Sumedang tempat nan cantik. Berpuluh gunung, besar dan kecil mengepungnya. Gunung-gunung yang kokoh berdiri, mewarnai alam dengan keindahan, kesejukan, dan kesuburan. Tanah Sumedang yang subur menumbuhkan ragam pohon komoditas pertanian. Alam demikian murah hati di sini.
Kami bertandang ke Sumedang. Mencoba menyapa alam yang ramah itu. Dalam balutan kegiatan sekolah bertajuk Scouts Adventure Camp, saya beserta empat rekan guru menemani para siswa. Kami bermalam di tenda, mengecap suasana desa yang berada di ketinggian.
Mobil sewaan yang kami tumpangi melaju di jalan desa yang rata dan tidak cukup lebar. Kami susuri kelokan demi kelokan yang boleh disebut tajam. Raungan klakson acap terdengar dari kejauhan. Pertanda datangnya kendaraan dari arah depan. Saat berpapasan kendaraan saling menepi, saling memberi kelapangan dan kesempatan untuk melaju.
Di sisi kanan jalan, kami lihat dapuran pohon bambu. Atau bukit-bukit yang tampak menghijau. Sementara di sisi kiri kami menyaksikan lukisan alam yang menakjubkan. Lembah yang permai membentang sepanjang jalan. Di dasar lembah menghampar sawah dengan pohon padi berkelir kuning. Lanskap tanah yang tidak rata menjadikan deretan sawah membentuk tangga yang bertingkat. Hamparan yang menguning terpotong garis keperakan. Itulah liukan sungai yang mengalirkan airnya di setiap jengkal sawah. Â
Belum usai pemandangan alam yang sambung menyambung menyodorkan keindahan kami nikmati, kami telah sampai di tujuan. Desa Genteng, Kecamatan Tanjungsari, Kota Sumedang demikian nama lokasi yang kami datangi. Di sini kami mengisi hari selama tiga hari ke depan. Kami hendak berkemah dalam satu kegiatan Pramuka.
Mendirikan Tenda
Tiit, tiit, tiiiiiit. Peluit menjerit panjang ditiup Kak Mulyadi. Pertanda yang ia kirim agar setiap peserta menuju tanah lapang. Kami berlarian menuju titik kumpul, mengelilingi bendera Pramuka, Kitri, yang berkibar-kibar ditiup angin.
"Salam Pramuka. Adik-adik diberi waktu 10 menit untuk mendirikan tenda!"
Berhamburan peserta meninggalkan kumpulan, menuju tepi-tepi lapangan. Mereka berkelompok, masing-masing tiga orang, untuk mendirikan tenda. Menyiapkan ruang yang akan mereka tempati. Melindungi diri dari terpaan angin, panas, dan air saat hujan turun.
"Gua bingung, gimana merangkainya!" kata Bassel.