. Cukup dengan tiga kata: premium, lezat, dan murah!
Sate Danguang-Danguang, Berdengung?
Satu kuliner khas yang wajib dicobain di Payakumbuh ialah sate danguang-danguang. Pertama kali denger namanya mungkin agak aneh ya! Danguang-danguang apakah maksudnya berdengung? Mungkin kita bisa mendengarkan dengungan nyanyian dari daging sate yang kita santap mengingatkan kita kalau tanggal gajian sudah dekat?
Ternyata, asal mula namanya ialah karena lokasinya. Makanan ini secara lokal berasal dari wilayah Danguang-Danguang yang terletak di sekitaran nagari Guguak VIII Koto di Kabupaten Lima Puluh Kota. Daerah ini bisa diakses melalui kota Payakumbuh.
Dengan merogoh kocek cukup 20 ribu, kamu sudah bisa menikmati seporsi sate danguang-danguang ini lengkap dengan lontongnya. Saat pertama kali mencomotnya, sekilas tiada yang berbeda dari sate Padang pada umumnya. Cuman kalo dirasa-rasa, ternyata rasa sate ini cukup otentik dan berbeda.
Bumbu yang digunakan bisa dibilang sangatlah khas. Terbukti dari kentalnya kuah sate yang digunakan serta rasa pedas gurih rempahnya yang tidak bakalan kamu dapatkan di sate Padang yang biasa!
Bagian daging yang digunakan juga unik. Yaitu, daging yang digunakan bersifat acak, tidak harus berupa daging biasa. Kalo yang saya konsumsi saat itu, kebanyakan bagian tubuh yang digunakan ialah paru-paru dan lidah. Sehingga paduan antara rasa kenyal dan pedas rempahnya merupakan kombinasi yang optimal! Wihh, pasti kamu dah ngiler yaa walau cuman baru ngebayanginnya aja!
Otw ke Grand Canyon!
Nah, bila kamu berkesempatan berkunjung ke daerah ini saya sarankan untuk mengambil penginapan di daerah yang bernama Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota. Karena tempat ini menawarkan keunikannya tersendiri daripada yang lainnya.
Lembah Harau ini -sesuai namanya- adalah suatu lembah yang diapit dengan dua ngarai atau tebing batu yang cukup tinggi. Bentuknya mirip sekali dengan Grand Canyon. Di tengahnya (bagian lembah) terhamparlah selapangan sawah hijau yang indah.
Sebenarnya, Lembah Harau bukanlah tempat objek wisata. Menurut saya, ini lebih ke suatu daerah atau pemukiman yang dijadikan sebagai tempat wisata. Karena, cukup banyak juga penduduk yang bermukim asli di wilayah ini dan memiliki mata pencahariannya. Bahkan, banyak berdiri homestay.
Menandakan bahwa daerah ini tidak hanya menawarkan daya tarik wisata saja, melainkan juga bahkan menyediakan akomodasi untuk pengunjung. Dan akomodasinya bukan kaleng-kaleng cuy, karena langsung di area tujuan wisatanya! Jadi, bangun tidur kita bisa langsung manjain mata dengan pemandangan yang seperti ini!
Dekat Homestay Ada Air Terjun?
Deru suara air terjun menabrak bumi. Hasilkan semilir angin deras tetapi perlahan. Bulir-bulir air pun bertebaran di udara seolah-olah suatu spray. Bulir bukan sembarang bulir, udara sekitar pun jadi sejuk dibuatnya. Airnya pun jatuh bersamaan dengan terbentuknya suatu kolam alami di bawahnya, dikawal oleh para bebatuan besar khas pegunungan.
Kalau di hotel berbintang kamu bisa berenang di kolam renangnya, di sini kamu bisa mandi-mandi langsung di kolam alami. Jika kamu beruntung kamu bisa memilih homestay yang lokasinya tidak jauh dari air terjun.
Saat itu kebetulan saya mendapatkan homestay yang lokasinya cukup dekat dengan tiga air terjun yang juga saling berdekatan. Ibaratkan, nginap homestay bonus berwisata haha.
Nginap Homestay Bonus Air Terjun
Tidak seperti air terjun pada umumnya, akses menuju lokasi tidak terlalu sulit dan ramah untuk pemula. Buat yang pernah berwisata ke air terjun, pasti tahu kan kalau kebanyakan air terjun berjarak dari area pemukiman warga. Tetapi, di Lembah Harau para air terjun berlokasi masih sangat dekat dengan jalan utama dan pemukiman. Sehingga, tidak perlu akses jalan setapak yang terjal, menanjak dan menantang seperti air terjun pada umumnya.
Saking dekatnya, saya masih bisa mendengar suara deru air terjun dari kamar homestay. Suaranya cukup membuat telinga menjadi lemas dan rileks, karena benar-benar menyatu dengan alam. Bahkan suara merdunya abang tukang bakso yang mendekat pun masih kalah dengan deru air terjunnya.
Karena air terjun ini selalu ramai dikunjungi para pelancong, maka para warga sekitar pun memanfaatkannya untuk membuka kedai yang menjual aksesoris dan cinderamata khas setempat. Seperti gantungan kunci, kaus, dan lainnya. Harganya pun sangat-sangat bersahabat. Termasuk murah terlebih dijual di wilayah tujuan wisata seperti ini. Untuk gantungan kunci saja, ada yang berharga 5 ribu dan 10 ribu tergantung modelannya.
Tidak sedikit juga warga setempat yang bekerja menjadi fotografer. Bermain di air terjun, tentunya sangat sayang untuk dilewatkan tanpa mengambil foto sebagai kenang-kenangan. Tapi gimana kalau mau foto-foto, tapi takut HP mu bakalan terkena bulir-bulir air atau bahkan terendam air? Tenang, karena banyak fotografer yang siap membantu kamu untuk mengambil foto-foto terbaik.
Dengan harga 20 Ribu, kita bisa mendapatkan tiga buah foto di air terjun. Mereka akan membantu kamu mengambil lokasi foto yang terbaik. Foto pun bisa langsung kita ambil dan dipindahkan ke HP sendiri, ga perlu pake lama!
Penutup
Berwisata ke daerah ini tentunya membawa banyak pengalaman dan impression baru bagi saya. Bahkan awalnya, saya tidak pernah kepikiran bahwa ada suatu homestay yang berada di dekat air terjun yang bisa kita kunjungi kapan saja. Belum lagi saat melihat kedua tebing yang kokoh seolah-olah memagari dan menjaga keindahan alam yang berada di dalamnya.
Tentunya, berkunjung dan berwisata ke pusat-pusat keindahan alam seperti ini dapat memberi kita satu pelajaran yang sangat berharga. Bahwa, masih banyak belahan bumi yang menyimpan keindahan yang bisa saja belum pernah kita lihat dan bayangkan sebelumnya.
Keindahan ini tidak hanya membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi para penyaksinya saja. Bagi warga sekitar, ini menjadi magnet yang bisa mendatangkan rezeki dan berkah untuk menggerakkan perekonomian lokal. Terbukti banyak warga setempat yang membuka kedai aksesoris dan lapangan pekerjaan sebagai fotografer.
Maka dengan banyaknya keberkahan yang bisa datang dari alam, tentu kita wajib bersyukur atas karunia Tuhan tersebut. Cara bersyukur yang paling mudah ialah kita sebagai manusia wajib menjaga dan merawat alam tersebut supaya tetap asri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H