Mengenakan setelan jas, berdandan rapi, dan mengumbar senyuman manis. Satu hal yang berkeb alikan dengan acara yang ia hadiri. Acara perpisahan sekolah, yang tentu mengundang tangis dan air mata.
Acara wisuda dan syukuran perpisahan di SMA Plus Muthahhari senantiasa menyodorkan mata acara ini. Pidato dalam 7 bahasa yang disampaikan para siswa senantiasa ditunggu.Â
Inilah acara khas wisuda yang boleh jadi tak banyak diadakan, untuk tidak mengatakannya satu-satunya, di sekolah setingkat SMA.
Pidato dalam 7 bahasa bukan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Namun kami merasa telah menciptakan keajaiban tersendiri.Â
Selalu kami merasa bila mereka bertutur bahasa-bahasa itu jauh melampaui ekspektasi kami. Dalam bertutur, mereka mengembangkan potensinya dengan luar biasa.
Bahasa Arab, Inggris, Jepang, Parsi, Jerman dan Perancis adalah bahasa-bahasa yang kami selenggarakan sebagai pelajaran ekstra kurikuler. Para murid mengikutinya sejak dari kelas X. Mereka diberi kebebasan untuk memilih dan berganti pilihan pada setiap akhir semester.
Saat acara wisuda, mereka diperkenankan untuk mengungkapkan kata-kata terakhirnya dalam bahasa-bahasa tersebut. Bahasa boleh berbeda.Â
Budaya penutur bahas pun tentu berlainan. Namun ungkapan perasaan menghadapi peristiwa perpisahan memilki benang merah yang sama.Â
Dalam keragaman bahasa, mereka mengungkapkan rasa sedihnya pada sekolah; Terima kasihnya pada tempat menuntut ilmu dan belajar tentang kehidupan; juga tentang indahnya jalinan persahabatan dan pertemanan.Â
Wisuda bukan langkah terakhir. Ia awal untuk menapaki babak baru kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H