Mohon tunggu...
Iwan Husain
Iwan Husain Mohon Tunggu... Guru - guru

keilmuan dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paradoks Asmara Pelajar dan Urgensinya (Bagian 1)

28 Juni 2023   21:54 Diperbarui: 29 Juni 2023   19:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasaya kurang elok jika tak membahas asmara namun kita membicarakan cinta. Sebab cinta dan asmara satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan. Sejarah mencatat awal mula manusia berbuat dosa, dan manusia mendapat sanksi oleh tuhanya atas perbuatan tersebut adalah dampak dari menuruti hawa nafsunya yang didorong atas nama cinta. Dalam perspektif agama samawi kejatuhan manusia di muka bumi ini di awali dari cinta . Adam dan Hawa dua sosok yang sedang jatuh cinta menikmati Surya-Nya. Adam Mengikuti langkah Iblis atas dasar perintah kekasihnya Hawa. Cinta menjadi pokok dan sumber masaalah jika salah di pahami dan di aplikasikan dalam kehidupan nyata. Banyak pandangan para ahli tentang cinta namun penulis lebih sependapat dengan Ibnu Qayyim bahwa cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan sesuatu melainkan menambah kabur atau tidak jelas berarti definisinya adalah cinta itu sendiri


Dalam buku The Art Of Loving karya Erich Fromm mengklasifikasikan 5 objek cinta 

yaitu :Cinta persaudaraan: cinta terhadap sesama manusia, cinta terhadap orang miskin, menderita, terancam. cinta keibuan: hakikat cinta keibuan adalah pemeliharaan dan pertumbuhan anak, dan keharusan untuk keterpisahanberbeda pada cinta erotis, dua orang yang berpisah menjadi satu dalam keibuan dua orang yang bersatu lalu berpisah. Cinta erotis: mendambakan peleburan, penyatuan dengan pribadi lain serta eksulisif, tidak universal, mudah terpedaya oleh keinginan seksual serta berawal dari impresi jatuh cinta, runtuhnya batas diantara dua orang yang semula asing, selanjutnnya yang asing itu menjadi intim . Cinta diri: cintailah sesamamu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri menunjukan bahwa sebelum mencintai sesama harus punya cinta terhadap diri sendiri. Adapun Cinta Tuhan seperti kebutuhan akan keteropisahan,dambaan akan pengalaman penyatuan, anugrah dan inayah, yang kemudian disebut manusia iman. 


Cinta yang dipahami oleh sebagian anak muda adalah tentang cinta erotis. Cinta lawan jenis (Heteroseksual). Ataupun sesama jenis (guy, lesbian).

Sebagai makhluk tuhan yang di ciptakan dengan kesempurnaan di antara makhluk ciptaan di bumi lainya, dengan standard paripurna atas ciptaan itu adalah akal, akal inilah kemudian yang menafsirkan atas persepsi yang ia lihat dari realitas kehidupan ini . maka dalam konteks cinta perasaanlah yang menghadirkan cinta. Akal hanyalah pemicu dalam menghadirkan cinta, peran hati atau perasaan sangat besar sehingga tidak salah kemudian pepatah mengatakan “cinta datangnya dari mana, dari mata turun ke hati”


Perempuan Adalah Malapetaka


Jika kita membaca cerita metafor seperti yang di gambarkan manusia pertama kali melakukan dosa pertama dengan menerima konsekuensi atas perbuatan itu lalu nabi adam di usir dari surga dan diturunkan ke bumi. Skenario itu perempuan berperan penting proses turunya manusia di bumi. Seandainya perempuan pertama Hawa dapat menolak ajakan Adam yang berasal dari skema politisasi iblis untuk memakan buah khuldi, mungkin saja manusia hari ini masih berada di surga-Nya. Namun sekali lagi cerita itu hanyalah metafor dan penganalogian. Nah menurut hemat penulis di sini awal mula perempuan menjadi malapetaka. Pada sisi lain bible juga berbicara tentang perempuan kaitanya dengan sejarah Hawa (eva) sebagai sosok yang merayu adam untuk berbuat dosa . Bahkan dalam perspektif hukum setiap kejahatan perempuan terdapat peran di belakangnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun