Mohon tunggu...
Iwan Husain
Iwan Husain Mohon Tunggu... Guru - guru

keilmuan dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikir Rasional: Ketakutan dan Kemalasan

10 Juli 2023   14:04 Diperbarui: 10 Juli 2023   14:09 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

apa itu berpikir? ketika pertanyaan ini saya ajukan? anda sedang berpikir dalam pikiran anda.
Berpikir adalah pengolahan informasi melalui penangkapan panca indra yang terjadi dalam industri pikiran kita mengetahui pengetahuan yang tidak kita tahu menjadi tahu. berpikir tentunya akan menemukan kebenaran bergantung optik panca indra mana yang kita pakai.

Secara hakikat, berpikir tidaklah identik berpikir dengan menghitung, walaupun berpikir secara terminologi seringkali menggunakan istilah rasio yang berasal dari kata latin Reor menghitung.

Dalam Buku Falsafah Tuna karya Ayatullah Muhammad Baqir Sadiq . Berpikir adalah suatu upaya yang dilakukan oleh otak dengan tujuan memperoleh suatu tasdiq  atau pengetahuan baru dari sebagian pengetahuan terdahulu. proses berpikir juga dimulai dengan meninjau informasi terdahulu.
 

Dampak Tak berpikir Rasional.
 
Secara umum dampak tak berpikir rasional adalah kesesatan berpikir. Kesesatan berpikir yang dimaksud dimana proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis (Irasional ) salah arah dan meyesatkan. Ini Karena adanya suatu gejala berfikir yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memikirkan relevansinya.

tindakan dan Perbuatan kita berasal dari perintah diri kita yang bekerjasama hati dan pikiran. jika dalam pikiran sudah tak rasional maka akan menimbulkan perbuatan yang menyebabkan kerugian terhadap diri sendiri. Oleh nya itu sejalan apa yang dikatakan masyarakat pada umumnya, berpikir dulu baru bertindak, jangan bertindak baru berpikir. Jika berpikir dulu baru bertindak artinya kerangka berpikir demikian bisa dikatakan berpikir rasional dimana menganalisis dampak buruk yang kemungkinan terjadi dalam melakukan sesuatu hal disertai dengan problem solving jika terjadi sesuatu masalah diluar Prediksi kita.

Di samping itu,dampak yang ditimbulkan jika tak berpikir rasional yaitu munculnya fenomena kegaduhan dalam masyarakat, seperti Gaduh dalam beragama, berdemokrasi, dan pendidikan.

Gaduh dalam beragama dimana setiap pengikutnya fanatik terhadap kepercayaan nya,yang menimbulkan dampak intoleransi terhadap sesama penganut agama.
bahkan kitab suci agama telah membatasi kreativitas berpikir kita, semua telah dijelaskan didunia ini lalu apa gunanya tuhan menciptakan akal kita jika segala sesuatu telah dijawab dalam kita suci. tidak heran masyarakat kita hobi takhayul menghubungkan segala sesuatu yang mistik akibat tak mampu berpikir secara rasional.

Manusia hari ini sangatlah berpola pikir instant, juga ketika mengalami stagnansi berpikir maka kita menghubungkan agama. setiap fenomena yang rumit dan misteri maka agama akan menjadi jawab dari persoalan itu.

fenomena hari ini, sebagian penganut agama yang menjauhi dari segala hal perdebatan teks agama. Akibat dari memperkosa makna tafsiran dari pembawa ajaran tersebut. padahal seperti di agama islam,  apabila mengajarkan dilarang mengikut segala sesuatu yang tanpa kita ketahui lebih dalam, juga ijtihad apabila dilakukan secara benar maka mendapat 2 pahala, dan jika salah hanya mendapatkan satu pahala.
Beberapa teman saya jika membicarakan persoalan eksistensi Tuhan dalam agama mereka segera menutup dialektika seolah membicarakan adalah hal tak etis, dihubung-hubungkan akan menjerumus pada kekafiran. Sebenarnya ketakutan berpikir demikian disebabkan kekurangan referensi, maka skeptisisme dalam beragama menjadi pemahaman kita.

Kegaduhan kedua yaitu berdemokrasi jika berbeda pendapat dengan orang pada umumnya kita dianggap aneh, sebab orang tak ingin berpikir rasional lebih dalam.jangan heran berdemokrasi, kita ikut ikutan. pikiran di wakili lalu disuarakan diparlemen.dalam politik, lawan politik.manusia takut pada pikiran, mempengaruhi orang melalui pikiran. sekontriversial apa pun pikiran tak mesti di beri ruang berekspresi. Tidak boleh orang berpikir lalu ditangkap (Wahid Institut) . kehadiran undang undang ITE yang membatasi pikiran kita adalah racun bagi sistem berdemokrasi Kita.
jelaslah bahwa takut terhadap pikiran lalu mengkriminalisasi pemikir tersebut adalah sebuah tragedi kejahatan besar

Begitu juga dalam dunia pendidikan ketakutan Berpikir menghantui kalangan pelajar, takut salah kita menyampaikan pokok pikiran nya, akan ditertawai apa bila ada argumen yang dibangun, dan ketajaman argumen dari nalar kritis dianggap tak beretika (bagi kalangan mahasiswa jika nyaring suara anda dan tajam itu dihubungkan dengan etika). di sisi lain berpikir lalu mengeluarkan argumen tanpa divalidasi referensi google juga itu yang membuat pelajar takut hingga malas berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun