Sate Danguang-Danguang, Berdengung?
Satu kuliner khas yang wajib dicobain di Payakumbuh ialah sate danguang-danguang. Pertama kali denger namanya mungkin agak aneh ya! Danguang-danguang apakah maksudnya berdengung? Mungkin kita bisa mendengarkan dengungan nyanyian dari daging sate yang kita santap mengingatkan kita kalau tanggal gajian sudah dekat?
Ternyata, asal mula namanya ialah karena lokasinya. Makanan ini secara lokal berasal dari wilayah Danguang-Danguang yang terletak di sekitaran nagari Guguak VIII Koto di Kabupaten Lima Puluh Kota. Daerah ini bisa diakses melalui kota Payakumbuh.
Dengan merogoh kocek cukup 20 ribu, kamu sudah bisa menikmati seporsi sate danguang-danguang ini lengkap dengan lontongnya. Saat pertama kali mencomotnya, sekilas tiada yang berbeda dari sate Padang pada umumnya. Cuman kalo dirasa-rasa, ternyata rasa sate ini cukup otentik dan berbeda.
Bumbu yang digunakan bisa dibilang sangatlah khas. Terbukti dari kentalnya kuah sate yang digunakan serta rasa pedas gurih rempahnya yang tidak bakalan kamu dapatkan di sate Padang yang biasa!
Bagian daging yang digunakan juga unik. Yaitu, daging yang digunakan bersifat acak, tidak harus berupa daging biasa. Kalo yang saya konsumsi saat itu, kebanyakan bagian tubuh yang digunakan ialah paru-paru dan lidah. Sehingga paduan antara rasa kenyal dan pedas rempahnya merupakan kombinasi yang optimal! Wihh, pasti kamu dah ngiler yaa walau cuman baru ngebayanginnya aja!
Otw ke Grand Canyon!
Nah, bila kamu berkesempatan berkunjung ke daerah ini saya sarankan untuk mengambil penginapan di daerah yang bernama Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota. Karena tempat ini menawarkan keunikannya tersendiri daripada yang lainnya.
Lembah Harau ini -sesuai namanya- adalah suatu lembah yang diapit dengan dua ngarai atau tebing batu yang cukup tinggi. Bentuknya mirip sekali dengan Grand Canyon. Di tengahnya (bagian lembah) terhamparlah selapangan sawah hijau yang indah.