Mohon tunggu...
iwan dakh
iwan dakh Mohon Tunggu... -

??????

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nyali

19 November 2009   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyali atau keberanian sangat
penting dalam menjalani hidup ini. Mengapa? Karena kita punya banyak keinginan!
Dan kita butuh keberanian untuk mewujudkan keinginan kita! Karena kita punya idealisme! Dan kita butuh
keberanian untuk merealisasikannya! Karena banyak sekali penyimpangan dari
hukum yang semestinya diterapkan! Dan untuk meluruskannya kita memerlukan
keberanian yang luar biasa!

Suatu malam, dalam perjalanan
menuju Solo dari stasion Senen, Jakarta, saya berkenalan dengan seorang
laki-laki yang duduk di sebelah saya, sebut saja namanya Mas Budi (bukan nama
sebenarnya) yang usianya tidak jauh di atas saya. Mas Budi bersama
saudara-saudaranya pulang dari menghadiri pernikahan saudara laki-lakinya di
Jakarta.

Ketika Senja Utama Solo berhenti
di stasion Cirebon, Mas Budi membeli segelas kopi susu yang ditawarkan oleh
seorang laki-laki berkemeja rapi. Mas Budi mengeluarkan uang dua puluh ribuan,
laki-laki berkemeja rapi itu mengatakan bahwa kembaliannya nanti dan pergi
meninggalkan kami untuk menjajakan berbagai minuman yang dibawanya dengan
nampan. Kami pun kembali dengan obrolan kami yang sesekali diselingi seruputan
kopi susu Mas Budi.

Setelah kereta jauh meninggalkan
stasion Cirebon, datang seorang laki-laki –lain-- yang juga berkemeja rapi mengambil
gelas kopi susu yang beberapa saat lalu sudah kosong.

“Mas, kembaliannya mana? Tadi
uangnya dua puluh ribu.” Tanya Mas Budi kepada laki-laki berkemeja rapi
tersebut.

“Lho! Mas bayar dua puluh ribu?!”
Tanya laki-laki itu dengan wajah heran.

“Iya!” Jawab Mas Budi singkat.

“Emang tadi beli di mana?”

“Pas kereta berhenti di Cirebon.”

”Wah… Mas tadi kena tipu. Itu
pasti preman Cirebon yang masuk kereta nawarin kopi susu ke Mas. Liat aja, kalo
dari restorasi kereta ini, tutup gelasnya terbuat dari stenlees, tapi ini dari
plastik.” Jawab petugas restorasi.

Di kantung kemih saya ada air yang
tak bisa dibendung lagi. Saya pun pergi ke toilet meninggalkan pembicaran
antara Mas Budi dengan petugas restorasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun