Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyapa Alam dengan Berkemah

31 Mei 2023   10:32 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:56 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menikmati sajian (dokpri)

Athaya menginstruksikan agar jalan di tempat. Namun Andy, yang berdiri di baris terdepan, mengayunkan kakinya ke depan. Ia melangkah dengan tegap. Gelak tawa seketika pecah dari para instruktur yang menyaksikan adegan "lucu" tersebut. Kelompok putri menambah keunggulan menjadi 3 -- 1.

Lomba Memasak

Gerakan Pramuka menekankan sikap mandiri. Anggota Pramuka dituntut untuk dapat melayani diri sendiri. Setelah itu membantu melayani orang lain. Sikap mandiri terwujud dalam kegiatan memasak. Menyediakan persediaan makanan bagi anggota kelompok masing-masing.

Selepas menjalankan shalat Maghrib, Hasan telah siap di arena lomba memasak. Begitu pula dengan Hanna dan Nargis di kelompok putri. Ikut berlomba pula Rico. Lomba memasak diadakan menjelang waktu makan. Setiap kelompok menunjuk anggotanya, bergantian menjadi wakil mereka jadi juru masak. Diharapkan dengan lomba ini, mereka menyajikan makanan yang memenuhi unsur kecukupan gizi. Keseimbangan antara sayur dan lauk lainnya. Serta tingkat kematangan sajian. Para instruktur ingin memastikan setiap peserta kemah mendapat ransum makanan yang tak sekadar "asal matang".

menerima materi pelajaran (dokpri)
menerima materi pelajaran (dokpri)

Mereka bersiap mengolah menu tumis kangkung, dadar telor, dan goreng tempe. Waktu yang disediakan selama tiga puluh menit. Masing-masing peserta mengambil ancang-ancang, dan go.. Lomba dimulai.  

Hasan terlihat tenang. Ia seperti telah terbiasa dengan menu empat sehat lima sempurna minus susu itu. Ia meracik bumbu di atas talenan darurat berupa piring yang di balik. Ia mengiris bawang merah, bawang putih, tomat, dan seruas jari jahe. Potongan kangkung ia sisishkan dalam piring yang lain. Dan sreng...sreng.., ia menumpahkan potongan bumbu ke dalam wajan kecil. Semerbak harum memenuhi pelataran tenda besar para Pembina, tempat lomba dilangsungkan.

Di samping Hasan, terlihat Andy memotong-motong tempe dengan sendok. Ia mengaku kelompoknya lupa membawa pisau. Sementara untuk meminjam, peranti itu sedang dipakai oleh kelompok-kelompok lain. Jadilah ia memotong tempe ala manusia purba, yang menjadikan serpihan tulang sebagai alat pemotong.  

Dua perwakilan kelompok putri, Hanna dan Nargis kompak memasak olahan telur terlebih dahulu. Tanpa kesulitan Hanna memecahkan kulit telur dan menuangkannya dalam mangkuk kecil. Irisan bawang, garam, dan penyedap rasa ia tabur dalam mangkuk itu.  Segera ia menuang racikan telur ke atas wajan di atas kompor. Ia tersenyum, masakan siap untuk disajikan. Namun alamak, dadar telur buatannya kelewat matang. Satu sisi permukaannya berwarna hitam. Ia meletakkan sisi hitam itu di bagian bawah piring. Sekadar menyamarkan kelalaian kecil yang ia lakukan.

Tibalah waktu bersantap. Setelah melewati tahap penilaian, semua sajian dinikmati bersama. Hasan terlihat sumringah. Masakan buatannya dinikmati rekan satu kelompok dengan lahap. Basel yang berselera makan di atas rata-rata, makan dengan kekuatan penuh. Ia mengeduk tumis kangkung, tempe goring, dan dadar telur sampai tandas. Namun sebelum maksudnya terlaksana, Alif keburu mencegah, "Itu jatah gue. Woi!"

Suasana makan berlangsung tertib. Setiap kelompok mengawalinya dengan berdoa bersama. Tak sepatah kata keluar dari mulut mereka. Semua menikmati suasana. Menikmati makanan yang disajikan, betapa pun sederhana makanan itu. Mereka meresapi arti bersyukur pada Tuhan YME. Sungguh anugerah yang tak terkira dianugerahi badan yang sehat, raga yang kuat, sehingga dapat merasakan nikmatnya suap demi suap makanan yang tersaji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun